Timor Leste
Ini Alasan Timor Leste Tak Kunjung Jadi Anggota ASEAN, Walau Sudah Lama Memohon & Penuhi Persyaratan
Namun, Singapura khawatir penerimaan Timor-Leste dapat menguras sumber daya ASEAN yang terbatas untuk membantu menjembatani kesenjangan pembangunan di
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Timor Leste secara geografis brada di kawasan Asia Tenggara.
Meski demikian, Timor Leste sampai saat ini belum juga menjadi anggota Association of Southeast Asian Nations atau disingkat sebagai ASEAN.
Padahal, Timor Leste sudah sejak lama mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan untuk bisa bergabung menjadi anggota ASEAN.
Mengapa demikian?
Mengutip situs Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia, ASEAN merupakan sebuah organisasi internasional yang menaungi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
ASEAN dibentuk melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand oleh lima negara pendiri.
Kelima negara itu ialah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Baca juga: Tak Kunjung Sejahtera, Timor Leste Kini Siap-siap Diperas Usai Tergiur Proyek Sumur Buffalo-10
Baca juga: Pante Macassar, Saksi Sejarah Lahirnya Timor Leste, Daerah Kecil yang Terkurung Wilayah Indonesia
Selanjutnya, anggota ASEAN bertambah setelah lima negara lainnya yang ada di kawasan Asia Tenggara ikut bergabung.
Secara berturut-turut, kelima negara itu ialah Brunei Darussalam (1984), Vietnam (1995), Laos (1997), Myanmar (1997) dan Kamboja (1999).
Setelah Kamboja ikut bergabung, sampai saat ini total anggota ASEAN masih terdiri dari 10 negara.
Sementara Timor Leste, sampai sekarang ini masih belum juga berhasil bergabung dan menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang bukan anggota ASEAN.
Mengutip Instisari Online, Minggu (5/9/2021), Timor Leste sebenarnya sudah mengajukan permohonan resmi untuk bergabung dengan organisasi itu sejak 2011.
Mereka juga telah menyetujui perjanjian persahabatan dan kerja sama.
Bahkan mendirikan kedutaan besar di semua negara anggota ASEAN.
Meski telah memenuhi persyaratan dasar aksesi, nyatanya negara tersebut tak kunjung mendapat aksesi keanggotaan ASEAN.
Ambisi Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN cukup tinggi, namun banyak alasan mengapa negara tersebut tak kunjung menjadi bagian dari ASEAN.
Baca juga: Sudah Merdeka dari RI, Bagaimana Nasib Bahasa Indonesia di Timor Leste
Apa saja alasannya?
Terbatas sumber daya dan keuangan
Keterbatasan sumber daya merupakan masalah utama Timor Leste belum juga menjadi Anggota ASEAN.
Bukan hanya dari segi ekonomi, negara kecil ini juga memiliki kendala pada sumber daya manusia.
Intisari Online pada 15 Oktober 2020 menyebutkan, secara ekonomi PDB Timor Leste sekitar 1.442 miliar dollar AS, jauh lebih rendah daripada Singapura, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Sekitar 90 persen di antaranya pendapatan Timor Leste berasal dari minyak dan gas nasional, yang diprediksi akan kering tahun 2022.
Tetapi, Timor Leste memiliki keterbatasan ekonomi yang tidak terdisversifikasi serta ketergantungan pada impor secara luas.
Negara ini menyadari, jika bergabung dengan ASEAN, artinya akses ke pasar bebas dan pergerakan bebas di Asia Tenggara.
Ini dipandang menguntungkan karena bisa mendorong industri Timor Leste.
Baca juga: Rakyat Timor Leste Bocorkan Borok Pemerintahnya, Sebut Mereka Berkhianat Sejak Merdeka dari RI
Akan tetapi, Timor Leste juga punya keterbatasan sumber daya.
Singapura, yang secara ekonomi merupakan anggota terkuat ASEAN, juga merupakan negara kecil.
Kebijakan luar negerinya pun secara komitmen akan membantu negara-negara kecil lainnya.
Namun, Singapura khawatir penerimaan Timor-Leste dapat menguras sumber daya ASEAN yang terbatas untuk membantu menjembatani kesenjangan pembangunan di antara anggota ASEAN.
Komitmen ASEAN mengamanatkan membantu negara-negara anggota secara ekonomi dan teknis untuk pembangunan mereka.
Singapura menyatakan keprihatinannya, bahwa anggota baru dengan keterbatasan ekonomi dapat menghambat kemajuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Meski PDB Timor Leste meningkat setiap tahun sejak kemerdekaannya, Singapura khawatir keanggotaan Timor Leste menjadi beban keuangan bagi negara itu.
Kurang infrastuktur
Kurangnya infrastruktur juga jadi masalah lain yang sering diidentifikasi.
Ini dapat dikaitkan dengan perjalanan Timor Leste menunju kemerdekaan yang diwarnai berbagai kekacauan, sehingga mempengaruhi kondisinya saat ini.
Setelah milisi dan pasukan keamanan Indonesia menarik diri dari negara pada akhir September 1999, infrastruktur negara hancur.
Lembaga pemerintah dan pemerintahan negara ini sempat berhenti berfungsi.
Namun dengan bantuan bantuan dari negara-negara seperti Australia, Portugal, Jepang dan Cina, negara ini perlahan-lahan membangun infrastruktur fisik dan administratifnya.
Hubungan Internasional
Kemerdekaan Timor Leste yang bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), diakui internasional pada 2002, sebagaimana dimuat Intisari Online 28 Agustus 2021.
Sementara tanggal 20 Mei 2002 menjadi hari kemerdekaannya, setelah referendum yang digelar pada 1999.
Sehingga, Timor Leste menjadi negara termuda di kawasan Asia Tenggara dan juga salah satu negara paling muda di dunia.
Setelah ratusan tahun dijajah Portugis, Timor Leste juga sempat dikuasai Jepang di akhir Perang Dunia II.
Terakhir, wilayah ini diinvasi Indonesia pada tahun 1975, yang kemudian menjadikannya provinsi termuda RI saat itu.
Baca juga: Ekonominya Makin Terpuruk, Timor Leste Ungkap Alasan Tak Ingin Gabung Lagi dengan Indonesia
Kurang lebih selama 24 tahun berintegrasi dengan Indonesia, akhirnya Timor Leste melepaskan diri dengan hasil referendum menunjukkan mayoritas pemilih menginginkan kemerdekaan.
Perjalanan Timor Leste menunju kemerdekaan diwarnai berbagai kekacauan, yang tak lepas mempengaruhi kondisinya saat ini.
Infrastruktur negara hancur serta lembaga pemerintah dan pemerintahan sempat berhenti berfungsi.
Dengan bantuan bantuan dari negara-negara seperti Australia, Portugal, Jepang dan Cina, negara ini memang bperlahan-lahan membangun infrastruktur fisik dan administratifnya.
Ia juga menghidupkan kembali hubungannya dengan Portugal.
Banyak elit lokal yang merupakan bagian dari proses pembangunan negara dididik atau hidup di pengasingan di Portugal.
Keberpihakan Timor Leste ke negara-negara Lusophone seperti itu telah menuai kritik dari anggota ASEAN di masa lalu.
Para sarjana hubungan internasional mencatat pentingnya penyelarasan negara-negara kecil dengan negara-negara besar (dalam hubungan internasional dan bukan berdasarkan ukuran geografis) untuk keberadaan mereka.
Dalam kasus saat Timor Leste yang baru berusia 15 tahun, pengesahan dari negara-negara yang lebih kuat sangat penting untuk kedaulatan dan keberadaan internasionalnya.
Keterlibatan dengan Australia atau Portugal dalam hal bantuan dan bantuan teknis memberikan kesempatan yang sangat penting bagi diplomasi Timor Leste.
Namun akibatnya, negara ini menemui jalan buntu dengan tetangga terdekatnya.
Sementara itu, baru-baru ini berpihaknya Timor Leste bersama Kamboja untuk abstain dari pemungutan suara yang mengutuk junta militer Myanmar, dianggap dapat mengarah pada hasil yang tidak menguntungkan bagi usaha Timor Leste bergabung dengan ASEAN.
(Serambinews.com/Yeni Hardika/Intisari Online/Khaerunisa/Afif Khoirul M)