Surat 'Keramat' Ibrahim Hasan, Promosi ke Divisi Utama, Hingga Pengabdian untuk Umat

Dia salah satu pemain yang memiliki kontribusi membawa Persiraja kembali promosi ke divisi utama

Editor: bakri
FOTO FACEBOOK BUNG OPET
Almarhum Sakum Nugroho dalam posisi jongkok (ketiga dari kiri) saat bersama Tim Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya (PSMS) tahun 1982-1983. 

* Kenangan Sakum Nugroho di Persiraja

Bagi suporter Persiraja dan pecinta sepakbola di Aceh, nama Sakum Nugroho selalu diingat. Dia salah satu pemain yang memiliki kontribusi membawa Persiraja kembali promosi ke divisi utama pada musim 1991/1992 dari divisi I. Nama besarnya di blantika sepak bola nasional dia lepas demi pengabdian totalnya kepada masyarakat sebagai tukang gali kubur. Sabtu (3/9/2021), mantan bintang Persiraja era 90-an meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

MUSIM 1986/1987 menjadi catatan sejarah buruk bagi perjalanan bonden Kutaraja, Persiraja Banda Aceh. Saat itu, Lantak Laju harus terjun bebas ke divisi I setelah lama bermukim di kompetisi elit divisi utama.

Nah, setelah lama berwara-wiri di kompetisi I PSSI, akhirnya Persiraja bertekad kembali ke divisi utama. Ketua Umum Persiraja, Ir H Iskandar Husein bersama pengurus menyusun program.

Rustam Effendy alias Papi Rustam (almarhum) diberi kepercayaan menjadi manajer Persiraja. Sementara Teuku Hermansyah diangkat sebagai wakil manajer. Mantan bintang PSMS Medan, Parlin Siagian didapuk menjadi arsitek Lantak Laju di divisi I.

Guna mencapai target kembali promosi, Persiraja memburu pemain terbaik di seluruh Aceh. Nama-nama beken semisal Dahlan Jalil, Mustafa Jalil, Abdurrahman, Anwar, Zarmansyah alias Tompi, Samsul Bahri (almarhum), dan A Gamal (almarhum) diboyong ke Stadion H Dimurthala. Selain itu, ada juga Ramadana, Azwandin Lubis, Taufik Azhari, Taufik Junianto hingga Mashuri (almarhum), Lampineung.

“Sebagai wakil manajer, saya diberikan tugas untuk mencari pemain di seluruh Aceh. Makanya, saya harus berwara-wiri mulai dari Medan ,” kenang mantan pemain Persiraja, H Teuku Hermansyah kepada Serambi, Minggu (5/9/2021).

Akhirnya, Persiraja memutuskan untuk pemusatan latihan di Kota Medan. Punggawa Lantak Laju menginap di asrama haji, sementara latihan di Lapangan Paskhas. Ternyata, ungkap Hermansyah, dalam perjalanan tim dan Parlin Siagian masih butuh pemain.

“Saat berada di Lhokseumawe, saya bertemu Sakum di Stadion Rawa Sakti. Di situ, saya tanya apa mau gabung Persiraja,” cerita Hermansyah. Ketika itu, Sakum Nugroho baru pindah kerja dari Sumut ke sebuah bank di Lhokseumawe. Akhirnya, pengurus sepakat untuk merekrut Sakum.

Ternyata, dalam proses permintaan Sakum kepada tempat kerjanya, pengurus Persiraja juga meminta dukungan dari Gubernur Aceh, Prof Dr Ibrahim Hassan MBA. “Oleh pak gubernur, dibuatlah surat ke bank tempat Sakum bekerja,” ucap Hermansyah.

Setelah menerima surat dari Ibrahim Hassan, maka berangkatlah Rustam Effendi, HT Hermansyah, dan seorang pengurus Persiraja, Abdullah Papi ke Lhokseumawe. “Di sana, pimpinan bank itu sempat ragu dengan surat yang kami bawa. Meski surat itu dari Gubernur Aceh, mereka masih meneliti apa surat itu palsu,” kata Hermansyah sembari tersenyum mengingat kejadian itu.

Ternyata, usaha keras mereka dengan surat ‘keramat’ Gubernur Ibrahim Hasan membuahkan hasil. “Bank tempat Sakum bekerja membolehkan dia pindah ke Banda Aceh sekaligus gabung bersama Persiraja,” pungkas Hermansyah.

Promosi ke Divisi Utama

Stadion Mandala Krida Yogyakarta menjadi saksi perjalanan sejarah panjang Persiraja di blantika sepakbola nasional. Di sana, Lantak Laju kembali promosi ke divisi utama pada musim 1991/1992 dari divisi I. Selain Persiraja, terdapat PS Bengkulu, PSIM Yogyakarta, dan PSIR Rembang yang kembali ke kompetisi tertinggi di Tanah Air saat itu.

Salah satu bintang ketika itu bernama Sakum Nugroho. Pemain asal Medan tersebut memiliki peran penting dalam tim yang dilatih Parlin Siagian. Sebagaimana diketahui, Sakum Nugroho juga mampu mengantarkan PSMS juara Perserikatan tahun 1983 dan 1985. Kemudian, Sakum juga ikut andil saat tim sepakbola Sumatera Utara merebut medali emas pada PON 1985.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved