UAS Menyelam di Objek Wisata Incaran UEA
Ustadz Abdul Somad (UAS) tiba di Kabupaten Aceh Singkil, Senin (11/10/2021) malam, sekitar pukul 23.14 WIB
SINGKIL - Ustadz Abdul Somad (UAS) tiba di Kabupaten Aceh Singkil, Senin (11/10/2021) malam, sekitar pukul 23.14 WIB. Setelah beristirahat, pada Selasa (12/10/2021) pagi kemarin UAS berwisata ke objek wisata Kepulauan Banyak.
Di objek wisata incaran investor Uni Emirat Arab (UEA) ini, UAS tak hanya menikmati pemandangan hamparan pasir putih dan warna warni air laut, tapi juga menyelam untuk melihat keindahan bawah laut.
UAS terlihat mengenakan perlengkapan diving seperti kacamata dan pakaian selam, selanjutnya naik speed boat menuju lokasi diving tempat terumbu karang di depan Pulau Panjang.
UAS ke Kepulauan Banyak ditemani sahabatnya HM Fadhil Rahmi Lc yang juga Senator DPD RI asal Aceh, Bupati Aceh Singkil Dulmusrid, anggota DPRK, dan rombongan lainnya. Pelayaran menggunakan kapal cepat milik Pemkab Aceh Singkil, KM Tailana.
Dalam pelayaran itu, UAS yang duduk di ruang depan kapal sempat mengulas sejarah Singkil dan Syekh Abdurrauf As Singkili. Singkil sebutnya, pada masa lalu sebelum zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, merupakan pelabuhan internasional. Karena dari Gujarat, India, Arab, Yaman dan dari Afrika langsung datang ke Singkil.
"Jadi orang-orang Afrika sebelum zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sudah sampai ke pantai ini. Singkil di bawahnya ada Barus," ujarnya.
Kedatangan bangsa Afrika mencari getah pohon kamper yang sering disebut kapur Barus. Kapur barus yang tumbuh di tepi Sumatera bagian Timur itu salah satunya digunakan mengawetkan mayat mumi Fir'aun.
"Mereka kemari mencari getah pohon kamper namanya yang hanya tumbuh di tepi Sumatera bagian Timur ini. Sering disebut Kapur Barus, kalau diletakan di lemari tidak masuk kecoa begitu juga untuk mengawetkan mayat mumi Fir'aun itu. Dari sini datangnya dibawa mereka bertahun-tahun sampai ke Mesir sana," kata UAS.
Jadi sebut Ustadz Abdul Somad, peradaban yang lama telah datang Islam ke Pulau Sumatera. "Salah satu buah dari dahwah Islam ini ulama besar Syekh Abdurrauf As Singkili. Lahir tahun 1615 sampai 1693 Masehi, jadi lebih kurang 400 tahun yang lalu," terangnya.
Syekh Abdurrauf merupakan orang pertama yang menerjemahkan Alquran dalam bahasa melayu serta menulis kitab hadis dan lainnya. Selain menulis kitab, Syekh Abdurrauf juga merupakan Mufti kerajaan Aceh.
Dijelaskan ulama kelahiran Aceh Singkil itu merupakan penafsir Alqran dan sufi karena ahli tasawuf. Sanad keilmuannya sampai ke al-Qusyasyi di Madinah. Dari Al Qusyaayi ke Syekh Abdurrauf, lalu menyebar ke Makasar melalui Syekh Yusuf al Makassari yang datang belajar tarekat syattariyah Syekh Abdullah asy-Syattar, India ke Syekh Abdurrauf.
Kemudian datang dari Pamijahan belajar ke Syekh Abdurrauf itulah Syekh Abdul Muhyi Pamijahan dan datang pula dari Ulakan, Pariaman, Sumatera Barat Syekh Burhanuddin Ulakan. Menurut UAS penyebaran tarekat Syattariyah yang dilakukan Syekh Abdurrauf berdasarkan yariat bukan sekedar tasawuf tanpa bekal syariat.
"Jadi kalau mau lihat profil ulama Nusantara yang seimbang antara syariat dengan hakikat, dengan tarikat dan marifat yaitu ada pada diri Syekh Abdurrauf," kata Ustaz Abdul Somad.
Dia kemudian mengajak mahasiswa datang ke Singkil untuk mempelajari dan menggali kembali kitab-kitab karya Syekh Abdurrauf. "Karena kita butuh tokoh untuk jadi model dakwah masa depan," tuturnya.
Setelah itu, Ustaz Abdul Somad naik ke bagian atas kapal bersama Fadhil Rahmi, lalu diikuti Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid. Sambil menikmati hamparan air laut, Dulmusrid menceritakan kondisi keindahan Kepulauan Banyak yang terdiri dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat.
Selain itu, Dulmusrid juga menjawab pertanyaan Syech Fadhil terkait rencana investasi Uni Emirat Arab (UEA). "Pulau Banyak seperti informasi dari Murban Energy akan dijadikan Maldives kedua," kata Dulmusrid.
Sementara UAS bertanya tentang lokasi turun pesawat jika terbang dari Pekan Baru. Mendapat pertanyaan tersebut, Dulmusrid menyebutkan, pesawat bisa turun di Bandara Syekh Hamzah Fansuri di Singkil Utara, yang pengembangannya direncanakan pada tahun depan. Selanjutnya dari bandara ke Pulau Banyak bisa naik kapal feri atau kapal cepat.
Dalam kesempatan itu, Dulmusrid juga meminta UAS mendoakan agar investasi UEA di Pulau Banyak mendatangkan kebaikan.
Usai berkunjung ke destinasi wisata Pulau Banyak, UAS kemudian melaksanakan shalat Isya dan silaturahmi dengan masyarakat Pulau Banyak di Masjid Baitul Muhtadin. Pada Rabu (13/10/2021) hari ini, UAS diagendakan melaksanakan Subuh berjamaah di masjid Pulau Balai, dan terakhir ditutup pertemuan dengan wali santri dan masyarakat di Pesantren Darur Rasyid.
Kunjungan UAS ke Aceh Singkil ini merupakan yang ketiga kalinya. Kedatangan dai kondang Indonesia itu pada Senin malam kemarin disambut langsung oleh Bupati Dulmusrid di teras pendopo bupati di Pulo Sarok. Di pendopo bupati, ia dijamu makan malam.(de)