Cerita Cucu Sultan Aceh Mencari Jejak Saudara-saudaranya

Dari istri-istrinya itu, Sultan memiliki tujuh anak (satu di antaranya mangkat saat bayi) dan 40 cucu

Editor: bakri
Serambi Indonesia
Cucu Sultan Aceh terakhir, Tengku Dian Anggraeni (kiri), saat peletakan batu pertama pemugaran makam Sultan Aceh, Muhammad Daud Syah. 

* Makam Tuanku Muhammad Daud Syah Mulai Dipugar

Sultan Aceh terakhir, Tuanku Muhammad Daud Syah memiliki empat istri. Dari istri-istrinya itu, Sultan memiliki tujuh anak (satu di antaranya mangkat saat bayi) dan 40 cucu, yang sebagian besar berada di Aceh dan Jakarta. Berharap bisa semakin mempererat silaturahmi di tengah usia yang semakin tua.

TEUNGKU Dian Anggraeni melihat langsung pengerjaan pemugaran makam Sultan Aceh terakhir, Tuanku Muhammad Daud Syah di Kompleks Taman Pemakaman Umum Rawamangun Jakarta Timur. Pemugaran sudah tahap pengerjaan lantai dan diharapkan selesai dalam waktu 120 hari.

“Alhamdulillah, lantai makam sudah mulai dikerjakan, seluruh proses dilakukan secara profesional,” kata Teungku Dian Anggraeni, cucu Sultan dari istri Hj Neng Effi, perempuan asal Banten.

Saat melihat proses pemugaran itu, Teungku Dian juga sempat menerima kunjungan sejumlah anggota masyarakat yang datang ke kompleks makam Sultan dan menjelaskan silsilah dan keturunan Sultan. “Dokumen silsilah sultan terpelihara dengan baik, itu ada pada saya," katanya.

Ia mendapat banyak dukungan dan doa dari masyarakat atas pemugaran makam Sultan Aceh ini dan menyampaikan terima kasih atas dukungan itu. Pemugaran dilakukan atas perintah Gubernur DKI Jakarta, Anies R Baswedan, dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2.1772.094.532.

Keturunan Sultan

Teungku Dian Anggraeni juga mengirimkan silsilah dan keturunan Sultan Muhammad Daud Syah kepada Serambi. Dalam silsilah itu, diketahui Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah memiliki empat istri.

Istri pertama bernama Permaisuri Teungku Putroe Gambar Gading (dimakamkan di TPU Kemiri Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur). Dari permaisuri ini, lahir anak kembar yaitu Tuanku Raja Cut Rayeuk (mangkat ketika masih bayi) dan Tuanku Raja Ibrahim yang disebut juga Tuanku Raja Manyak.

Tuanku Raja Ibrahim menikah dengan tujuh istri: Istri pertama Potjut Hamidah, dikaruniai dua orang anak yakni Tengku Putro Safiatuddin Cahya Nur Alam, tinggal di Mataram (almarhumah) dan Tengku Putro Darma Kasmi Cahya Nur Alam (almarhumah).

Istri kedua bernama Tjupo Hawa. Dikarunia tiga anak yaitu Tuanku Raja Zainal Abidin (almarhum, dan dimakamkan di Riweuk Pidie), Tengku Putro Sariawan Ratna Keumala (tinggal di Banda Aceh), dan Tuanku Raja Mansyur (almarhum).

Istri ketiga bernama Tjupo Hafsah. Dikaruniai dua anak, Tengku Putro Rengganis Jaya Kusuma (tinggal di Tangse Pidie) dan Tuanku Raja Kamaluddin (almarhum, meninggal di Banda Aceh saat tsunami 2004). Berikutnya istri keempat Tjupo Chatidjah, lahir tiga anak, Tuanku Raja Johan (almarhum, dimakamkan di Cot Sukon Langga Pidie), Tuanku Raja Syamsuddin (tinggal di Lhokseumawe), dan Tuanku Raja Muhammad Daud (tinggal di Lhokseumawe).

Istri kelima Potjut Aminah, dikarunia satu anak Tuanku Raja Iskandarsyah (almarhum, dimakamkan di Riweuk Pidie disamping makam TR Zainal Abidin). Dari istri keenam Potjut Marjam, juga memiliki satu anak, Tengku Putro Sukmawati (tinggal di Banda Aceh).

Istri ketujuh Tjupo Manjak, dikaruniai empat anak, Tuanku Raja Yusuf (tinggal di Banda Aceh), Tuanku Raja Sulaiman (tinggal di Kota Bakti Pidie), Tengku Putro Gamba Gading (tinggal di Sabang), dan Tuanku Raja Ishak Badruzzaman (tinggal di Kota Bakti Pidie).

Selanjutnya istri kedua Sultan Muhammad Daud Syah bernama Pocut Manyak Cot Murong (tidak memiliki keturunan. Ia memelihara Tuanku Raja Manyak). Istri ketiga Sultan adalah Teungku Jam Manikam binti Tuwanku Mahmud (dimakamkan di Keudah, juga tidak mempunyai keturunan).

Adapun istri keempat Sultan Muhammad Daud Syah adalah Hajjah Neng Effi (berasal dari Banten dimakamkan di Pekuburan Raja-raja Komplek Baperis, Banda Aceh). Pasangan ini dikaruniai lima anak:

Anak pertama Sultan dari Neng Effi adalah Tengku Poetro Laila Kusuma, yang kemudian memiliki anak: Cut Nazaria (tinggal di Banda Aceh), Teuku Nazarudin (tinggal di Jakarta), Cut Kasmawati (tinggal di Banda Lombok), Cut Mutia (tinggal di Banda Aceh), dan Fauziah (tinggal di Banda Aceh).

Anak kedua, Tuwanku Muhammad, memiliki keturunan yaitu Tuwanku Muhammad Daud di Jakarta (almarhum), dan Tuwanku Yusuf di Jakarta (almarhum).

Anak ketiga bernama Tuwanku Aziz, memiliki keturunan Tengku Farida (tinggal di Jakarta), Tuwanku Saiful Anhar (tinggal di Jakarta), Tengku Azizah (tinggal di Banda Aceh), Tengku Sila (tinggal di Jakarta), Tengku Inal (tinggal di Jambi), Tengku Inong (tinggal di Karawang), Tuwanku Maulana (tinggal di Jakarta), Tuwanku Iskandar (tinggal di Jakarta), Tuwanku Hikmah (tinggal di Jakarta).

Anak keempat Sultan Tuwanku Hasyim dan anak kelima bernama Tuwanku Ali Zulkarnaen Samsul Bahar. Tuwanku Ali Zulkarnaen Samsul Bahar memiliki tujuh anak, yaitu: Tuwanku Boy Rizal Agustiaz (tinggal di Jakarta), Tuwanku Piaramon Julizar (tinggal di Jakarta), Tengku Dian Anggraeni (tinggal di Jakarta), Tengku Devi Aditia Fenica (tinggal di Jakarta), Tengku Poppyca Mardiana (tinggal di Jakarta), Tengku Mutia Depril Kartin (tinggal di Jakarta),  Tengku Sendy Marliza (tinggal di Jakarta).

Tengku Dian Anggraeni menjelaskan, dirinya sejak kecil memang diberitahu dan diajarkan oleh ayahandanya tentang tata laku dan silsilah keturunan Sultan Aceh. “Meski kami tinggal di Jakarta, tapi kami dididik sebagai keluarga kerajaan. Termasuk cara kami bertegur sapa dan sebagainya,” kata perempuan yang lahir 4 Februari 1975 ini.

Ayahandanya, Tuwanku Ali Zulkarnaen Samsul Bahar meninggal dunia  25 April 2009, dan dimakamkan  di Pondok Kelapa, bersisian dengan makam istrinya. Tengku Dian Anggraeni sendiri baru menjejakkan kaki di Banda Aceh untuk pertama kali pada 2017 silam.

Ia mencoba melakukan silaturahmi dengan saudara-saudaranya yang ada di Aceh. “Tapi memang saya tidak bisa mendatangi semua, sebab saat itu waktu saya hanya tiga hari,” bebernya.

Tapi sejak itu, komunikasi antar keluarga besar Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah mulai terjalin. “Bahkan sudah ada yang namanya Kaum Alaidin,” ujarnya.

Ia mengharapkan, ke depan keluarga Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah bisa semakin mempererat silaturahmi kembali. Sebab selain karena sudah tua, juga banyak yang tinggal di luar Aceh. “Setidaknya ada 16 orang yang tinggal di luar Aceh,” sebut Teungku Dian Anggraeni.(Fikar W Eda)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved