Terminal Terpadu Sigli
Gedung Terminal Terpadu Sigli Bergetar dan Terancam Ambruk, Begini Kesaksian Petugas Loket
Bangunan terminal tipe B itu, saat ini kerusakannya makin parah akibat gempa berskala kecil yang kerap terjadi di Pidie dan sekitarnya dalam beberapa
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Gedung Terminal Terpadu Sigli, Pidie mengalami rusak berat.
Kerusakan itu terjadi dalam peristiwa dasyat gempa dan tsunami Aceh terjadi 2004.
Bangunan terminal tipe B itu, saat ini kerusakannya makin parah akibat gempa berskala kecil yang kerap terjadi di Pidie dan sekitarnya dalam beberapa waktu terakhir.
Meski Terminal Terpadu Sigli mengalami rusak berat, tapi aktivitas pelayanan terhadap angkutan umum tetap berjalan.
Yuswardi (43) seorang petugas loket bus kepada Serambinews.com, Jumat (10/9/2021) mengatakan akibat rusak, bangunan utama Terminal Terpadu Sigli tidak bisa digunakan.
Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Korea Utara Gelar Parade Militer Tanpa Pegang Senjata, Sedang Krisis?
Sebab, hampir semua tiang telah patah dengan kondisi telah terkelupas.
Plafon telah rusak akibat atap bocor, sehingga saat hujan sangat menggangu petugas loket.
"Saat dilintas truk dan bus terdengar suara bangunan bergetar karena kontruksinya telah rusak," jelasnya.
Asnawi Ali (54) warga Kecamatan Kota Sigli, kepada Serambinews.com, Jumat (10/9/2021) menjelaskan, lantai dua Terminal Terpadu Sigli tidak digunakan lagi karena telah mengalami keretakan akibat gempa saat peristiwa tsunami.
Saat ini, Terminal Terpadu Sigli terkesan tidak adanya perhatian sejak diambil alih Pemerintah Provinsi.
Padahal, terminal ini suasana cukup bagus, mengingat adanya taman terbuka hijau.
"Saya lihat sejak diresmikan tahun 2017, terminal ini tidak adanya perawatan dan menjadi kumuh. Anehnya biaya restribusi dipungut, terminal tidak dipersolek," tegas Asnawi.
Baca juga: Live Streaming FP1 dan FP2 MotoGP Aragon 2021, Mulai Pukul 14.00 WIB, Live Trans7 dan Fox Sports
Sebelumnya, Kepala UPTD Terminal Tipe B Dinas Perhubungan Aceh, Erizal, kepada Serambinews.com, Kamis (9/9/2021) mengungkapkan, tahun 2019 terminal itu gagal dibangun, lantaran tidak selesai penyerahan aset dari kabupaten ke provinsi.
Sementara tahun 2020 dana Rp sekitar Rp 8 miliar terkena refocussing.