Internasional
Sebagian Warga Kabul Lebih Takut Ekonomi Hancur, Daripada Tinju Taliban
Sebagian warga Kabul, Afghanistan menyatakan sangat khawatir atas perekonomian negaranya hancur. Bahkan, mereka tidak khawatir dengan tinju Taliban,
Lukisan-lukisan itu termasuk wanita yang menggendong anak kecil untuk mempromosikan perawatan kesehatan.
Juga ada bendera nasional Afghanistan bahkan salah satu pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, berpose dengan utusan perdamaian AS, Zalmay Khalilzad.
Tapi keputusasaan finansial sangat membebani kota.
Gaji sudah tidak dibayar.
Kementerian pemerintah yang mempekerjakan ratusan ribu orang hampir tidak beroperasi.
Bahkan ketika Taliban telah mendesak beberapa untuk kembali bekerja.
Di luar Bank Nasional Afghanistan, ribuan orang berbaris, lima dan enam baris, mencoba menarik uang.
Taliban membatasi penarikan mingguan hingga 200 dolar AS.
Noorullah, yang telah mengoperasikan toko perangkat keras selama 11 tahun, mengatakan tidak memiliki satu pelanggan pun sejak Taliban tiba pada 15 Agustus.
Dia mengatakan tidak dapat membayar sewa tokonya.
“Bank-bank tutup, semua orang yang punya uang lari dari negara ini,” katanya.
"Tidak ada yang membawa uang ke sini," tambahnya.
Noorullah mengatakan tidak memiliki kesempatan untuk pergi.
Dia tidak yakin akan pergi bahkan jika dia bisa.
Baca juga: Amerika Tarik Pasukannya, Taliban: Afganistan Sekarang Negara yang Bebas dan Berdaulat
Dia mengatakan jika ekonomi membaik, dia akan bertahan, bahkan dengan Taliban berkuasa.
"Saya lahir di sini," katanya.
"Saya tinggal di sini sepanjang hidup saya dan saya akan mati di sini," ujarnya.
Berkaca pada 20 tahun kehadiran militer AS, Noorullah mengaku kecewa.
"Amerika tidak melakukan pekerjaan dengan baik di sini," katanya.
“Mereka membiarkan korupsi tumbuh sampai tidak ada yang tersisa," tutupnya.(*)