Internasional

Presiden Turki Beri Sinyal Mendukung Taliban di Majelis Umum PBB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin negara-negara Barat memberikan bantuan kepada Afghanistan. Dia menyatakan harus terlepas dari proses politik

Editor: M Nur Pakar
AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara di depan Majelis Umum PBB di New York, AS, Selasa (21/9/2021). 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin negara-negara Barat memberikan bantuan kepada Afghanistan.

Dia menyatakan harus terlepas dari proses politik di Kabul.

Tampaknya pemutusan upaya trans-Atlantik menggunakan bantuan asing sebagai pengaruh untuk menahan pelanggaran hak asasi manusia oleh Taliban.

“Orang-orang Afghanistan dibiarkan sendiri, mereka ditinggalkan dengan konsekuensi ketidakstabilan," kata Erdogan kepada Majelis Umum PBB.

Dikatakan, konflik telah berlangsung selama empat dekade lebih.

“Terlepas dari proses politik, Afghanistan membutuhkan bantuan dan solidaritas masyarakat internasional," katanya.

Komentar Erdogan menandakan ketidaksepakatan terbaru antara Turki dan blok keamanan NATO yang lebih luas.

Baca juga: Turki Minta Taliban Bentuk Pemerintah Inklusif, Hak Perempuan Bekerja dan Sekolah Dipenuhi

Menyusul perselisihan bertahun-tahun atas pembelian sistem anti-pesawat canggih Rusia oleh pemimpin Turki itu dan tindakan keras terhadap pembangkang.

Para pejabat AS dan Eropa sepakat perlunya bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.

Tetapi telah menetapkan bantuan kepada Taliban harus bergantung pada pilihan dan perilaku politik kelompok militan itu.

“Terlepas dari apakah Barat menyukai Taliban atau tidak, apakah mereka dapat menemukan jalan tengah, atau tidak, Barat harus membiayai Afghanistan,'” kata mantan anggota parlemen oposisi Turki Aykan Erdemir.

Turki, bersama dengan Qatar, mendapat pujian dari pejabat AS yang berterima kasih atas bantuan Ankara dalam mengatur penerbangan evakuasi dari Kabul.

“Kami memiliki kerja sama yang sangat baik,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (21/92021) sore.

Baca juga: Warga Afghanistan Berjalan Kaki Menuju Turki, Temukan Tembok Tinggi dan Kawat Berduri

Sebelum melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

“Terima kasih banyak atas kerja sama yang sangat baik di Afghanistan, di banyak bidang," tambahnya.

"Tentu saja, kami akan terus bekerja di Afghanistan bersama-sama,” ujar Blinken.

Kehangatan dari Blinken itu mengingkari nada tajam Erdogan.

Seusai pemimpin Turki itu menyikut Presiden Joe Biden sesaat sebelum bawahannya bertemu dengan Blinken.

“Ketika seseorang bertindak dengan logika fait accompli, seluruh umat manusia akan membayar tagihan, bukan hanya negara-negara besar,” kata Erdogan.

Dia merujuk pada keputusan Biden untuk menarik pasukan AS dari negara itu meskipun ada keraguan dari sekutu NATO lainnya.

Baca juga: Turki Belum Bisa Penuhi Permintaan Taliban, Jaga Bandara Kabul Seusai Pasukan Asing Pergi

“Kami menyaksikan terakhir di Afghanistan, dengan cara yang sangat menyakitkan," jelas Erdogan.

"Masalah tidak dapat diselesaikan dengan menerapkan metode yang tidak memperhitungkan realitas dan tatanan sosial di lapangan," ujarnya.

Bahasa itu menunjukkan sedikit pelunakan dari Juli, ketika Erdogan menegur kekuasaan kekaisaran untuk menyerang Afghanistan setelah 11 September 2001.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved