Internasional

Sebagian Warga Kabul Lebih Takut Ekonomi Hancur, Daripada Tinju Taliban

Sebagian warga Kabul, Afghanistan menyatakan sangat khawatir atas perekonomian negaranya hancur. Bahkan, mereka tidak khawatir dengan tinju Taliban,

Editor: M Nur Pakar
AFP/WAKIL KOHSAR
Seorang pejuang Taliban berjalan dekat spanduk yang dirobohkan dari mendiang pemimpin Mujahidin Afghanistan Ahmed Shah Massoud (kanan) dan poster mantan presiden Afghanistan Ashraf Ghani (kiri) di Kabul, Selasa (31/8/2021). 

SERAMBINEWS.COM, KABUL - Sebagian warga Kabul, Afghanistan menyatakan sangat khawatir atas perekonomian negaranya hancur.

Bahkan, mereka tidak khawatir dengan tinju Taliban, penguasa defacto Taliban.

Dilansir AP, Selasa (31/8/2021), di sebuah restoran pizza di pusat kota Kabul, staf dan pelanggan sama-sama cemas tentang penguasa baru Taliban.

Beberapa, bagaimanapun, mengatakan lebih khawatir tentang keruntuhan ekonomi.

Mereka beralasan tidak akan mampu lagi memberi makan keluarga daripada harus menumbuhkan janggut panjang.

Dimana, sebuah praktik dari masa kekuasaan Taliban sebelumnya.

Yang lain takut akan masa depan anak-anak mereka.

Baca juga: Bentrokan Sengit Pecah di Lembah Panjshir, Delapan Anggota Taliban Tewas

Atau ketakutan oleh kepanikan yang diperlihatkan ketika puluhan ribu orang asing dan Afghanistan melarikan diri dengan angkutan udara raksasa selama dua minggu terakhir ini.

Dengan kendali penuh Taliban akan menjadi kenyataan dengan tenggat waktu Selasa (31/8/2021) untuk penarikan terakhir pasukan AS dari Afghanistan.

“Saya harus melarikan diri agar bisa memberi makan keluarga saya,” kata Mustafa.

Dia seorang pelayan di tempat makanan cepat saji terdekat yang datang ke restoran pizza untuk minum teh dan mengobrol dengan teman-teman di antara staf.

Mustafa, yang seperti kebanyakan orang di Afghanistan hanya menggunakan satu nama.

Dia mengatakan memiliki keluarga dengan 11 orang untuk mendukung dan mempermainkan gagasan mencari pekerjaan di negara tetangga Iran.

Dia mengatakan gajinya telah dipotong 75% menjadi kurang dari 50 dolar As per bulan sejak Taliban menyerbu Kabul, sehingga bisnis mengering.

Baca juga: Taliban Telah Janjikan Amnesti, Warga Tetap Ingin Pergi dari Afghanistan

Pemilik restoran pizza Mohammad Yaseen mengatakan penjualan harian telah anjlok, dan pada kecepatan ini, dia tidak akan mampu membayar sewa.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved