Internasional

Mantan PM Inggris, Tony Blair Sebut Islamisme Masih Menjadi Ancaman Keamanan Barat

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Senin (6/9/2021)mengeluarkan peringatan keras atas Islamisme.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Tony Blair, Mantan Perdana Menteri Inggris 

Dia mengatakan masalah struktural di pemerintah Afghanistan dan aktor eksternal, yang tidak disebutkan namanya, bertanggung jawab.

“'Pembuatan ulang kami tidak gagal karena rakyat tidak ingin negara ini dibuat ulang," jelas Blair.

"Yang pasti, kita bisa dibuat ulang lebih baik, tetapi orang Afghanistan tidak memilih pengambilalihan oleh Taliban,” klaimnya.

“Jajak pendapat terakhir pada 2019 menunjukkan mereka (Taliban) dengan 4 persen dukungan di antara rakyat Afghanistan," kata Blair.

Disebutkan, Taliban menaklukkan negara dengan kekerasan bukan bujukan.

Dia menyatakan hambatan untuk membangun bangsa biasanya bukan orangnya, tetapi kapasitas kelembagaan dan tata kelola yang buruk, termasuk korupsi, selama bertahun-tahun.

Tetapi, yang paling penting, tantangan untuk mencoba membangun sementara elemen internal yang dikombinasikan dengan dukungan eksternal yang mencoba menghancurkannya.

Baca juga: Inggris Bersiap Gempur ISIS di Afghanistan, Balas Serangan Roket ke Bandara Kabul

“Bagi saya, salah satu perkembangan paling mengkhawatirkan akhir-akhir ini adalah perasaan Barat tidak memiliki kapasitas untuk merumuskan strategi," jelas Blair.

Dikatakan, imperatif politik jangka pendek telah menekan ruang untuk pemikiran jangka panjang.

“Pengertian ini lebih dari apa pun yang membuat sekutu kami cemas dan lawan kami yakin waktu kami sudah berakhir," ujarnya.

Untuk Eropa, katanya, masalah keamanan yang paling mendesak bisa datang dari Sahel.

Sebuah wilayah luas di Afrika yang terdiri dari Mali, Niger, Nigeria, Burkina Faso, dan negara-negara lain.

Dimana, telah mengalami lonjakan kekerasan ekstremis yang gagal diberantas oleh pemerintah setempat.

Baca juga: Inggris Siap Tampung Pasukan Khusus Afghanistan Jadi Tentara Angkatan Darat

“Kami tidak memiliki kapasitas untuk membantu negara-negara itu mengatur ruang mereka atau berdiri sendiri,” tambah Blair.

“Apakah kita akan membiarkan situasi memburuk sampai akhirnya kita mendapatkan gelombang ekstremisme dan migrasi atau kita akan menghadapinya?” tanyanya.

Namun terlepas dari ancaman keamanan, katanya, sekarang ada kendala politik yang luar biasa pada intervensi militer.

Dia menyatakan hal itu telah menjadi tantangan bagi Inggris, Eropa dan NATO.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved