Update Corona di Aceh

71 Pasien Covid-19 Dinyatakan Sembuh, Masih Ada 3 Juta Lagi Warga belum Vaksin

Sementara itu, lanjut pria yang disapa SAG itu, 71 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh meliputi warga Pidie sebanyak 19 orang, Aceh Besar 18 orang,

Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
Juru Bicara Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani mengatakan, Gubernur Aceh Nova Iriansyah dinyatakan telah sembuh dari virus corona (Covid-19) berdasarkan hasil swab PCR terbaru yang keluar Minggu (27/6/2021) malam dengan hasil negatif 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 71 orang lagi. Sementara itu, kasus konfirmasi baru ditemukan 17 orang, dan enam orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk satu orang yang meninggal dunia dalam waktu 24 jam terakhir.

“Satu orang meninggal dunia pada hari ini, delapan lainnya ada yang kejadian kemarin,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani kepada media di Banda Aceh, Sabtu (9/10/2021).

Ia menjelaskan kasus terbaru meninggal dunia hari ini seorang warga Aceh Tamiang.

Kemudian empat kasus lainnya meninggal dunia kemarin, 8 Oktober 2021, masing-masing satu orang warga Aceh Utara, Aceh Besar, Sabang, dan warga Simeulue.

MPU Aceh Selatan Dukung Vaksinasi Covid-19, Tgk Armia: Fatwa MUI Vaksin Sinovac Halal dan Suci

Satu orang lagi warga Banda Aceh, yang meninggal pada 4 Oktober 2021.

Sementara itu, lanjut pria yang disapa SAG itu, 71 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh meliputi warga Pidie sebanyak 19 orang, Aceh Besar 18 orang, dan warga Banda Aceh sebanyak 14 orang.

Kemudian warga Bireuen sebanyak lima orang, Aceh Selatan empat orang, Aceh Jaya tiga orang, warga Langsa dan Sabang sama-sama dua orang.

Selanjutnya warga Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan warga Lhokseumawe, masing-masing satu orang.

Lebih lanjut SAG juga melaporkan kasus-kasus baru sebanyak 17 orang, yang meliputi warga Banda Aceh sebanyak empat orang, warga Langsa dan Pidie sama-sama dua orang.

Pemerintah Genjot Vaksinasi Covid-19, Total Sudah Mencapai 77.970

Kemudian warga Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bener Meriah, Sabang, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, dan warga Subulussalam, masing-masing satu orang.

“Kasus positif baru memang ‘hanya’ 17 orang, namun kita belum boleh lengah. Satgas Covid-19 kabupaten/kota tengah menelusuri kontak erat kasus-kasus baru tersebut, dan masyarakat diharapkan tetap menjalankan protokol kesehatan,” anjur SAG.

3 juta belum vaksin

Sementara itu Sekda Aceh dr Taqwallah M Kes menyebutkan data yang masuk dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Aceh, jumlah Penduduk Aceh yang sudah divaksin per 1 Oktober 2021 sebanyak 1.020.155 orang, atau baru sebesar 20 persen dari 5,2 juta jiwa jumlah penduduk Aceh.

“Untuk merubah pandemi covid 19 menjadi endemi, jumlah penduduk yang harus divaksin harus berkisar 75-80 persen atau sebanyak 4.160.000 jiwa. Ini artinya, masih ada 3 juta jiwa lagi, penduduk yang perlu divaksin,” kata Taqwallah Kepada Serambinews.com, Senin (4/10/2021) dari lokasi kunjungan kerjanya di Langsa dan Aceh Timur.

Taqwallah menjelaskan, vaksin covid 19, yang harganya mahal dan jumlahnya terbatas itu, bukan obat melainkan solusi untuk mewujudkan kekebalan kelompok atau herd immunity di atas 75 persen.

Gejala yang ditimbulkan oleh suntik vaksin umumnya ringan dan bagi yang sudah divaksin, jika terkena virus corona, Insya Allah tidak parah.

Pada tahun 1960-1970 ungkap Taqwallah, Indonesia pernah diserang penyakit cacar.

Waktu itu sekitar 200-an orang dicacar setiap hari. Setelah sukses pada tahun 1980-an, imunisasi cacar dihentikan.

Pada tahun 1995-1997, ada vaksinasi polio. Pada Bulan September anak usia 5-10 tahun, dilakukan vaksin polio.

Sejak 2006 kasus polio tidak lagi ditemukan, 27 Maret 2014 diterbitkan sertifikat bebas polio.

Selanjutnya, calon jamaah haji/umrah yang mau berangkat ke tanah suci Mekkah, wajib divaksin meningitis untuk mencegah penularan sakit peradangan pada selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang.

Vaksin ini dibuktikan dengan sertivifat vaksinasi Internasional (ICV) atau disebut buku kuning.

Jadi, kata Taqwallah, program vaksinasi di masa pandemi covid 19 yang dilaksanakan pada tahun 2021 ini secara meluas ke berbagai lapisan masyarakat, mulai dari tenaga kesehatan, pelayanan publik, orang lanjut usia (lansia), pelajar, orang umum dan penduduk desa adalah untuk membentengi diri dari penularan virus corona.

Populasi virus corona bisa dibasmi dan dicegah, di antaranya dengan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan vaksin.

Apabila jumlah penduduk satu daerah bisa divaksin dalam persentase di atas sebesar 75 persen, maka tingkat kekebalan penduduknya terhadap virus corona menjadi tinggi.

"Dan bila, jumlah penduduk dalam satu daerah yang sudah divaksin berada di atas 75-80 persen, maka imunitas atau kekebalan lingkungan pendudunya jadi naik, dan kita bisa melepas masker," ujarnya.

Para santri dayah dan pesantren, yang selama ini pakai masker, setelah semuanya sudah divaksin, imunitas lingkungannya meningkat, maka maskernya sudah bisa dilepas.

Sekaranag ini, pihaknya belum berani memerintahkan anak sekolah dan santri untuk melepas maskernya, karena jumlah masyarakat dan santri yang divaksin masih sedikit sekitar 20 persen, belum mencapai angka 75-80 persen.

Untuk itu, kunjungan pihaknya ke berbagai pesantren dan dayah sejak Senin (4/10/2021) sampai Senin (11/10/2021) depan ke berbagai daerah, untuk hal tersebut, yaitu memberikan sosialisasi manfaat vaksin bagi tubuh santri kepada pimpinan pesantren dan dayah.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved