Opini

“Buya Krueng Teudong-dong”

Membaca opini Nurchalis, Sp, M,Si, “Menghitung Pulau Banyak Effect”, (SI; 25/9/2021), mengingatkan opini penulis, “Buya Tamong Meuraseuki

Editor: bakri
zoom-inlihat foto “Buya Krueng Teudong-dong”
FOR SERAMBINEWS.COM
Hanif Sofyan, Pegiat Sosial, tinggal di Tanjung Selamat, Aceh Besar

Jika terus berharap pada investor untuk memenuhi seluruh kebutuhan kita, termasuk dalam pengadaan infrastruktur, jalan, air, listrik (yang di masa depan akan didorong melalui skema energi terbarukan dengan memanfaatkan energi angin, matahari, air dan baterai), tentu saja tidak akan berdampak positif dari kacamata investor lain. Kecuali ada kepentingan sangat luar biasa dari para investor terhadap proyek yang akan dilakukannya. Sebagaimana tren ekonomi dunia negara-negara adidaya baru yang cenderung sedang melakukan ekspansi besar-besar untuk menguasai jalur ekonomi dunia, layaknya membangun Jalan Sutera Baru, seperti digagas Cina saat ini.

Apa yang pernah terjadi dengan kasus KIA Ladong, soal drainase yang buruk, munculnya pungli, ketersediaan air bersih, listrik yang tidak optimal, adalah pelajaran yang sangat berharga bagi Pemerintah Aceh. Bahwa sekedar mendorong sebuah gagasan atau kebijakan pembangunan atau menerima ajakan kerjasama yang bombastis, tidak serta merta melejitkan dan mampu mendatangkan investor dan kemudian melahirkan MoU baru.

Kecuali jika kita mengiklankan obat sakit kepala, begitu diminum bisa langsung menyembuhkan. Tetapi pembangunan kita bukan iklan obat sakit kepala, salah-salah justru kita kehilangan muka karena ternyata infrastruktur kita tidak mendukung padahal kita menjanjikan sarana investasi terbaik.

Kita berharap jalan toll, kereta api, pembangunan pelabuhan, bandara, rumah sakit, dan di masa depan penggunaan energi listrik terbarukan dari panas bumi di sepanjang Lembah Seulawah, Sabang, Bener Meriah adalah penunjang infrastruktur investasi kita yang terbaik.

Jika tidak, seperti bunyi hadih maja kita menjadi Buya Krueng Teudong-Dong, Buya Tamong Meuraseuki, kita hanya bisa menjadi penonton atas semua undangan investasi yang kita sebar. Sedangkan jika kita terus memainkan jurus menggunakan sumber daya cilet-cilet tanpa skill, mark up, nepotisme, korupsi, kita akan kehilangan pamor dan kepercayaan di negeri sendiri.

Kita berharap bahwa Pemeintah Aceh sekali ini, serius dengan investasi di Singkil, Pulau Banyak, agar wilayah Barsela menikmati indahnya pembangunan kita, setelah harapan kita pupus, di Ladong, Sabang, energi panas bumi Seulawah, pabrik pupuk di Pidie, dan banyak pembangunan kita yang tak mengedepankan skala prioritas sehingga kita memaksimalkan APBA, Otsus tapi menafikan kebutuhan kita tentang membangun Aceh, melalui Pembangunan Lima Tahunan dengan capaian-capaian yang dapat mendeteksi, berapa lama lagi kita bangkit menuju Aceh Tinggal Landas?

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved