Berita Banda Aceh

Kadin Aceh dan Bea Cukai Bahas Kawasan Berikat Bawang Merah Pidie, Peluang Ekspor ke Saudi dan Dubai

pembahasan rencana pengembangan bawang merah dalam satu kawasan, untuk persiapan ekspor bawang merah ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HERIANTO
Kakanwil BPN Aceh, Dr Safuadi sedang berikan penjelasan peluang ekspor bawang merah di Arab Saudi dan Dubai, Uni Emirat Arab, kepada Wakil Ketua Kadin Aceh, Zakarya, di Kantor Bea dan Cukai Aceh, Senin (18/10/2021). 

Kalau satu hektar menghasilkan 6 ton, dikali Rp 20.000/Kg, omset penjulannya menjadi Rp 120 juta.

Sementara modal tanam bawang satu hektar, sekitar Rp 35 – Rp 50 juta.

“Ini artinya, jika tanaman bawang merahnya tidak mengalami gagal panen, petaninya akan mendapatkan keuntungan Rp 70 juta, dalam waktu 65 hari kerja," ujarnya.

Baca juga: Bea Cukai Berharap Bawang dan Emping Bisa Diekspor

Kepada Pengurus Kadin Aceh, Safuadi menyarakan, dalam pengembangan tanaman bawang merah di Pidie dan Pijay, harus melalui pengelompokan dan koperasi.

Sehingga jadwal tanamnya diatur dengan luas areal tertentu. Kalau selama ini, setiap dua minggu sekali ada panen bawang 2 hektar di Pidie atau Pijay.

Untu bisa memenuhi pasar ekspor ke Arab Saudi dan Dubai, tanamnya jangan lagi 2 – 4 hektar, tapi 6 – 10 hektar/bulan.

“Sisa pemenuhan kebutuhan lokal, bisa diekspor ke Arab Saudi dan Dubai,” ujar Safuadi.

Untuk persyaratan mendapatkan kawasan berikat pengembangan bawang merah, kata Safuadi, kelompok tani yang mengembangkan tanaman bawang, harus punya gudang dan rumah pengering bawang merah, dan areal inti tanam bawang merahnya yang mampu memenuhi permintaan pasara luar negeri.

Fungsi Gudang itu, untuk penempatan konteiner sebagai tempat pemuatan bawang merah Pidie yang mau diekspor ke Arab Saudi dan Dubai.

Sedangkan fungsi rumah pengering, untuk memproses pengeringan bawanag yang sudah di panen dengan suhu yang telah diatur, sehingga buah bawang merah yang di panen, bisa tahan sampai tiga bulan.

Di Pidie, ada areal tanaman padinya sekitar 28.000 hektar, begitu juga di Pijay.

Baca juga: 10 Penjudi Chip Higgs Domino Dicambuk di Pidie, Satu Terpidana Minta Dihentikan

Areal sawah untuk tanam padi itu, sebagian bisa digunakan tanam bawang, pada saat istrahat tanam padi.

Masa tanam padi normalnya setahun dua kali, pada saat tidak tanam padi, bisa dimanfaatkan tanam bawang.

“Tanam bawang merah pada istrahat tanam padi, untuk mendukung produksi bawang merah yang ditanam di lahan intinya.

Hal ini dimaksudkan, ketika permintaan pasar bawang merah di luar negeri melonjak, bisa mengekspor dan mengisi kekosongan pasar bawang merah di luar negeri, yang selama ini diisi oleh Cina, Thailand dan Vietnam,” ujar Safuadi.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved