Berita Aceh Tamiang

Harga TBS Melambung, Sayangnya Belum Semua Pekebun Sawit di Aceh Tamiang Menikmati Hasil

Muttaqin mengakui, meroketnya harga TBS dalam dua pekan terakhir ini belum dirasakan sepenuhnya masyarakat akibat sulitnya akses panen buah.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Tim verifikasi saat mengecek pengerjaan PSR di Aceh Tamiang, beberapa waktu lalu. Minimnya infrastruktur perkebunan masyarakat berdampak belum meningkatnya pendapatan masyarakat. 

Muttaqin mengakui, meroketnya harga TBS dalam dua pekan terakhir ini belum dirasakan sepenuhnya masyarakat akibat sulitnya akses panen buah.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Aceh Tamiang, terus merangkak naik hingga menyentuh Rp 2.300 per kilogram.

Namun sebagian petani belum merasakan tren positif ini, karena buruknya infrastruktur perkebunan.

Hal ini diungkapkan Datok Penghulu Kampung Airtenang, Karangbaru, Aceh Tamiang, Muttaqin yang sebagian wilayahnya merupakan lahan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat. 

"Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai pekebun kelapa sawit, secara keseluruhan kurang lebih 200 hektare," kata Muttaqin, Selasa (28/9/2021).

Muttaqin mengakui, meroketnya harga TBS dalam dua pekan terakhir ini belum dirasakan sepenuhnya masyarakat akibat sulitnya akses panen buah.

Pasalnya, masyarakat harus mengeluarkan uang lebih untuk mengeluarkan buah dari dalam perkebunan.

Baca juga: VIDEO - Harga TBS Sawit Tembus Rekor di Aceh Singkil, Petani Semangat Memanen

"Lahan masyarakat ini kan cuma dua - tiga hektare, jadi kalau ada biaya tambahan lagi, hasil yang didapat tidak lebih banyak," ungkapnya.

Begitupun, dia menilai kondisi ini lebih baik dibanding dua tahun lalu yang masih menggunakan kerbau untuk mengangkut buah.

Bahkan di musim hujan, sangat banyak buah yang tidak dipanen karena ongkos panen sudah tidak sesuai dengan keuntungan.

"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meningkatkan fasilitas di kebun masyarakat, tujuannya agar kesejahteraan petani kita membaik," ujarnya.

Terpisah, Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang, Yunus mengakui, belum semua lahan perkebunan masyarakat yang masuk kategori baik.

Dia pun sepakat, kalau kondisi ini memengaruhi pendapatan pekebun.

Baca juga: Harga TBS Sawit di Aceh Singkil Tembus Rekor, Petani Semangat Memanen, Sebiji Lepas Pun Dikutip

"Tentunya dengan kondisi yang belum layak ini membuat ongkos panen lebih tinggi, ada biaya tambahan yang dikeluarkan petani," kata Yunus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved