Taliban Tak Bayar Tagihan Listrik, Afghanistan Terancam Kembali ke Abad Kegelapan
The Wall Street Journal melaporkan pasokan listrik di kota itu menipis dan berisiko karena pemerintah Taliban berhenti membayar perusahaan asing
Kendati terancam mengalami pemadaman listrik, Taliban sejauh ini menolak mengizinkan DABS menggunakan $40 juta di rekeningnya untuk melunasi utang, kata Ahmadzai.
"Negara-negara tetangga sekarang memiliki hak untuk memutus aliran listrik kami, berdasarkan kontrak," ujarnya.
Afghanistan telah lama bermasalah dengan pasokan listrik yang naik-turun.
Pada Juni lalu, penduduk di Kabul mengeluhkan tagihan listrik terlalu tinggi, sementara jam layanan terbatas per hari.
Dengan Taliban sekarang memegang kendali, pasokan listrik untuk sementara meningkat.
Kelompok militan telah menghentikan serangannya terhadap jaringan listrik.
Vakumnya kegiatan industri dan pemerintah telah memengaruhi aliran pasokan listrik di perumahan.
Namun, jika pemasok Afghanistan memutus aliran listrik, negara itu bisa menghadapi krisis pada musim dingin, ungkap Noorzao.
Risiko pemutusan aliran listrik itu terkait dengan Tajikistan, di mana negara itu melindungi mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dan menolak pemerintahan Taliban.
Taliban akan Hukum Pria yang Cukur Jenggot
Pejabat lokal Taliban telah mengeluarkan larangan mencukur jenggot di Provinsi Helmand, Afghanistan selatan, media setempat melaporkan.
Direktur Informasi dan Budaya Taliban, Hafiz Rashed Helmand, mengatakan pada surat kabar harian lokal Etilaatroz, keputusan itu dibuat oleh polisi agama dalam pertemuan dengan pemilik tempat cukur di Helmand.
Sebuah surat resmi yang dikeluarkan oleh otoritas Taliban telah beredar di media sosial.
Surat tersebut berisi peringatan bagi tukung pangkas rambut di Helmand, tentang konsekuensi yang akan dihadapi jika terbukti mencukur jenggot seseorang.
Dikutip dari ABC News, sejak Taliban berkuasa pada Agustus, warga Afghanistan hanya punya sedikit uang untuk bercukur.