Punya Sejarah Menyakitkan, Mengapa Rusia Bersikeras Ingin Jalin Hubungan Baik dengan Afghanistan?

setelah Taliban kembali menguasai Afghanistan, Rusia ingin mempertahankan hubungan dengan Afghanitan.

Editor: Amirullah
AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan virtual KTT G20 pada Minggu (22/11/2020). 

"Penting untuk tidak membiarkan teroris menyebar ke negara-negara tetangga," katanya.

Namun, beberapa ahli Rusia skeptis tentang janji Taliban untuk memulihkan stabilitas di negara itu.

Andrei Kortunov, kepala think tank Dewan Urusan Internasional Rusia, percaya Taliban akan berjuang untuk memaksakan otoritas mereka di seluruh negeri, terutama di utara, dan itu dapat mengancam Rusia dan tetangganya.

"Mungkin, beberapa sel al-Qaeda, mungkin ISIS, yang berbasis di Afghanistan, akan memicu beberapa tindakan di Asia Tengah," katanya kepada BBC.

Selain itu, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga membahas Afghanistan pada Rabu (25/8/2021) melalui sambungan telepon.

Surat kabar People's Daily melaporkan, Xi menegaskan kembali posisi China yang tidak ikut campur dan menghormati kedaulatan serta kemerdekaan Afghanistan People's Daily juga mewartakan, Putin mengatakan kepada Xi bahwa Rusia memiliki posisi dan kepentingan yang sama dengan China di Afghanistan.

Moskwa diwartakan siap bekerja sama dengan Beijing untuk melindungi Afghanistan dari intervensi asing dan mencegah pasukan asing “mengganggu dan menghancurkan” negara tersebut.

Xi mendesak semua pihak di Afghanistan untuk membangun kerangka kerja politik yang terbuka dan inklusif, menerapkan kebijakan yang moderat dan stabil, serta memutuskan hubungan dengan semua kelompok teroris.

Putin mengatakan, Rusia juga ingin bekerja sama dengan China untuk memerangi terorisme dan penyelundupan obat-obatan terlarang serta mencegah risiko keamanan yang “meluap” dari Afghanistan.

Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul Punya Masa Lalu Kelam dan Menyakitkan di Afghanistan, Mengapa Rusia Ngotot Ingin Pertahankan Hubungan Baik dengan Afghanistan?

Baca juga: Cerita Jurnalis Wanita Pertama Afghanistan yang Wawancarai Pejabat Taliban, Begini Pengalamannya

Baca juga: Taliban Minta Dunia Buka Hubungan Baik, Siap Menjaga Kemerdekaan, Kebebasan dan Nilai-nilai Islami

Baca juga: Pertempuran Taliban dengan Kelompok Perlawanan di Lembah Panjshir, 41 Milisi Tewas dan 20 Disandera

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved