Internasional
Milisi Houthi Rudal Kawasan Perumahan di Marib, Puluhan Pengungsi Tewas
Milisi Houthi dukungan Iran menyerang sebuah area padat penduduk yang menjadi tempat pengungsi tinggal di Marib, menewaskan puluhan orang.
Bahkan, katanya, terus mengintensifkan serangan mematikan mereka di daerah-daerah sipil yang berpenduduk padat.
“Hari demi hari, milisi teroris membuktikan kepada rakyat Yaman, kawasan dan dunia ketidakpedulian mereka terhadap darah Yaman," ujar Ahmer.
"Penolakan mereka terhadap segala sesuatu yang akan mengarah pada berakhirnya pertumpahan darah,” kantor berita resmi SABA mengutip wakil presiden tersebut.
Baca juga: Pertempuran Sengit Pecah di Aden, Empat Pejuang Yaman Tewas, Houthi Serang Jazan
Demikian pula, aktivis hak asasi manusia Yaman dan kelompok hak lokal telah beralih ke media sosial dan pers lokal.
Mereka menyuarakan kemarahan mereka atas penembakan itu.
Mereka juga menyerukan tekanan yang lebih besar pada Houthi dan mengecam pemberontak karena melanggar hukum internasional.
“Masyarakat internasional, PBB, dan kantor utusan PBB Yaman lebih peduli dari sebelumnya untuk mengintensifkan tekanan pada milisi Houthi," harap mereka.
"Milisi Houthi harus menghentikan serangan terhadap objek sipil,” kata Mutahar Al-Badhiji, Direktur Eksekutif Koalisi Pemantau Pelanggaran HAM.
Al-Badhiji mengatakan organisasinya telah mencatat kematian ratusan warga sipil di Marib selama tujuh tahun terakhir ini.
Seperti serangan drone dan rudal Houthi atau ranjau darat yang ditanam oleh milisi.
Organisasinya mengatakan ranjau darat, rudal, peluru sarat bahan peledak dan artileri yang ditembakkan oleh Houthi di pusat Marib menewaskan 440 warga sipil.
Termasuk 61 anak-anak dan 37 wanita, dan melukai 914 warga sipil, termasuk 124 anak-anak dan 73 perempuan, dari Desember 2014 hingga Juni 2021.
Selama periode ini, Houthi telah menembakkan 871 rudal, 119 proyektil, dan 44 drone yang meledak di 11 distrik di provinsi Marib.
“Ini adalah pelanggaran berat hak asasi manusia dan hukum internasional, dan kejahatan perang,” kata Al-Badhiji.
Organisasi hak dan bantuan internasional juga menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya jumlah korban sipil selama konflik.