Berita Aceh Tamiang
Terobos Pedalaman Aceh Tamiang, Kadisdik Upayakan Pemerataan Mutu Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Drs Alhudri MM beserta jajarannya melakukan perjalanan jauh melewati jalanan berdebu dan bebatuan
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Drs Alhudri MM beserta jajarannya melakukan perjalanan jauh melewati jalanan berdebu dan bebatuan hingga menerobos jalanan setapak di tengah perkebunan sawit.
Mereka juga menaiki perahu untuk menyeberangi sungai menuju daerah pedalaman Kabupaten Aceh Tamiang.
Rombongan Disdik Aceh yang dipimpin langsung Kadisdik Aceh itu meninjau sejumlah sekolah pelosok Aceh Tamiang, yaitu SMA Negeri 1 Bandar Pusaka, SMA Negeri 1 Sekerak, dan SMA Negeri 1 Tamiang Hulu.
Alhudri begitu bersemangat ingin melihat langsung kondisi pendidikan serta berjumpa dengan para guru dan siswa yang berada di daerah pelosok.
Baca juga: Rizki Ramadhani, Pegawai Kejari Abdya Raih Juara 3 Duta Medsos Kejaksaan RI
Berada di pelosok Tamiang itu juga mengaku terkenang saat menjadi camat di Samar Kilang, sebuah daerah pedalaman Kabupaten Bener Meriah.
Semua itu dilakukan sebagai upaya membangun pendidikan berkualitas di pelosok negeri.

Alhudri bercita-cita ingin melakukan perubahan di sektor pendidikan melalui pemerataan mutu pendidikan di seluruh Aceh, sehingga lulusan SMA, SMK dan SLB mampu bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional.
"Ya, itulah keinginan saya," imbuhnya.
Salah satu sekolah yang paling jauh dikunjungi Kadisdik Aceh kali ini adalah SMA Negeri 1 Sekerak. Tak mudah jalan menuju ke sekolah yang terletak di Desa Sulum ini.
Baca juga: Hati-hati Saat Melintas di Jalan Soekarno Hatta, Ternak Sapi Berkeliaran
Orang nomor 1 di Disdik Aceh itu harus menaiki sepeda motor melewati berbagai rintangan, mulai jalanan bebatuan dan berlumpur hingga jembatan gantung saat menyeberangi sungai.
Alhudri mengajak semua pihak agar memiliki tekad yang sama untuk memajukan pendidikan. Targetnya, para lulusan sekolah yang diterima di perguruan tinggi terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun.
"Saat ini kita sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun, wabah Covid-19 masih ada di muka bumi ini. Kami ingatkan agar penerapan protokol kesehatan jangan diabaikan " ujarnya.
Alhudri berharap, agar pembelajaran tatap muka dapat terus berjalan, diperlukan upaya pencegahan terhadap penyebaran virus Covid-19, yaitu dengan penerapan protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi bagi guru dan siswa.
"Alhamdulillah, sudah mulai terlihat hasil dari ikhtiar vaksinasi yang kita lakukan. Saat ini jumlah orang yang terpapar Covid-19 mulai menurun di Aceh. Hal itu dapat dilihat dari data yang dipaparkan tim Satgas Covid setiap harinya," kata mantan kepala Dinas Sosial Aceh itu.
Baca juga: Sebelum Terlambat, Judi Online Wajib Diblokir, di Inggris Kerugian Capai Rp 23 Triliun
Hampir tiga jam Alhudri memompa semangat para guru dan siswa yang berada di kawasan pedalaman itu.
Ia juga sangat mengapresiasi ketekunan dan kegigihan para guru dan tenaga kependidikan yang mengajar di SMA Negeri 1 Sekerak.
"Bapak dan ibu gurunya sudah bersemangat. Adik-adik juga harus lebih semangat sekolahnya ya. Karena kita sudah memiliki fasilitas yang memadai disini. Di Pameu, Aceh Tengah, anak-anak harus belajar di balai desa untuk bisa bersekolah," ungkap putra Aceh Tengah ini.
Kadisdik berharap agar lulusan SMA Negeri 1 Sekerak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Untuk mencapai itu, para guru diminta Alhudri untuk dapat mengembangkan inovasi dalam pembelajaran serta melakukan pembinaan guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
"Kami ke sini untuk merasakan, apa yang telah dirasakan guru-guru kami yang mengajar di pelosok. Kita memiliki cita-cita yang sama untuk meningkatkan mutu pendidikan Aceh," ujarnya di hadapan para guru.
SMA Negeri 1 Sekerak yang dikunjungi Kadisdik Aceh itu memiliki tiga rombongan belajar dengan jumlah siswa 60 orang, berasal dari tiga desa. Saban hari para siswa harus berjalan sekitar 5 hingga 10 kilometer untuk menuju sekolah.
Baca juga: Kasus Covid-19 Menurun, Pelaku Usaha Properti Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Kondisi jalan di kawasan ini berdebu di saat musim kemarau dan berlumpur di kala musim hujan, bahkan banjir sudah biasa mereka lalui.
Tak kalah hebat, setiap hari para guru yang mengajar di sana, selain harus menyeberangkan sepeda motornya dengan rakit kayu, mereka juga harus mengendarai sepmor untuk menuju sekolah.
Soalnya, medan jalan yang dilalui juga
sangat curam, hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
“Jalan ini kalau hujan sering banjir dan berlumpur, jika musim panas jalannya berdebu. Kadang guru yang tinggal di seberang sungai tidak bisa lewat kalau hujan dan harus berhati-hati karena sangat licin,” kata Bachtiar, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yang ikut mendampingi Kadisdik Aceh, Jumat, (8/10/2021).
Kacabdin Aceh Tamiang mengapresiasi semangat dan perjuangan para guru di daerah terpencil dalam mengajar dan membimbing para siswa agar lulus di perguruan tinggi dan diterima di industri, dunia usaha, dan dunia kerja.
Baca juga: Sempat Drop Usai Divaksin, Siswi SMKN 1 Lhokseumawe Ajak Masyarakat Jangan Takut Vaksinasi
"Tentu tidak sama perjuangan antara guru yang berada di perkotaan dan daerah terpencil. Materi pembelajaran yang diajarkan juga harus disesuaikan dengan kemampuan siswanya," ungkap Bachtiar.
Meski demikian, Kabupaten Aceh Tamiang secara umum memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik. Hal itu terlihat dari jumlah lulusan yang berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) semakin meningkat setiap tahunnya.
"Ini semua berkat kerja sama yang baik antara para guru dengan kepala sekolah. Sedangkan cabang dinas hanya mendorong penguatan program pendidikan melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) untuk menuju Aceh Carong," tukasnya. (*)
Baca juga: Dapat Nilai Tertinggi Tes SKD, Reny Octavira tak Lulus Masuk Sekolah Tinggi Transportasi Darat