Ketahanan Pangan

Tim PKM Unsam Langsa Bina Pengembangan Sektor Pertanian Warga Sungai Kuruk III

Ketua Tim PKM Ir Cut Mulyani MP menyebutkan program hibah PKM berbasis Pengembangan Desa Binaan merupakan salah satu program PKM yang dikembangkan ole

Penulis: Zubir | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/Foto Dosen Pertanian
Tim PKM Dosen Pertanian Unsam Langsa bersama warga saat dilangsungkannya pelatihan dan pembinaan sektor petanian. 

Laporan Zubir I Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dosen Fakultas Pertanian Unsam Langsa melakukan pembinaan dan pengembangan sektor pertanian dengan memanfaatkan lahan sempit kepada warga Kampung Sungai Kuruk III, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang.

Tema yang diangkat dalam PKM tersebut adalah “Sinergi pengelolaan Pembangunan Kampung Sungai Kuruk III Menuju Kampung yang Berkelanjutan”.

Tim Dosen Fakultas Pertanian Unsam ini diketuai oleh Ir Cut Mulyani MP, anggota Syamsul Bahri SP MP, Dr Iswahyudi SP MSi dan Rozalina SP MSi, serta dibantu 10 mahasiswa dari Program Studi Agroteknologi.

Ketua Tim PKM Ir Cut Mulyani MP menyebutkan program hibah PKM berbasis Pengembangan Desa Binaan merupakan salah satu program PKM yang dikembangkan oleh LPPM dan PM Universitas Samudra.

Baca juga: Rumahnya Didatangi Presiden Jokowi Saat Vaksinasi, Ibu 3 Anak di Aceh Besar Ini Sebut Seperti Mimpi

Program kegiatan PKM oleh dosen di Unsam dalam bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dimaksudkan untuk membantu menyelesaika masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Baik yang bersifat komprehensif, multisektoral, yang mampu menuntun masyarakat desa ke arah kehidupan yang lebih sejahtera, mewujudkan masyarakat yang dinamis.

Baca juga: Mayat Pria Asal Pidie Ditemukan di Perairan Ulee Cot Gampong Deah Glumpang, di KTP Tercatat Wartawan

Selain itu membantu dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi warga, dan mempermudah akses masyarakat terhadap informasi dan ilmu pengetahuan.

Program Pengembangan Desa Binaan ini dilaksanakan dalam bentuk jaringan kerja sama yang sinergis antara berbagai pemangku kepentingan dan berorientasi pada kemandirian masyarakat.

"PKM ini dilakukan pada tanggal 15 dan 16 September 2021 di aula Kantor Datok Penghulu Kampung Sungai Kuruk III, dan pelaksanaan PKM ini didanai oleh DIPA LPPM dan PM Unsam tahun 2021," ujarnya.

Dia menambahkan, dalam pelaksanaan PKM ini juga turut mengundang Ibu Butet SP selaku Kepala BPP Seruway, dalam rangka memberikan ilmu pengetahuan dan melatih jangka panjang masyarakat di Kecamatan Seruway.

Ada berapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kampung Sungai Kuruk III.

Hal itu diketahui dari hasil Focus Grup Discussion yang telah dilakukan sebelumnya, 24 Agustus 2021 lalu.

"Waktu itu Tim PKM mengundang Datok Penghulu, Sekdes, Kadus dan Ketua Kelompok Tani di Kampung Sungai Kuruk III," paparnya.

Cut Mulyani memamparkan, permasalahan dihadapi petani tersebut antara lain sulitnya masyarakat untuk memperoleh sayuran segar untuk memenuhi kebutuhan harian.

Baca juga: Dihadapan Presiden, Santriwati Dayah Istiqamatuddin Darul Mu’arrif Ini Baca Puisi untuk Jokowi

Masyarakat Kampung Sungai Kuruk III terpaksa bergantung pada pasokan sayuran dari luar, sehingga harganya mahal dan berdampak rendahnya konsumsi sayuran oleh masyarakat.

Kampung Sungai Kuruk III yang sebelumnya dikenal sebagai sentra produksi buah naga, sejak tingginya serangan hama penyakit tanaman ini tidak lagi dikembangkan oleh masyarakat.

Saat ini ada beberapa kelompok tani yang tadinya menanam buah naga beralih membudidayakan tanaman sereh.

Tapi dalam budidaya sereh petani mengalami kendala terhadap perlakuan pasca panen.

Selain itu, sebagai daerah yang berada di wilayah pesisir, Kampung Sungai Kuruk III juga banyak menghasilkan ikan, baik dari budidaya di tambak maupun hasil tangkapan di laut.

Jenis ikan banyak dihasilkan adalah ikan bandeng dan baracuda/alu-alu. Namun kendala dihadapi warga di sana belum mempunyai keahlian dalam mengolah ikan, sehingga tidak mempunyai nilai tambah dari hasil ikan itu.

"Melihat beragam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat ini, apabila tidak dilakukan pembinaan akan berdampak terhadap menurunya perekonomian," sebutnya.

Sehingga, timpal Cut Mulyani dapat menyebabkan masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pada akhirnya akan menciptakan masyarakat miskin baru di Kampung Sungai Kuruk III.

Untuk menjawab permasalahan itu maka dilakukan 4 pelatihan dalam PKM ini, yaitu pelatihan teknik budidaya dan pembuatan instalasi sayuran hidroponik, pelatihan penyulingan minyak sereh dengan alat suling sederhana.

Lalu, pembuatan olahan bahan pangan dari ikan untuk meningkatkan nilai gizi balita dalam upaya pencegahan stunting serta pelatihan pembuatan pupuk organik cair.

Salah satu teknik budidaya sayuran yang dapat dilakukan pada lahan sempit dan tanpa menggunakan tanah.

Akan tetapi menggunakan air dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman tersebut yaitu teknik hidroponik.

Peluang usaha minyak sereh sangat potensial dan banyak industri-industri hilir yang memanfaatkan bahan ini, sebagai bahan baku pembuatan produk turunan yang beragam.

Kemudian pengolahan ikan bandeng dan ikan baracuda/alu-alu dapat meningkatkan daya simpan dan nilai tambahnya.

Ikan tersebut dapat diolah menjadi bermacam-macam produk di antaranya bakso, dan kerupuk amplang.

Pembuatan amplang ikan bandeng berpotensi menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat serta mampu berdampak positif terhadap peningkatan taraf ekonomi masyarakat.

Sebelum penutupan PKM Pengembangan Desa Binaan, juga dilakukan serah terima instalasi sayuran Hidroponik sebanyak 4 buah, serta alat penyulingan minyak sere kepada kelompok tani daerah tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved