Berita Jakarta

Taman Iskandar Muda Ziarahi Makam Sultan Aceh di Jakarta Timur dalam Rangka Pemugaran Makam

ziarah ke makam Sultan Aceh terakhir, Minggu (12/9/2021) di Taman Pemakaman Umum Kemiri, Rawamangun di Jakarta Timur

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Keluarga Besar Taman Iskandar Muda (TIM) yang dipimpin Ketua Umum PP TIM, Dr. Surya Darma bersama warga Aceh Jakarta, berikut  keluarga besar  cucu dan buyut dari Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah, melakukan ziarah ke makam Sultan Aceh terakhir, Minggu (12/9/2021) di Taman Pemakaman Umum Kemiri, Rawamangun di Jakarta Timur 

Bagi TIM dan masyarakat Aceh sangat bersyukur dan berterima kasih pada Gubernur DKI yang sudah bersedia akan memugar makam Sultan Aceh tersebut.

“Alhamdulillah. Karena itu warga Aceh di Jakarta pada saat berziarah juga memanjatkan doa baik kepada almarhum dan almarhumah, juga berdoa semoga usaha pemugaran ini berjalan dengan baik dan lancar,” kata Surya Darma.

Pihak keluarga Sultan yang juga hadir mengatur acara doa ini diwakili oleh Tengku Dian Anggraeni, salah satu keturunan langsung dari Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah yang berada di Jakarta.

Baca juga: Gubernur Anies Baswedan akan Pugar Makam Sultan Aceh Muhammad Daud Sjah, Begini Sejarah Almarhum

Sedangkan cucu dan keturunan lainnya juga ada yang berada di Aceh dan Mataram, NTB. Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah dinobatkan sebagai sultan Aceh di Masjid Indrapuri pada Kamis, 26 Desember 1878 M, pada usia 7 tahun, menggantikan Sultan Alaidin Mahmud Syah (1870-1874) dua tahun sebelum Belanda menginvasi Aceh pada 26 Maret 1873 M.

Muhammad Daud Syah menjadi Sultan terakhir dan berkuasa di Kerajaan Aceh Darussalam ini berkuasa sejak 1874-1923, selama sekitar 45 tahun.  Kolonial Belanda kala itu, membuang Sultan Muhammad Daud Syah ke Pulau Jawa pada 24 Desember 1907.

Bagi kita warga Aceh, perjuangan beliau menjadi penting untuk terus dibangkitkan sebagai semangat patriotisme mengenang masa kejayaan kerajaan Aceh dengan kepemimpinan Sultan Muhammad Daud Syah yang berperan penting dalam berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca juga: Persiraja Diguyur Bonus Rp 40 Juta, Presiden Klub Apresiasi Perjuangan Skuad Lantak Laju

 Muhammad Daud Syah dengan gelar Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah adalah raja Aceh ke 31 dan terakhir sampai lahirnya Indonesia yang merdeka. Sultan adalah putra dari Tuanku Zainal Abidin bin Sultan Alaiddin Ibrahim Mansur Syah sebagaimana juga tertulis pada batu nisan makamnya.

Ibunya Sultan bernama Nyak Bulukeh. Pada masa kekuasaan Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah, muncul banyak pejuang yang melawan Belanda seperti, Teuku Umar, Teungku Chik Di Tiro, Muhammad Saman, Teungku Mat Amin, Tengku Beb, Teuku Nyak Makam, Cut Nyak Dhien dan lan-lain.

Pada masa kekuasaan Sultan Muhammad Daud Syah, pemerintahan kerajaan sempat pindah dari Banda Aceh ke Keumala dan kemudian ke Peusangan dan melakukan pertempuran di bukit-bukit di hulu Peusangan, Bukit Keureuto dan Geudong.

Bahkan Sultan pernah juga memimpin dari Gayo dan daerah Gayo dijadikan sebagai daerah pertahanan kerajaan Aceh yang dibantu oleh Reje Linge, Reje Bukit dan Syiah Utama di daerah Danau Laut Tawar.

Baca juga: Pantas Pelanggan Ketagihan Makan Mi di Sini, Ternyata Ada Campuran Ini, Wah Bisa Bahaya Kesehatan

Sultan akhirnya berhasil dilumpuhkan setelah pada Agustus 1907 diasingkan ke Batavia, walaupun tidak pernah menyerahkan kerajaan Aceh Darussalam yang meliputi sebagai besar Sumatera hingga ke semenanjung Malaysia.

Aceh kala itu masuk dalam kelompok lima besar kerajaan islam terkuat di dunia selain Kesultanan Ottoman Turki Utsmani, Kesultanan Safawiyah di Persia, dan Kesultanan Moghul di India.

Sultan kemudian juga diasingkan ke Ambon sebelum akhirnya dipindahkan kembali ke Batavia dan meninggal dunia pada 6 Februari 1939.(*)

Baca juga: Ini Para Juara Muazin di Masjid Agung Al Falah Kota Sigli Pidie

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved