Berita Olahraga

Ternyata Ada Doa Istri Dibalik Kesuksesan Sertu Andri Raih Emas Binaraga PON Papua, Begini Kisahnya

Ungkapan ini tampaknya sangat layak disematkan kepada keberhasilan Sertu Andri Anto yang sukses meraih medali emas Cabor Binaraga di PON Papua.

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Saifullah
Dok Kodim Aceh Utara
Sertu Andri Anto yang berdinas di Kodim 0103 Aceh Utara, peraih medali emas Cabang Olahraga Binaraga atlet Aceh dari Lhokseumawe dalam ajang PON XX Papua 2021, Rabu (6/10/2021). 

Ia sendiri saat ini menetap di Asrama Kodim Aceh Utara, Lhokseumawe dan sehari-harinya bertugas sebagai Babinsa Koramil 05/STB.

Putra dari pasangan Harjo Suwito (65), dan Supriyatun (59), ini menempuh pendidikan Tamtama tahun 1999 lalu. 

Sertu Andri Anto lahir di Madiun, Jawa Timur 16 Oktober 1979. Setelah menikah ia mempunyai 3 anak.

Baca juga: VIDEO Aceh Raih Medali Emas Cabang Binaraga di PON Papua 2021, Sumbangan Andri Yanto Kelas 85 Kg

Meski prestasinya belum setenar para pendahulunya, namun hingga saat ini binaragawan muda yang memiliki hobi pencak silat tersebut terus berupaya merangkai untaian medali, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Sosok Serda Andrianto sangat mencintai keluarga, hormat kepada orang tua dan taat terhadap perintah agama. 

Sejak kecil ia rajin membantu orang tuanya yang berprofesi sebagai buruh tani.

Kemudian sejak usia sekolah, setiap hari dengan bekal seadanya Sertu Andri Anto menapaki jalan yang terkadang terik terkadang hujan untuk menuntut ilmu demi meraih masa depannya. 

Dibesarkan dengan serba keterbatasan, lambat laun Andri pun tumbuh dewasa dan semakin bijak dalam menyikapi hidup. 

"Ketika beranjak dewasa, saya mulai dikenal oleh teman-teman sebagai anak yang ringan tangan dan mudah bergaul," sebut Sertu Andri Anto kepada Serambinews.com, Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Binaraga Sumbang Emas Ketiga untuk Tanah Rencong

Dikatakannya, setamat Sekolah Teknik Mesin (STM) pada tahun 1998, ia memperoleh kesempatan mendaftarkan diri menjadi calon tamtama TNI-AD di Koramil Madiun.

Setelah dinyatakan lolos seleksi dan berlanjut hingga mengikuti pendidikan militer selama 8 bulan, di Rindam V/Brawijaya.

"Lalu pada tahun 1999, saya lulus dan telah dilantik dengan pangkat Prajurit Dua dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Tamtama di Batalyon 527/Lumajang," ceritanya.

Kemudian, lanjutnya, belum terlalu lama bergabung dengan satuan barunya.

Sekitar tahun 2000, ia berangkat ke Ambon untuk melaksanakan operasi pemulihan keamanan.

Inilah awal karirnya berlatih mengangkat beban yang terbuat dari kaleng yang diisi cor-coran semen, dalam rangka mengisi waktu luang sambil terus mengamati perkembangan keamanan lingkungan tugasnya. 

Baca juga: Binaragawan Aceh Persembahkan Medali Emas, Sisihkan Empat Pesaing dalam PON Papua 2021

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved