Internasional
Mantan Anggota ISIS Mengaku Bersalah, Ikut Berperan Penggal Kepala Warga AS
Empat mantan anggota ISIS berkewarnegaraan Inggris mengaku berslaah di ruang sidang federal AS, Jumat (3/9/2021).
SERAMBINEWS.COM, ALEXANDRIA - Empat mantan anggota ISIS berkewarnegaraan Inggris mengaku berslaah di ruang sidang federal AS, Jumat (3/9/2021).
Dia mengaku memainkan peran dalam skema ISIS untuk menyiksa, meminta tebusan, dan akhirnya memenggal kepala warga Amerika Serikat.
Alexanda Anon Kotey (37) mengaku bersalah atas semua delapan tuduhan terhadap dirinya pada sidang pembelaan di Pengadilan Distrik AS di Alexandria.
Tuduhan tersebut termasuk penyanderaan yang mengakibatkan kematian dan memberikan dukungan material kepada kelompok Negara Islam dari 2012 hingga 2015.
Dia mengaku bersalah sehubungan dengan kematian empat sandera Amerika - jurnalis James Foley, jurnalis Steven Sotloff dan pekerja bantuan Peter Kassig dan Kayla Mueller.
Serta warga negara Eropa dan Jepang yang juga ditawan.
Dilansir AP, Jumat (3/9/2021), Kotey merupakan satu dari empat anggota ISISI yang dijuluki "The Beatles" oleh tawanan mereka karena aksen Inggris mereka.
Dia dan pria lain, El Shafee Elsheikh, dibawa ke AS tahun lalu untuk menghadapi dakwaan.
Baca juga: Amerika Serikat Akan Berkoordinasi dengan Taliban, Tumpas ISIS di Afghanistan
Setelah AS meyakinkan Inggris bahwa kedua orang itu tidak akan menghadapi hukuman mati.
Elsheikh masih dijadwalkan untuk diadili pada Januari 2021.
Beatle ketiga, Mohammed Emwazi, juga dikenal sebagai “Jihadi John,” tewas dalam serangan pesawat tak berawak tahun 2015.
Anggota keempat menjalani hukuman penjara di Turki.
Kesepakatan pembelaan menetapkan hukuman minimum wajib seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.
Namun, setelah 15 tahun, dia akan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke Inggris untuk menghadapi kemungkinan tuduhan di sana.
Dalam kesepakatan pembelaan, dia mengakui hidup adalah hukuman yang pantas di Inggris juga.
Jika dia menerima hukuman kurang dari seumur hidup di sana, kesepakatan itu mengharuskan dia menjalani sisa hukuman seumur hidupnya.
Baik di Inggris jika negara itu akan melakukannya, atau dipindahkan kembali ke AS untuk menjalani hukuman seumur hidup. .
Kesepakatan itu juga mengharuskan dia untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dan menjawab pertanyaan tentang waktunya di kelompok Negara Islam.
Namun, dia tidak akan diminta untuk bersaksi di pengadilan Elsheikh.
Kesepakatan itu juga mengharuskan dia untuk bertemu dengan keluarga korban jika mereka memintanya.
Kotey memberikan penjelasan yang agak rinci tentang waktunya di Negara Islam.
Baca juga: Presiden Joe Biden Tegaskan Serangan ke ISIS-K di Afghanistan Belum Selesai
Ketika Hakim Distrik AS TS Ellis memintanya untuk menjelaskan dengan kata-katanya sendiri apa yang telah dia lakukan.
Dia mengatakan melakukan perjalanan ke Suriah untuk terlibat dalam perang militer melawan pasukan Suriah Bashar Assad.
Dia akhirnya berjanji setia kepada pemimpin Negara Islam, Abu Bakr al-Baghdadi.
“Saya menerima, saya akan dianggap sebagai seorang radikal yang memiliki pandangan ekstremis,” katanya.
Dia mengakui telah berpartisipasi dalam operasi penangkapan dan penahanan untuk menculik Foley dan sandera Barat lainnya.
Dia juga memimpin upaya untuk mendapatkan uang tebusan.
Dia menggambarkan tindakan kekerasan yang dilakukan pada para sandera sebagai bagian penting.
Untuk menjaga mereka tetap sejalan dan membujuk pemerintah Barat untuk membayar uang tebusan.
Pada tahun-tahun setelah para sandera terbunuh, dia mengisi banyak peran dalam ISIS.
Termasuk sebagai penembak jitu dan direktur kamp pelatihan pasukan khusus.
Jaksa Dennis Fitzpatrick mengatakan Kotey, Elsheikh dan Emwazi semuanya berteman di usia muda di London, di mana mereka menjadi radikal.
Baca juga: Pasukan Pakistan GerebekPersembunyian ISIS, 11 Militan Ditembak Mati
Raj Parekh, penjabat Jaksa AS Distrik Timur Virginia, anggota tim penuntut kasus Kotey dan Elsheikh, mengatakan kasus difokuskan pada para korban dan keluarga mereka.
“Ketangguhan, keberanian, dan ketekunan mereka telah memastikan teror akan berakhir," katanya.
"Keadilan, dan kemanusiaan yang diterima terdakwa di Amerika Serikat sangat kontras dengan kekejaman, ketidakmanusiawian, dan kekerasan tanpa pandang bulu yang digembar-gemborkan oleh para terdakwa. organisasi teroris yang dia dukung,” kata Parekh.
Mueller juga diperkosa oleh pemimpin Negara Islam, Abu Bakr al-Baghdadi, menurut dakwaan. Al-Baghdadi dibunuh oleh pasukan AS di Suriah pada 2019.
Kotey dan Elsheikh ditangkap di Suriah pada 2018 oleh Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS ketika mencoba melarikan diri ke Turki.
Anggota keluarga dari keempat korban menghadiri sidang Kamis dan berdiri di luar gedung pengadilan.
Mereka akan memiliki kesempatan untuk berbicara di vonis resmi Kotey pada 4 Maret 2021.
Baca juga: Inggris Bersiap Gempur ISIS di Afghanistan, Balas Serangan Roket ke Bandara Kabul
Ibu James Foley, Diane, mengatakan berterima kasih atas vonis tersebut dan memuji jaksa karena mendapatkan penjelasan rinci tentang kesalahan Kotey.
"Pertanggungjawaban ini penting jika negara kita ingin mencegah penyanderaan," katanya.
Diane Foley juga meminta pemerintah AS untuk memprioritaskan kembalinya semua orang Amerika yang ditahan di luar negeri.(*)