Berita Banda Aceh
Daya Beli Rendah, Harga Telur Ayam Ras Turun, Pakat Ternah Justru Naik
Memasuki minggu ketiga bulan September 2021 ini, harga telur ayam ras kembali menurun akibat daya beli rendah
Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
Beras lokal kualitas medium, harga jual ecerannya masih sekitar Rp 140.000 – Rp 145.000/sak (15 Kg), sedangkan kualitas premium Rp 155.000 – Rp 160.000/sak (15 Kg).
Begitu juga berasa luar Aceh, haragnya berkisar Rp 133.000/sak untuk ukuran 10 Kg dan Rp 260.000/sak untuk ukuran 20 Kg.
Harga beras lokal, menurut perkiraan H Ramli, bakal turun lagi, karena pada bulan Oktober mendatang, aka ada panen padi gadu. Aceh Besar, pada bulan depan akan panen padi gadu dan beberapa daerah lainnya, termasuk Aceh Jaya.
Baca juga: VIDEO VIRAL Aksi Penjambretan Perhiasan Wanita Ini Terekam CCTV
Kepala Dinas Pertenakan Aceh, drh Rahmandi MSi yang dimintai tanggapannya terkait kenaikan harga pakan ayam terhadap kelanjutan operasi peternakan ayam petelur di Blang Bintang dan Saree, Aceh Besar mengatakan, sampai bulan ini kondisi operasi peternakan ayam petelur di Blang Bintang dan Saree, Aceh Besar, masih berjalan normal.
Jumlah ayam petelur yang dipelihara di dua lokasi peternakan ayam petelur di Blang Bintang dan Saree, Aceh Besar itu, ada sekitar 55.000 ekor. Dari jumlah itu, setiap harinya memproduksi telur ayam ras sebanyak 45.000 butir.
“ Dengan produksi telur sebanyak itu per hari, biaya operasional pakan ternak ayam, bisa diatasi dan kita masih mampu membeli pakan ternak sesuai dengan kebutuhan pakan ayam yang dipelihara,”ujar Rahmandi.
Rahmandi menyatakan, akibat kenaikan harga pakan ternak ayam sejak Juni – September 2021 ini, banyak perusahaan ayam petelur lokal dan ayam pedaging lokal yang mengeluh.
Baca juga: Daya Beli Emas di Pidie Meningkat, Banyak yang Menikah dan Lagi Panen Padi, Ini Harga Emas Per Mayam
Alasan mereka, daya beli telur ayam ras dan pedaging, di masa pandemi covid 19 ini, turun sekitar 30 – 40 persen, sementara harga jual pakan ternak ayam, sebaliknya malah naik mencapai 15 – 20 persen.
Kondisi ini membuat sejumlah peternak ayam petelur dan pedaging lokal, banyak yang sudah mengurangi jumlah ayam petelur dan pedagingnya.
Karena antara biaya operasi dengan pendapatan harian, mingguan dan bulan, sudah tidak ekonomis lagi.
“ Untuk mempertahankan kelanjutan usaha ayam petelur dan pedaging, jumlah ayam yang dipelihara, dikurangi sampai pada tingkat ekonomisnya sebesar 30 – 40 persen,” ujar Rahmandi.(*)
Baca juga: Hadiri Kegiatan Vaksinasi AKABRI 98, Gubernur Aceh Sebut Vaksin Ikhtiar untuk Keluar dari Pandemi