Berita Banda Aceh
Ini Daerah Target Tanam Jagung Distanbun Aceh Tahun Ini, Capai 27.955 Ha, Besok, Panen di Aceh Timur
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, didampingi Kabid Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal SP, MPA, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di
Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, didampingi Kabid Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal SP, MPA, menyampaikan hal ini di Banda Aceh, Senin (20/9/2021)
Laporan Herianto | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Perkebunan atau Distanbun Aceh pada tahun anggaran 2021 ini menargetkan tanam jagung di Aceh sekitar 27.955 hektare.
Perkiraan produksi 167.730 ton atau 6 hingga 7 ton per hektare.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, didampingi Kabid Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal SP, MPA, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Senin (20/9/2021).
“Target tanam dan produksi sebesar itu bersumber dari tujuh kegiatan yang akan dilakukan di berbagai daerah sentra produksi jagung di daerah ini,” kata
Cut Huzaimah menjelaskan, dari tujuh kegiatan tanam jagung yang telah direncanakan tahun ini, empat kegiatan menggunakan APBA dan tiga kegiatan lagi menggunakan APBN.
Adapun empat kegiatan tanam jagung menggunakan APBA itu, pertama, tanam jagung regional 2.000 hektare di lima daerah, yakni masing-masing 500 hektare di Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Jaya.
Kemudian 150 hektare di Aceh Barat dan 350 hektare di Aceh Singkil.
"Untuk kegiatan ini petaninya dibantu bibit jagung dan pupuk," kata Cut Huzaimah.
Kedua, tanaman jagung terpadu 5.200 hektare, yakni Pidie jaya 850 hektare, Bireuen 2.965 hektare, Aceh Tamiang 500 hektare, Aceh jaya 600 hektare, dan Nagan Raya 285 hektare.
"Untuk kegiatan ini, petaninya hanya menerima bantuan bibit jagung saja," ujar Cut Huzaimah.
Ketiga, kegiatan tanam jagung pengganti tanaman ganja yang dikoordinasi oleh BNN Aceh seluas 90 hektar atau masing-masing 30 hektare di Aceh Besar, Bireuen, dan Gayo Lues.
"Untuk kegiatan ini, petaninya dibantu bibit jagung, pupuk, dan pestisida," ujar Cut Huzaimah.
Keempat, tanam jagung melalui usulan kegiatan Pokir Dewan seluas 941 hektar, yaitu di Aceh Timur 278 hektar, Aceh Tamiang 162 hektar, Gayo Lues 200 hektar, Aceh Jaya 162 hektar, dan Aceh Selatan 139 hektar.
"Untuk empat kegiatan tanam jagung menggunakan APBA ini, tiga kegiatan bibitnya sudah disalur dan petaninya sudah menanam.
Informasi dari daerah yang melaksanakan kegiatan tanam jagung tersebut, realisasi tanam jagungnya sudah mencapai 80 persen.
Sedangkan kegiatan tanam jagung dari Pokir Dewan, tahapannya sedang dalam proses," jelas Cut Huzaimah.
Tanam jagung bantuan APBN
Adapun tiga kegiatan tanam jagung yang pengadaan bibit bantuan pusat atau menggunakan APBN, Cut Huzaimah menyebutkan kegiatan pemberdayaan ekonomi nasional (PEN).
Targetnya mencapai 13.200 hektare, yaitu di Pidie seluas 200 hektare, Bireuen 1.000 hektare, Aceh Utara 5.500 hektare, Gayo Lues 5.000 hektar, dan Aceh Selatan 1.500 hektare.
Selanjutnya pengembangan tanaman jagung hibrida seluas 4.500 hektar, yakni di Aceh Besar 500 hektare, Pidie Jaya 500 hektare, Bireuen 1.000 hektare, Aceh Timur 500 hektar, Aceh Tamiang 500 hektare.
Kemudian Aceh Tenggara 1.000 hektar dan Aceh Selatan 500 hektar.
"Untuk kegiatan ini, petaninya juga dibantu bibit jagung saja.
Kemudian, melalui kegiatan perluasan areal tanam baru (PATB) seluas 2.024 hektar.
Kegiatan ini hanya dilakukan di satu lokasi saja, yaitu di Kecamatan Julok Aceh Timur.
"Penanamannya sudah dilakukan tiga bulan lalu dan besok, Selasa, 21 September 2021, di lokasi tersebut akan dilakukan panen jagung," kata Cut Huzaimah.
Masih di bawah target tahun lalu
Kabid Tanaman Pangan Distanbun Aceh, Safrizal SP, MPA mengatakan, target tanam jagung tahun 2021 ini seluas 27.955 hektar itu masih di bawah target tanam tahun lalu di atas 55.000 hektar.
Pasalnya anggaran program tanam jagung dari pusat, termasuk untuk Aceh tahun ini menurun drastis dampak dari penanganan pandemi Covid-19.
Safrizal mengatakan minat petani di Aceh menanam jagung sangat tinggi.
Hal ini disebabkan sekarang sudah ada bibit jagung unggul dan premium yang bisa menghasilkan sekitar 10 - 12 ton/hektar.
Selain itu, harga jagung pipilan di Aceh relatif bagus. Untuk jagung pipilan kadar air sebesar 23 persen, dibeli pedagang pengumpul dari petani jagung di sini Rp 4.600 – Rp 4.700/Kg.
Sedangkan jagung pipilan yang kadar airnya sudah lebih rendah sekitar 15 – 17 persen dijual dengan harga Rp 7.000 – Rp 8.000/Kg.
Tingginya harga jagung lokal tersebut, menurut Safrizal, karena Indonesia belum swasembada jagung dan sebagian kebutuhan jagung untuk pakan ternak harus diimpor dari luar negeri, terutama dari Amerika dan Thailand.
Produksi jagung petani di Aceh, kata Safrizal, sudah ada yang menampung, yaitu pabrik pakan ternak di Medan, di antaranya Pokphan dan lainnya.
Korea, juga membutuhkan produksi jagung dari Aceh bahkan di Blang Bintang, Aceh Besar, sudah ada pabrik pengolah jagung untuk bahan baku pakan ternak.
"Jagung yang diproduksi petani kita secara nasional sampai kini masih kurang, sehingga kita terus mendorong petani untuk menanam jagung secara swadaya.
Soalnya pangsa pasarnya sangat besar dan harganya juga selalu ekonomis.
Pada pada saat musim kurang jagung, harga beli jagung ditingkat petani bisa mencapai Rp 5.200/Kg, dari harga standarnya Rp 4.600 – Rp 4.700/Kg,” ujar Safrizal.
Menurut Safrizal, harga jagung di Aceh masih lebih tinggi, ketimbang di Pulau Jawa yang hanya berkisar Rp 3.500 – Rp 4.000/Kg.
"Makanya kita setiap tahun, terus memprogramkan tanaman jagung, dengan berbagai jenis program dan kegiatan, melalui sumber APBA maupun APBN," demikian Safrizal. (*)