Internasional

Amerika Serikat Tarik Sistim Pertahanan Rudal Canggih dari Kerajaan Arab Saudi

Amerika Serikat (AS) telah menarik sistem pertahanan rudal paling canggih dari Arab Saudi. Padahal, kerajaan sedang menghadapi serangan udara terus-

Editor: M Nur Pakar
AP/File
Sistem Pertahanan Udara Arab Saudi berhasil mencegat drone dan rudal balitik milisi Houthi. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menarik sistem pertahanan rudal paling canggih dari Arab Saudi.

Padahal, kerajaan sedang menghadapi serangan udara terus-menerus dari milisi Houthi Yaman, lapor Associated Press (AP), Minggu (12/9/2021).

Namun, [uluhan ribu pasukan AS tetap berada di Semenanjung Arab.

Sebaliknya, negara-negara Teluk Arab semakin khawatir tentang rencana AS itu.

Karena militernya merasakan mendapat ancaman yang berkembang di Asia yang membutuhkan pertahanan rudal itu, tulis AP.

Baca juga: Keluarga Korban Serangan 9/11 Melihat Titik Balik Perjuangan Mengungkapkan Peran Arab Saudi

Penarikan rudal AS dari sistem pertahanan rudal terjadi setelah serangan drone milisi Houthi menghantam Arab Saudi.

Dimana melukai delapan orang dan merusak sebuah pesawat jet komersial di bandara kerajaan.

Pangkalan Udara Pangeran Sultan di Arab Saudi telah menampung beberapa ribu tentara AS sejak serangan 2019.

Karena menargetkan produksi minyak negara itu, yang saat itu diklaim oleh milisi Houthi tetapi diyakini telah dilakukan oleh Iran.

"Persepsi penting apakah mereka berakar pada kenyataan yang dingin atau tidak." kata Kristian Ulrichsen, seorang peneliti di Institut Kebijakan Publik James A. Baker III di Rice University.

"Dan persepsi itu sangat jelas, AS tidak berkomitmen ke Teluk seperti dulu, dalam otoritas pengambilan keputusan di wilayah tersebut," tambahnya.

Baca juga: Raja Salman Akan Tindak Milisi Houthi, Serangan Rudal dan Drone ke Arab Saudi Tak Juga Berhenti

“Dari sudut pandang Aab Saudi, mereka sekarang melihat Obama, Trump dan Biden, tiga presiden dalam mengambil keputusan yang sampai batas tertentu menandakan pengabaian,” jelasnya.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan AS mempertahankan komitmen luas dan mendalam kepada sekutunya di Timur Tengah.

“Departemen Pertahanan terus mempertahankan puluhan ribu pasukan dan postur kekuatan yang kuat di Timur Tengah," ujarnya.

Hal itu mewakili beberapa kekuatan udara dan maritim yang paling maju, untuk mendukung kepentingan nasional AS dan kemitraan regional kami, kata Kirby.(*)

Baca juga: Milisi Houthi Mulai Serang Arab Saudi Setiap Hari

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved