Internasional
Taliban Pergi dari Pintu ke Pintu, Mantan Pasukan Khusus Afghanistan Sebut Pembunuhan Tak Berhenti
Tentara Taliban dilaporkan pergi dari pintu ke pintu dan mengeksekusi orang yang pernah menjadi musuhnya. Warga menyatakan Taliban belum juga berhenti
SERAMBINEWS.COM, KABUL - Tentara Taliban dilaporkan pergi dari pintu ke pintu dan mengeksekusi orang yang pernah menjadi musuhnya.
Warga menyatakan Taliban belum juga berhenti membunuh warga.
Padahal, setelah Taliban merebut Afghanistan bulan lalu, kelompok itu mengeluarkan kata-kata damai.
Pada 17 Agustus 2021, juru bicara Taliban, Suhail Shaheen berbicara tentang babak baru di negara itu, dan akan memberi rakyat sejahtera.
Kemudian pada hari itu, juru bicara Taliban lainnya, Zabihullah Mujahid, mengklaim siapa pun yang melawan pihaknya akan diampuni.
Termasuk penerjemah dan kontraktor yang mendukung upaya sekutu pimpinan AS selama 20 tahun terakhir.
Baca juga: Taliban Tegaskan Tidak Akan Ada Wanita di Posisi Puncak Pemerintahan Baru Afghanistan
Dia berjanji Taliban berkomitmen pada hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Syariah.
Bahkan berkomitmen pada media yang bebas dan independen.
Dua minggu kemudian, laporan yang mengkhawatirkan telah muncul tentang aksi brutal Taliban di Afghanistan, lansir BBC, Jumat (3/9/2021).
Seorang mantan tentara pasukan khusus Afghanistan mengklaim sebanyak 15 rekannya telah terbunuh, memaksa dia dan keluarganya bersembunyi.
"Sejak Taliban berkuasa, mereka tidak berhenti membunuh," katanya kepada wartawan BBC pada Selasa (31/8/2021).
Prospek tampak sama suramnya bagi sekutu Barat seperti penerjemah yang tertinggal di Kabul saat pasukan dievakuasi dari negara itu.
The Daily Mail telah melaporkan tentara Taliban bersenjata pergi dari pintu ke pintu untuk mencari pengkhianat yang membantu Inggris.
Baca juga: Qatar Siap Bekerjasama dengan Taliban, Isolasi Dapat Menjadi Malapetaka Bagi Afghanistan
Seorang penerjemah, Kaleem, mengatakan kepada surat kabar itu:
"Tidak ada yang percaya kata-kata pengampunan Taliban."
"Kami telah menyediakan intelijen untuk memerangi mereka."
Kepergian Barat dari Afghanistan, dikonfirmasi pekan lalu.
Ketika presiden AS Joe Biden menolak memperpanjang batas waktu evakuasi 31 Agustus 2021.
Fox News melaporkan seorang pejabat AS mengatakan Taliban melakukan eksekusi dari pintu ke pintu dalam beberapa jam setelah penarikan pasukan AS.
Pada Sabtu (27/8/2021), ITV melaporkan contoh lain dari aturan brutal Taliban, menceritakan kisah seorang pria yang diperkosa dan dipukuli karena dia seorang gay.
Semua laporan ini seharusnya tidak mengejutkan, terlepas dari janji Taliban setelah merebut kekuasaan.
Pada 30 Juli 2021, beberapa minggu sebelum janji perdamaian Taliban, Lembaga Hak Asasi Manusia melaporkan menyerang kritikus.
Baca juga: Jaminan Taliban Belum Mampu Hilangkan Keraguan Warga Afghanistan
Meskipun mengklaim pejuang telah diperintahkan untuk bertindak dengan menahan diri.
Khasha Zwan termasuk di antara mereka yang dieksekusi setelah mengolok-olok para pemimpin Taliban.
“Pembunuhannya dan pelanggaran lainnya baru-baru ini menunjukkan komandan Taliban untuk menghancurkan bahkan kritik atau keberatan yang paling lembut sekalipun,” katanya.(*)