Setelah Korea Utara, Kini Giliran Rusia Tembakkan Rudal Jelajah Sejauh 250 Mil

Rudal anti-kapal tipe Vulkan ditembakkan dari kapal penjelajah kelas Varyag Rusia selama latihan Angkatan Laut Rusia di Pasifik.

Editor: Amirullah
Sputnik via Russian Today
Ilustrasi uji coba rudal Rusia. (Sputnik via Russian Today) 

SERAMBINEWS.COM  - Setelah Korea Utara membuat panik dunia dengan meluncurkan rudalnya, kini giliran Rusia yang menembakkan rudal jelajah barunya.

Hal itu langsung meningkat ketegangan terkait Perang Dunia 3.

Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (3/10/2021), Menteri Pertahanan Rusia telah merilis video mengerikan dari peluncuran rudal jelajah baru yang mampu menargetkan kapal musuh lebih dari 250 mil jauhnya.

Rudal anti-kapal tipe Vulkan ditembakkan dari kapal penjelajah kelas Varyag Rusia selama latihan Angkatan Laut Rusia di Pasifik.

Rudal itu diperlihatkan terbang di udara dengan kecepatan tinggi sebelum menyerang kapal musuh yang disimulasikan di tengah latihan tiruan jika terjadi bentrokan militer skala Perang Dunia 3.

Peluncuran itu dilakukan setelah uji tembak serupa oleh Grup Ekspedisi Arktik dari Armada Utara Rusia pada 15 September di Laut Barents.

Rudal P-1000 Vulkan Rusia adalah peningkatan pada desain era Soviet lama yang memiliki jangkauan lebih pendek.

Rudal Vulkan dapat dikerahkan dari kapal permukaan sementara rudal jelajah tipe Granit yang serupa dapat ditembakkan dari salah satu kapal selam nuklir Omsk Angkatan Laut Rusia.

Dijuluki "pembunuh kapal induk", rudal anti-kapal kelas Vulkan dan Granit menghadirkan tantangan serius bagi para perencana NATO.

Rusia bukan satu-satunya negara yang menggunakan senjata itu.

Bulan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan Angkatan Bersenjata Inggris akan memulai uji coba menggunakan senjata laser yang dapat merevolusi medan perang di masa depan.

Pada 14 September, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa fregat Royal Navy Type 23 akan dilengkapi dengan perangkat laser pertama sebagai bagian dari "program senjata baru".

Sistem baru - beroperasi tanpa amunisi - akan digunakan untuk "mendeteksi, melacak, menyerang, dan melawan" drone udara tak berawak.

Senjata laser tambahan akan dipasang di kendaraan lapis baja Wolfhound Angkatan Darat untuk menilai kemampuannya melawan UAV dan target udara lainnya.

"Senjata energi terarah adalah elemen kunci dari program peralatan masa depan kami," kata Menteri Pengadaan Pertahanan Inggris Jeremy Quin.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved