Fakta-fakta Isu Pemakzulan Gus Yahya, Drituduh Pro Zionis, Ngaku Bertemu Netanyahu Demi Palestina
Inilah fakta-fakta konflik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Gus Yahya mengaku pernah bertemu Netanyahu demi Palestina.
Ringkasan Berita:
- Undangan Peter Berkowitz ke UI dan acara PBNU memunculkan tudingan kedekatan Gus Yahya dengan agenda Zionisme.
- Katib Aam PBNU menegaskan tidak ada proses pemakzulan maupun desakan pengunduran diri.
- Gus Yahya mengaku pernah bertemu Netanyahu pada 2018 sebagai upaya diplomasi membela Palestina, bukan bentuk dukungan pada Israel.
SERAMBINEWS.COM - Gejolak melanda PBNU setelah isu pemakzulan Ketua Umum Gus Yahya Cholil Staquf mencuat ke permukaan.
Polemik bermula dari undangan terhadap Peter Berkowitz tokoh yang dikenal pro-Israel ke Universitas Indonesia, yang memicu tudingan bahwa Gus Yahya memiliki kedekatan dengan agenda Zionisme.
Di tengah tekanan dan kritik, Gus Yahya menegaskan bahwa langkah-langkahnya justru bertujuan memperjuangkan Palestina, bahkan mengaku pernah bertemu langsung dengan Benjamin Netanyahu untuk kepentingan diplomasi tersebut.
Gus Yahya diketahui saat ini punya dua jabatan di PBNU. Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) dan Ketum PBNU.
Petisi untuk Copot Gus Yahya dari Ketua MWA UI
Pada September 2025, muncul petisi Gus Yahya untuk dicopot dari posisi Ketua MWA UI buntut kehadiran akademisi Amerika Serikat (AS) pro-Israel atau Zionis, Peter Berkowitz, dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) UI pada 23 Agustus 2025.
Selain itu, Peter Berkowitz juga diundang sebagai pemateri dakan acara Akademi Kepemimpinan Nasional yang digelar PBNU tanggal 15 Agustus 2025.
Baca juga: Update Cuaca 24 November: Siang Berawan, Malam Hujan Ringan di Meulaboh
Adapun petisi tersebut dibuat oleh Komunitas UI Student for Justice in Palestine lewat situs change.org pada 12 September 2025 dan telah ditandatangani oleh ribuan orang.
Saat itu, Gus Yahya disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hadirnya Peter Berkowitz.
Sejatinya, Gus Yahya sudah meminta maaf kepada civitas UI karena mengundang Peter Berkowitz pada akhir Agustus 2025 dan mengaku khilaf karena tidak mencermati latar belakangnya terlebih dahulu.
Selain itu, tokoh agama kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966 tersebut menyatakan PBNU tidak pernah mengubah sikap dalam mendukung perjuangan Palestina sekaligus mendukung segala upaya dalam menghentikan genosida.
Namun, dalam petisi Komunitas UI Student for Justice in Palestine, permintaan maaf dinilai tidak cukup.
"Setelah dilacak lebih lanjut melalui liputan media Tempo pada 31 Agustus 2025, dikonfirmasi bahwa Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merupakan orang yang bertanggung jawab atas pengundangan Berkowitz," bunyi petisi tersebut.
“Konsekuensinya tidak bisa diselesaikan hanya dengan permintaan maaf,” demikian salah satu butir dalam petisi.
Diketahui, petisi desakan ini muncul hanya hampir 1,5 tahun setelah Gus Yahya ditunjuk sebagai Ketua MWA UI.
| Update Cuaca 24 November: Siang Berawan, Malam Hujan Ringan di Meulaboh |
|
|---|
| Bikin Badan Hangat saat Musim Hujan, Resep Golden Milk Turmeric Latte ala JSR dr Zaidul Akbar |
|
|---|
| IAIN Langsa Tandatangani MoU dengan Lintas Perguruan Tinggi pada 4th CORROLA di Bali |
|
|---|
| Terungkap Dosen Levi Mengidolakan Polisi, Mantannya Juga Polisi, Rekan Pernah Ingatkan Hati-hati |
|
|---|
| Wabup Gayo Lues Minta Penilaian Gammawar Dilakukan dengan Hati, Singah Mulo Pamerkan Produk Unggulan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/TIDAK-MUNDUR-KH-Yahya-Cholil-Staquf.jpg)