Dibeli dari Petani Capai Rp 2.000 per Kg, ini Penyebab Harga TBS Sawit Naik

"Akibat hasil produksi sawit sedang trek, dan harga CPO juga naik makanya harga beli sawit dari petani meningkat, karena ada persaingan pembelian buah oleh pihak pabrik. Karena jika buah tidak ada, maka pabrik tidak bisa beroperasi, maka pengusaha lebih rugi lagi," ungkap Muhammad.

Laporan Seni Hendri Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, petani sawit tidak ambil pusing soal pendapatan.

Pasalnya, harga tandan buah segar (TBS) dibeli pengepul dari petani saat ini berkisar 1.900 sampai dengan Rp 2.000 per kg.

"Harga dibeli pengepul/tauke dari petani di daerah Keude Geureubak, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, Rp 1.900 per kg, setelah dipotong ongkos angkut buah Rp 100 per kg. Karena angkut buahnya menggunakan mobil milik tauke," ungkap Rahman, seorang petani sawit di Keude Geureubak.

Harga ini merupakan harga tertinggi selama ini, sehingga petani sangat senang.

Akan tetapi, memasuki Oktober 2021 ini hasil produksi pun mulai menurun.

Informasi yang diperoleh Serambinewa.com, dari salah seorang pengusaha sawit di Aceh Timur.
Bahwa harga TBS sawit di pabrik bervariasi dan tergantung dari jenis varietas sawit itu sendiri.

Baca juga: Harga Kelapa Sawit di Aceh Utara Capai Rp 2.250 per Kilogram, Ini Penyebabnya

Misalkan, di pabrik kelapa sawit di Kecamatan Peunaron, pihak pabrik ada yang membeli sawit dari petani langsung dan ada juga dari supplier atau pemasok.

"Jika dari petani dibeli Rp 2.300-2.370 per kg. Sedangkan kalau dari supplier bisa mencapai Rp 2.500 per kg," ungkap Muhammad salah seorang pengusaha sawit di Aceh Timur.

Harga TBS sawit yang mencapai di atas 2.000 per kg ini, merupakan harga tertinggi selama dua bulan terakhir.

"Alhamdulillah petani sawit sangat terbantu saat ini yang mana harga sawit mencapai harga tertinggi saat ini," ungkap Muhammad.

Menurut Muhammad naiknya harga TBS sawit ini, seiring naiknya juga harga crude palm oil (CPO), selain itu hasil produksi sawit sedang trek.

"Akibat hasil produksi sawit sedang trek, dan harga CPO juga naik makanya harga beli sawit dari petani meningkat, karena ada persaingan pembelian buah oleh pihak pabrik. Karena jika buah tidak ada, maka pabrik tidak bisa beroperasi, maka pengusaha lebih rugi lagi," ungkap Muhammad. (*)

Baca juga: Berkah Melejitnya Harga Sawit, Petani di Aceh Singkil Ramai-ramai Beli Mobil Secara Kontan