Luar Negeri

Lima Warga Palestina Meninggal Ditembak Dalam Bentrokan Pasukan Israel dan Hamas di Tepi Barat

Dilansir The Guardian, lima warga Palestina meinggal saat pasukan Israel melakukan serangan terhadap anggota Hamas di Tepi Barat. 

Editor: Faisal Zamzami
AFP/JAAFAR ASHTIYEH
Sejumlah Kendaraan Taktis pasukan Israel menghadang pengunjuk rasa Palestina selama bentrokan di pintu masuk utama desa Beita di utara Tepi Barat. Kamis (29/7/2021) Menyusul protes terhadap pembunuhan seorang pria Palestina lokal dan menuntut pengembalian tubuhnya dari tahanan Israel. (JAAFAR ASHTIYEH / AFP) 

Kemudian tiga orang lainnya dilaporkan meninggal di wilayah Biddu, Yerusalem.

Hamas membenarkan bahwa empat orang yang tewas, termasuk 3 yang tewas di Biddu, adalah anggota mereka.

Para pejabat Palestina mengatakan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun juga termasuk di antara yang tewas, meskipun tidak segera diketahui apakah dia seorang gerilyawan juga.

Otoritas Palestina yang mengelola daerah semi-otonom di Tepi Barat, mengutuk pembunuhan itu.

Pihaknya menilai pemerintah Israel "bertanggung jawab penuh dan langsung atas 'pagi berdarah' ini dan kejahatan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan".

Kendati demikian, Otoritas Palestina mendapat kritikan dari Hamas.

Kelompok ini menyinggung hubungan Otoritas Palestina dengan Israel dalam perjuangan bersama melawan pihaknya.

Juru bicara Hamas, Abdulatif al-Qanou mengatakan bahwa pertemuan baru-baru ini antara presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pejabat Israel "mendorong pendudukan lagi untuk mengejar perlawanan".

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza setelah merebutnya dari Otoritas Palestina pada 2007, menyebut korban yang meninggal sebagai "martir heroik".

Kelompok ini meminta para pendukungnya untuk "merancang taktik dan sarana yang membahayakan musuh dan mengurasnya dengan segala kemungkinan bentuk perlawanan".

Di hari yang sama, Israel membebaskan anggota Parlemen Palestina Khalida Jarrar setelah hampir 2 tahun dipenjara.

Jarrar merupakan tokoh senior Pembebasan Palestina (PFLP) yang kerap keluar masuk penjara Israel selama bertahun-tahun dan seringkali tanpa didakwa.

PFLP memiliki pasukan bersenjata dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel dan negara-negara barat, tetapi Jarrar tidak terlibat dalam serangan.

Beberapa bulan terakhir telah terjadi peningkatan kekerasan di Tepi Barat.

Sekitar lebih dari dua lusin warga Palestina tewas dalam bentrokan sporadis dengan pasukan Israel maupun saat protes meledak.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved