Virus Corona

Ada Varian Virus Corona Baru Bernama 'MU', WHO: Memiliki Mutasi Risiko Resistensi terhadap Vaksin

Varian MU, yang secara ilmiah dikenal sebagai B1621, telah diklasifikasikan sebagai "variant of interest”.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Joe Raedle/Getty Images/AFP
MIAMI, FLORIDA - 30 AGUSTUS: Seorang petugas kesehatan di tempat drive-thru 24 jam yang didirikan oleh Miami-Dade dan Nomi Health di Tropical Park melakukan tes COVID-19 pada 30 Agustus 2021 di Miami, Florida. 

Di Kolombia itu mencapai 39 persen, dan di Ekuador di mana prevalensinya mencapai 13 persen.

Ditemukan (lagi) Varian Baru

Dikutip dari Reuters, Ilmuwan Afrika Selatan telah mendeteksi varian Virus Corona baru dengan banyak mutasi.

Namun mereka belum menentukan apakah itu lebih menular atau mampu mengatasi kekebalan yang diberikan oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.

Varian baru, yang dikenal sebagai C.1.2, pertama kali terdeteksi pada bulan Mei dan kini telah menyebar ke sebagian besar provinsi Afrika Selatan dan ke tujuh negara lain di Afrika, Eropa, Asia dan Oseania.

Baca juga: Jadi Syarat SKD CPNS 2021,Begini Cara Cek Stok Vaksin Covid-19 di Masing-Masing Daerah Secara Online

Ini mengandung banyak mutasi yang terkait dengan varian lain dengan peningkatan penularan dan penurunan sensitivitas terhadap antibodi penetralisir.

Tetapi varian terjadi dalam campuran yang berbeda dan para ilmuwan belum yakin bagaimana varian itu mempengaruhi perilaku virus. 

Pengujian di laboratorium sedang dilakukan untuk menentukan seberapa bisa varian dinetralkan oleh antibodi.

Afrika Selatan adalah negara pertama yang mendeteksi varian Beta, satu dari hanya lima yang diberi label "perhatian (interest)" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Varian Delta di Aceh

Sebanyak 17 orang positif Covid-19 varian Delta di Aceh hasil sampel dari enam daerah di Aceh.

Keenam daerah itu, yakni Banda Aceh, Aceh Besar, Bireuen, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues. 

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Aceh, dr Hanif, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Sabtu (28/8/2021) malam.

Hanif mengaku prihatin dan gusar atas fakta tersebut, mengingat sampel yang diperiksa itu mayoritas diambil pada periode Mei dan Juni 2021.

"Artinya, kalau diambil dan diperiksa sampel setelah itu, katakanlah mulai medio Juli hingga minggu terakhir Agustus ini, diperkirakan varian Delta yang terdeteksi di seluruh Aceh bisa-bisa jauh lebih banyak lagi," kata Hanif.

Baca juga: Ilmuan Inggris Akan Bayar Rp 88 Juta Bagi yang Bersedia Terinfeksi Virus Corona Varian Delta

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved