Internasional

Pelaku Bom Bunuh Diri Gerbang Bandara Kabul, Awalnya Dibebaskan Oleh Taliban dari Penjara

Pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 13 anggota militer AS, serta seratus warga sipil lebih ternyata sebelumnya dibebaskan oleh Taliban.

Editor: M Nur Pakar
Anadolu Agency/Haroon Sabawoon/ Getty Images
Asap mengepul dari lokasi ledakan dekat bandara Kabul, Afghanistan, Minggu (29/8/2021). 

SERAMBINEWS.COM, KABUL - Pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 13 anggota militer AS, serta seratus warga sipil lebih ternyata sebelumnya dibebaskan oleh Taliban.

Salah seorang di antaranya, tahanan di Pangkalan Udara Bagram, hanya beberapa hari sebelum serangan mematikan.

Pembom itu diidentifikasi oleh ISIS-K bernama Abdul Rehman Al-Loghri, dan dua pejabat AS mengkonfirmasi identitas penyerang yang tewas kepada CNN.

Pangkalan Udara Bagram merupakan basis operasi utama bagi AS dan mitra koalisinya sampai militer AS meninggalkannya pada awal Juli 2021.

Kemudian, menyerahkannya kepada pasukan Afghanistan.

Karena pemerintahan Joe Biden yakin sudah memiliki kemampuan dan kapasitas untuk mempertahankan Afghanistan.

Baca juga: Taliban Ancam Keluarga Mahasiswa Afghanistan di Inggris

Penjara itu sudah berada di bawah otoritas Afghanistan selama bertahun-tahun.

Tetapi pada pertengahan Agustus 2021, menghadapi serangan besar-besaran Taliban, militer dan pemerintah Afghanistan hancur.

Pembom yang membunuh begitu banyak orang di Bandara Internasional Hamid Karzai pada 26 Agustus 2021, dibebaskan dari penjara Parwan di Pangkalan Udara Bagram.

Pada hari yang sama pasukan pemberontak memasuki ibu kota, Fox News dan CNN melaporkan.

Hal itu mengutip beberapa pejabat dan perwakilan kongres yang diberi pengarahan oleh pejabat keamanan nasional.

Senator Republik, Ken Calvert, Subkomite Alokasi DPR untuk Pertahanan mengatakan bahwa pejabat keamanan mengkonfirmasi pembom Kabul 26 Agustus adalah teroris ISIS-K.

Sebelumnya, diketahui ditahan di penjara Bagram, kemudia dibebaskan bersama dengan ribuan lainnya hanya beberapa hari sebelum serangan mematikan itu.

Baca juga: Taliban Minta Amerika Serikat, Hentikan Serangan Drone di Wilayah Udara Afghanistan

Baik Fox dan CNN melaporkan pejabat AS lainnya mengkonfirmasi akun Calvert, yang katanya didasarkan pada informasi kredibel dari dinas intelijen India.

CENTCOM kepada Business Insider, Kamis (7/10/2021) mengatakan masih ada penyelidikan yang sedang berlangsung atas insiden di Abbey Gate.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved