Punya Sejarah Menyakitkan, Mengapa Rusia Bersikeras Ingin Jalin Hubungan Baik dengan Afghanistan?

setelah Taliban kembali menguasai Afghanistan, Rusia ingin mempertahankan hubungan dengan Afghanitan.

Editor: Amirullah
AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan virtual KTT G20 pada Minggu (22/11/2020). 

SERAMBINEWS.COM - Rusia tetap ingin menjalin hubungan baik dengan Afghanistan walaupun punya masa lalu kelam di negara itu.

Rusia memiliki sejarah yang bermasalah dan menyakitkan dengan Afghanistan, sebagai akibat dari invasi Uni Soviet ke negara itu pada tahun 1979.

Uni Soviet masuk ke dalam perang berdarah yang berlangsung sembilan tahun dan menelan korban hingga 15.000 personel Soviet.

Perang secara luas dianggap telah mempercepat akhir dari Uni Soviet, setidaknya sebagian, dengan menimbulkan kekecewaan terhadap para penguasanya.

Namun kini, setelah Taliban kembali menguasai Afghanistan, Rusia ingin mempertahankan hubungan dengan negara itu.

Rusia bersikeras akan mencari hubungan yang konstruktif dengan Taliban.

Rusia mengatakan pihaknya perlu mempertahankan "hubungan normal dengan pemerintah Afghanistan mana pun."

Melansir Express.co.uk, Rabu (1/9/2021), Zamir Kabul, Wakil Presiden Khusus untuk Afghanistan, membenarkan bahwa kedutaan Rusia akan terus "beroperasi secara aktif di Kabul."

Dia juga mengatakan masyarakat internasional harus menghormati nilai-nilai budaya dan agama yang ada di negara itu dan bahwa lembaga-lembaga tradisionalnya harus dianggap "demokratis bersyarat."

Komentar Kabul mencerminkan berlanjutnya pelunakan hubungan Moskow dengan Taliban.

Kremlin diam-diam telah membangun jembatan dengan para militan untuk beberapa waktu sekarang, meskipun Taliban masuk dalam daftar teroris dan organisasi terlarang Rusia sejak tahun 2003.

Para pemimpin Taliban juga telah beberapa kali melakukan perjalanan ke Moskow sejak 2018 untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Rusia.

Moskow ingin menjalin hubungan baik dengan Taliban Afghanistan untuk mengamankan perbatasan bagi sekutu Asia Tengahnya dan untuk menghentikan penyebaran terorisme dan perdagangan narkoba.

Bulan lalu, Kremlin dilaporkan menerima jaminan dari pimpinan militan bahwa mereka tidak akan mengancam mitra regional Rusia dan akan terus memerangi ISIS.

Presiden Putin mengatakan dia mengharapkan rezim baru untuk menepati janjinya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved