Tamiang Bangun Klaster Udang Terbesar

Aceh Tamiang sedang membangun klaster budidaya udang vaname kategori terbesar di Indonesia

Editor: hasyim
SERAMBI/ RAHMAD WIGUNA
Bupati Aceh Tamiang Mursil (kanan) bersama Kadis PKP Satuan meninjau pembangunan klaster percontohan udang vaname di Dagangsetia, Sabtu (11/9/2021). Potensi tambak di Aceh Tamiang mencapai 20 ribu hektare dan secara bertahap akan dibenahi. 

* Bisa Tampung 2 Juta Ekor Udang

KUALASIMPANG - Aceh Tamiang sedang membangun klaster budidaya udang vaname kategori terbesar di Indonesia dengan kapasitas dua juta ekor. Diperkirakan klaster ini selesai dikerjakan medio Oktober 2021 dan langsung difungsikan sebulan kemudian.

Klaster percontohan udang vaname ini dipusatkan di Kampung Dagangsetia, Kecamatan Manyakpayed, Aceh Tamiang dengan memanfaatkan lahan lebih 8 hektare.

Berdasarkan layout pengembangan, di areal ini di antaranya akan dibangun 11 tambak klaster, dua saluran pembuang, dua tambak existing dan masing-masing sebuah tandon air penampung utama.

Kemudian gudang pakan, gudang genset, rumah jaga dan Ipal.

Syarifuddin, penanggung-jawab kegiatan klaster ini menjelaskan pembangunan ini sudah dimulai sejak Agustus 2021 dan diperkirakan pertengahan bulan depan sudah selesai.

"Pertengahan Oktober ini sudah selesai dan sebulan berikutnya sudah bisa difungsikan," kata Syarifuddin, Minggu (12/9/2021).

Syarifuddin menyebutkan dari 11 kolam tambak yang sedang dibangun, delapan di antaranya akan berfungsi sebagai tambak produksidan sisanya sebagai kolam tandon.

Syarifuddin menyebut kapasitas tambak ini mampu menampung 2 juta bibit ikan yang akan diterima Aceh Tamiang pada November, mendatang.

"Aceh Tamiang akan menerima 2 juta bibit udang vaname, kapasitas klaster yang kita bangun ini cukup untuk menampungnya," ungkap Syarifuddin.

Proyek pengembangan budidaya udang vaname ini pun mendapat perhatian serius dari Pemkab Aceh Tamiang. Keberadaan klaster ini diyakini akan mengembalikan kejayaan udang Aceh Tamiang yang pernah melambung di era 1980-an.

"Udang kita cukup terkenal, dulu kita pemasok terbesar, tapi belakangan berkurang drastis," kata Bupati Aceh Tamiang, Mursil ketika meninjau pembangunan klaster ini, Sabtu (11/9/2021).

Mursil pun menekankan Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan (PKP) Aceh Tamiang terus berinovasi untuk mengembangkan klaster serupa di kecamatan lain.

Setidaknya kata dia, ada empat kecamatan yang layak menjadi pusat pengembangan budidaya tambak, yaitu Manyakpayed, Bandamulia, Bendahara dan Seruway.

"Jangan hanya terhenti di sini, harus terus dikembangkan karena ini akan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah pesisir," ujarnya.

Komoditi Paling Diminati Eropa

Dalam kesempatan itu Bupati Aceh Tamiang, Mursil menepis keraguan masyarakat mengembangkan udang karena tidak memiliki pasar yang jelas. Justru kata dia, udang merupakan komoditi yang paling diminati Eropa dan Amerika.

"Udang ini merupakan produk ekspor, dia tidak memiliki pasar jenuh. Amerika dan Eropa merupakan sasaran kita," tegas Mursil.

Kadis Pangan, Kelautan dan Perikanan (PKP) Aceh Tamiang, Safuan menambahkan pemilihan Kampung Dagangsetia sebagai pusat pengembangan klaster sudah melalui surveI.

Daerah ini diketahui tidak pernah banjir walau berada di dekat sungai besar dan akses menuju lokasi mudah dijangkau karena sebagian besar jalan sudah diaspal. "Sungai besar di sini tidak terkoneksi dari hulu, makanya tidak banjir.

Atas pertimbangan itulah maka kemudian kami memilih Dagangsetia sebagai pusat percontohan," kata Safuan didampingi Kabid Budidaya Perikanan, TM Saleh.

Jenis udang vaname ini dijelaskannya sudah bisa dipanen perdana pada usia  75 hari, panen kedua 100 hari, dan panen terakhir 120 hari.

"Secara keseluruhan Aceh Tamiang memiliki potensi 20 ribu hektare tambak, ini akan terus kita maksimalkan agar produktif," tukas Safuan.(mad)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved