Internasional
Taliban Telah Janjikan Amnesti, Warga Tetap Ingin Pergi dari Afghanistan
Penguasa defacto Taliban telah menjanjikan amnesti kepada semua orang yang tetap tinggal di Afghanistan.
SERAMBINEWS.COM, KABUL - Penguasa defacto Taliban telah menjanjikan amnesti kepada semua orang yang tetap tinggal di Afghanistan.
Tetapi, banyak dari mereka yang putus asa tetap ingin keluar dari negaranya.
Seperti aktivis masyarakat sipil atau mereka yang telah bekerja untuk tentara Barat.
Termasuk, wanita yang takut kehilangan hak-hak yang diperoleh dengan susah payah.
Dilansir AP, Senin (30/8/2021), mereka tidak mempercayai janji Taliban.
Selain itu, kelompok bersenjata lainnya menimbulkan ancaman yang semakin besar.
Pekan lalu, serangan bom bunuh diri ISIS menewaskan lebih dari 180 orang di luar bandara Kabul.
Baca juga: Gadis Afghanistan Melompat-lompat di Landasan Bandara Belgia Viral
Proses evakuasi yang dipimpin AS telah dirusak oleh salah perhitungan dan kekacauan, dan itu meluas ke pangkalan al-Udeid di Qatar.
Hanggar di al-Udeid begitu penuh sesak.
Sehingga Amerika Serikat menghentikan penerbangan dari Kabul selama beberapa jam selama puncak upaya evakuasi pada 20 Agustus.
Negara-negara terdekat, seperti Bahrain dan Uni Emirat Arab, menerima beberapa ribu pengungsi untuk mengurangi tekanan pada pangkalan Amerika.
Di al-Udeid, keluarga Afghanistan yang dievakuasi oleh AS menunggu berjam-jam di hanggar yang berventilasi buruk.
Bahkan, udara lembab di tengah gurun dengan pendinginan yang tidak memadai.
Sebuah video yang diposting oleh The Washington Post menunjukkan ratusan pengungsi di satu hanggar dengan hanya satu toilet dan orang-orang tidur di tanah.
Baca juga: Taliban Mulai Tebar Ancaman ke Wanita Afghanistan
Qatar membangun rumah sakit darurat, tempat penampungan tambahan, dan kamar mandi portabel untuk membantu menutup celah.
Selain apa yang didistribusikan militer AS, militer Qatar membagikan 50.000 makanan sehari, dan lebih banyak lagi oleh badan amal lokal.
Qatar Airways juga telah menyediakan 10 pesawat untuk mengangkut para pengungsi dari ibu kotanya, Doha, ke negara lain.
Sekitar 20.000 pengungsi tetap berada di Qatar, beberapa berharap untuk pergi dalam hitungan minggu.
Tetapi, yang lainnya berharap dalam beberapa bulan mendatang saat menunggu pemukiman kembali di tempat lain.
Tujuh wanita Afghanistan telah melahirkan bayi sejak kedatangan mereka di Qatar.
Qatar hanya menyerap sejumlah kecil pengungsi, di antaranya sekelompok mahasiswi yang akan ditawari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Doha.
Qatar juga menampung beberapa pengungsi di fasilitas apartemen berperabot yang dibangun untuk Piala Dunia FIFA, yang akan dimainkan di Doha 2022.
Negara yang kaya energi merupakan negara kecil dengan 300.000 penduduk.
Baca juga: Pemimpin Baru ISIS-K, Shahab al-Muhajir Jadi Musuh Paling Diburu Taliban
Di mana pekerja asing atau ekspatriat dengan visa sementara, jauh melebihi jumlah penduduk lokal.
Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden secara pribadi menyatakan penghargaannya kepada Emir Tamim bin Hamad Al Thani (41) melalui telepon.
Biden mencatat pengangkutan udara yang dipimpin AS tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan Qatar yang memfasilitasi transfer ribuan orang setiap hari. .
Ini adalah jenis publisitas positif yang hampir tidak dapat dijamin oleh jutaan dolar As yang dihabiskan oleh negara-negara Teluk Arab untuk melobi AS.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/warga-afghanistan-mencoba-melarikan-diri.jpg)