Surat 'Keramat' dari Gubernur Ibrahim Hasan Membawa Sakum Nugroho ke Persiraja
Ya, saat itu, Lantak Laju harus terjun bebas ke divisi I setelah lama bermukim di kompetisi elit divisi utama.
Penulis: Imran Thayib | Editor: Imran Thayib
“Saat berada di Lhokseumawe, saya bertemu Sakum di Stadion Rawa Sakti. Di situ, saya tanya apa mau gabung Persiraja,” cerita Hermansyah.
Ketika itu, Sakum Nugroho baru pindah kerja dari Sumut ke sebuah bank di Lhokseumawe.
Akhirnya, pengurus sepakat untuk merekrut Sakum.
Ternyata, dalam proses permintaan Sakum kepada tempat kerjanya, pengurus Persiraja juga meminta dukungan dari Gubernur Aceh, Prof Dr Ibrahim Hassan MBA.
“Oleh pak gubernur, dibuatlah surat ke bank tempat Sakum bekerja,” ucapnya.
Setelah menerima surat dari Ibrahim Hassan, maka berangkatlah Rustam Effendi, HT Hermansyah, dan seorang pengurus Persiraja, Abdullah Papi ke Lhokseumawe.
“Di sana, pimpinan bank itu sempat ragu dengan surat yang kami bawa. Meski surat itu dari Gubernur Aceh, mereka masih meneliti apa surat itu palsu,” kata Hermansyah sembari tersenyum mengingat kejadian itu.
Ternyata, usaha keras mereka dengan surat ‘keramat’ Gubernur Ibrahim Hasan membuahkan hasil.
“Bank tempat Sakum bekerja membolehkan dia pindah ke Banda Aceh sekaligus gabung bersama Persiraja,” pungkas Hermansyah.
Baca juga: Konglomerat Kaharudin Ongko Dipanggil Satgas BLBI, Wajib Kembalikan Uang Negara Rp 8,2 Triliun
Baca juga: Satgas Nemangkawi Tangkap Penyuplai Dana dan Senjata ke KKB Papua, 3 Pucuk Senpi Disita
Baca juga: Tak Untung, Orang Terkaya di Dunia Asal Prancis Bernard Arnault Jual Seluruh Sahamnya di Carrefour
Baca juga: AFK Aceh Barat Layangkan Surat Protes ke Asprov Futsal Aceh
Promosi ke Divisi Utama
Stadion Mandala Krida Yogyakarta menjadi saksi perjalanan sejarah panjang Persiraja di blantika sepakbola nasional.
Di sana, Lantak Laju kembali promosi ke divisi utama pada musim 1991/1992 dari divisi I.
Selain Persiraja, terdapat PS Bengkulu, PSIM Yogyakarta, dan PSIR Rembang yang kembali ke kompetisi tertinggi di Tanah Air saat itu.
Salah satu bintang ketika itu bernama Sakum Nugroho.
Pemain asal Medan tersebut memiliki peran penting dalam tim yang dilatih Parlin Siagian.