Vaksin Terbuang di Agara Masih dalam Batas Wajar, Kemenkes Minta Pemerintah Aceh Tingkatkan Edukasi
Kabar adanya 1.921 vaksin Sinovac yang terbuang di Aceh Tenggara (Agara) menjadi isu hangat, tidak hanya di Aceh tetapi juga nasional
Di samping itu, jika dilihat dari rata-rata nasional, jumlah dosis vaksin yang terbuang di Agara juga masih sangat kecil, tidak mencapai empat persen. Jumlah itu masih jauh di bawah standar nasional yang mencapai 15 persen. Kasus vaksin terbuang juga tidak hanya terjadi di Agara, tetapi hampir merata terjadi di semua daerah, termasuk juga di Kota Banda Aceh.
“Kalau saya bagi, Aceh Tenggara dilihat dari dosis yang tidak terpakai kalau ditambah dengan dosis rusak, itu nggak sampe 4 persen, jauh kali masih," ucapnya.
Warga kurang antusias
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Agara, Sukri Manto SKM juga mengakui hal itu. Dia mengatakan, ribuan dosis vaksin itu tak terpakai ketika awal-awal kegiatan vaksinasi massal dilakukan.
“Saat itu masyarakat kurang antusias. Satu vial vaksin untuk 10 dosis, kadang masyarakat yang datang cuma 6 orang, sehingga 4 dosis lagi tidak terpakai. Di samping itu juga tidak semua masyarakat yang datang saat itu bisa divaksin, karena sedang sakit atau ada penyakit bawaan lainnya,” terang Sukri.
Namun untuk saat ini, Sukri Manto menuturkan bahwa minat masyarakat untuk mengikuti kegiatan vaksinasi sudah meningkat. Dari 167.000 target sasaran, yang sudah melakukan vaksinasi sebanyak 32.484 atau 19,37 persen dari target.
“Terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Aceh Tenggara, terutama TNI dan Polri yang melakukan jemput bola ke masyarakat, sehingga saat ini antusiasme masyarakat untuk divaksin sudah sangat tinggi,” tuturnya.
Di samping itu, dia juga memastikan bahwa dosis vaksin yang terbuang karena tak terpakai juga sangat minim, karena jumlah dosis dalam 1 vial vaksin tidak lagi sama seperti sebelumnya. “Dengan adanya kemasan vaksin Sinovac yang terbaru, 1 vial 2 dosis, sehingga vaksin yang tidak terpakai sangat minim,” tuturnya.(kompas/kontan/dan/as)