Berita Banda Aceh
Mahasiswa USK Ciptakan Alat Detektor untuk Menentukan Suara Napas Penderita Penyakit Paru dan Asma
Lima mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) dari lintas fakultas yang berbeda mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC)
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
Pemasangan alat ini sendiri, sambungnya, diletakkan pada dinding dada pasien dengan tidak ada penghalang dari stetoskop dengan pasien.
"Alat detektor ini pada aplikasi yang kami ciptakan menggunakan nama ESCAPED yaitu Whezing Sound for Asthma COPD Diagnose," sebut dia.
ESCAPED adalah alat detektor suara wheezing melalui getaran suara dinding dada pada pasien dengan kelainan obstruksi saluran napas seperti penyakit PPOK atau asma.
Baca juga: BREAKING NEWS - Mobil Toyota Harrier Milik Ketua YARA Langsa Dibakar
Detektor ini dirakit dengan perangkat yang ramah lingkungan, terintergrasi dengan gadget secara real-time sehingga dapat digunakan kapan saja, dan nyaman digunakan oleh pasien.
Khalilullah menyampaikan bahwa kelompoknya baru saja melewati tahap Monitoring dan Evaluasi (Monev) PKP-PKM 2021 yang diadakan pada Sabtu, 11 September 2021.
Saat ini, alat detektor sedang tahap pengujian langsung pada penderita PPOK dan Asma juga dibandingkan pada orang dengan suara pernapasan normal.
Di sisi lain, untuk tetap menjaga originalitas alat detektor hasil ciptaan bersama, kami juga akan mengajukan sertifikat hak cipta ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Selain itu pihaknya juga melakukan publikasi di jurnal terakreditasi nasional agar alat detektor ini semakin dikenal di kalangan dunia pendidikan dan bermanfaat untuk tenaga kesehatan di masa selanjutnya.(*)
Baca juga: Remaja Masukkan Kabel ke Dalam Alat Kelamin Untuk Ukur Panjang, Begitu Tersangkut di Bawa ke Dokter