Berita Banda Aceh

Kadin Aceh dan Bea Cukai Bahas Kawasan Berikat Bawang Merah Pidie, Peluang Ekspor ke Saudi dan Dubai

pembahasan rencana pengembangan bawang merah dalam satu kawasan, untuk persiapan ekspor bawang merah ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HERIANTO
Kakanwil BPN Aceh, Dr Safuadi sedang berikan penjelasan peluang ekspor bawang merah di Arab Saudi dan Dubai, Uni Emirat Arab, kepada Wakil Ketua Kadin Aceh, Zakarya, di Kantor Bea dan Cukai Aceh, Senin (18/10/2021). 

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM - Kakanwil Bea dan Cukai Aceh Dr Safuadi Bersama Wakil Ketua Kadin Aceh Bidang Industri Pengolahan, Zakarya melakukan pembahasan rencana pengembangan bawang merah dalam satu kawasan, untuk persiapan ekspor bawang merah ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) serta negara lainnya.

“Produksi rutin bawang merah yang ada di Pidie dan Pijay, saat ini per dua minggu, ada panen seluas 2 hektar, belum cukup untuk memenuhi volume ekspor Arab Saudi dan Dubai (UEA), baru untuk kebutuhan lokal.

Karena itu perlu dikembangkan dalam areal yang lebih luas lagi dan terjadwal panennya,” kata Safuadi kepada Wakil Ketua Kadin Aceh, Zakarya, dalam pertemuannya di Kantor Bea Cukai Aceh, Senin (18/10/2021).

Kakanwil Bea dan Cukai Aceh, Dr Safuadi mengatakan, Kadin Aceh perlu melakukan gerakan menanam bawang merah di Pidie dan Pijay, yang masyarakatnya mulai menyukai tanaman bawang merah.

Baca juga: Bawang Merah Pidie dan Pidie Jaya Kuasai Pasar di Aceh, Mampu Saingi Bawang Impor dari China

Karena, hasil pemantauan di lapangan saat ini, ungkap Safuadi, sejak masa pandemi covid 19 tahun 2021 ini dari Januari – Oktober, produksi bawang merah dari Pidie dan Pijay, sudah mampu memenuhi kebutuhan permintaan bawang merah lokal.

Sehingga bawang merah dari Brebes dan Cina, sudah jarang terlihat di Pasar Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pijay, Lhokseumawe, Aceh Utara dan Bireuen, Aceh Timur dan pantai Barat - Selatan Aceh.

Pertemuan dengan Pengurus Kadin, kata Safuadi, untuk memberikan informasi baru kepada Kadin Aceh, bahwa setelah Arab Saudi membuka kembali pelaksanaan Umroh untuk masyarakat muslim dunia ke tanah Suci Mekkah dan Madinah.

Permintaan berbagai kebutuhan pokok di sana, termasuk bawang merah, bahan bumbu lain, ikan, kerupuk muling,  akan meningkat tajam. Aceh harus bisa mengisi logistik konsumsi untuk pelaksanaan Umroh.

Potensi itu, kata Safuadi, harus bisa diisi dari awal, sebelum orang dari daerah lain dan negara lain mengisinya.

Baca juga: Kunjungi Pidie, Rafli Kaget Petani Bawang Terkendala Listrik, Hubungi GM PLN Langsung Direspon

Pedagang bawang merah di Arab Saudi dan Dubai, membuka pasar impor bawang merah dari Aceh.

Untuk bisa memenuhi permintaan bawang merah dari Arab Saudi dan Dubai, maka di Pidie dan Pijay, serta daerah lain, perlu dibuka kawasan berikat pengembangan tanaman bawang merah.

Pasca berakahirnya pandemi covid -19 nanti, orang tidak lagi banyak duduk di kedai kopi, tapi sudah mengurus tanaman bawang merah Pidie.

Informasi dari Wakil Ketua Kadin Aceh, Zakarya, tanam bawang merah cukup menguntungan.

Dalam satu hektar areal tanam bawang, bisa menghasilkan produksi bawang merah 6 ton. Harga beli bawang merah petani di Pidie saat ini berkisar Rp 20.000 – Rp 22.000/Kg.

Kalau satu hektar menghasilkan 6 ton, dikali Rp 20.000/Kg, omset penjulannya menjadi Rp 120 juta.

Sementara modal tanam bawang satu hektar, sekitar Rp 35 – Rp 50 juta.

“Ini artinya, jika tanaman bawang merahnya tidak mengalami gagal panen, petaninya akan mendapatkan keuntungan Rp 70 juta, dalam waktu 65 hari kerja," ujarnya.

Baca juga: Bea Cukai Berharap Bawang dan Emping Bisa Diekspor

Kepada Pengurus Kadin Aceh, Safuadi menyarakan, dalam pengembangan tanaman bawang merah di Pidie dan Pijay, harus melalui pengelompokan dan koperasi.

Sehingga jadwal tanamnya diatur dengan luas areal tertentu. Kalau selama ini, setiap dua minggu sekali ada panen bawang 2 hektar di Pidie atau Pijay.

Untu bisa memenuhi pasar ekspor ke Arab Saudi dan Dubai, tanamnya jangan lagi 2 – 4 hektar, tapi 6 – 10 hektar/bulan.

“Sisa pemenuhan kebutuhan lokal, bisa diekspor ke Arab Saudi dan Dubai,” ujar Safuadi.

Untuk persyaratan mendapatkan kawasan berikat pengembangan bawang merah, kata Safuadi, kelompok tani yang mengembangkan tanaman bawang, harus punya gudang dan rumah pengering bawang merah, dan areal inti tanam bawang merahnya yang mampu memenuhi permintaan pasara luar negeri.

Fungsi Gudang itu, untuk penempatan konteiner sebagai tempat pemuatan bawang merah Pidie yang mau diekspor ke Arab Saudi dan Dubai.

Sedangkan fungsi rumah pengering, untuk memproses pengeringan bawanag yang sudah di panen dengan suhu yang telah diatur, sehingga buah bawang merah yang di panen, bisa tahan sampai tiga bulan.

Di Pidie, ada areal tanaman padinya sekitar 28.000 hektar, begitu juga di Pijay.

Baca juga: 10 Penjudi Chip Higgs Domino Dicambuk di Pidie, Satu Terpidana Minta Dihentikan

Areal sawah untuk tanam padi itu, sebagian bisa digunakan tanam bawang, pada saat istrahat tanam padi.

Masa tanam padi normalnya setahun dua kali, pada saat tidak tanam padi, bisa dimanfaatkan tanam bawang.

“Tanam bawang merah pada istrahat tanam padi, untuk mendukung produksi bawang merah yang ditanam di lahan intinya.

Hal ini dimaksudkan, ketika permintaan pasar bawang merah di luar negeri melonjak, bisa mengekspor dan mengisi kekosongan pasar bawang merah di luar negeri, yang selama ini diisi oleh Cina, Thailand dan Vietnam,” ujar Safuadi.

Wakil Ketua Kadin Aceh, Zakarya menyatakan, pihaknya akan mengajak teman-teman di Kadin Aceh yang berminat mengembangkan tanaman bawang merah Pidie di Pidie dan Pijay.

Baca juga: Menko Airlangga Hartarto Dukung Peningkatan Keterampilan Digital UMKM di ASEAN

Peluang pasar bawang merah di Arab Saudi dan Dubai itu, kata Zakarya, harus bisa diisi bawang merah dari Pidie dan Pijay

Dukungan yang diberikan Kakanwil Bea dan Cukai Aceh, BI, dan OJK, yang telah menyatakan siap membantu petani bawang merah di Pidie dan Pijay, untuk ekspor bawanag Pidie ke Arab Saudi dan Dubai.

"Segara kita sikapi dengan membangun gudang dan rumah pengering bawang merah di areal kawasan berikat pengembangan bawang merah Pidie yang akan diberikan Kanwil Bea dan Cukai Aceh, di Pidie dan Pijay," ujarnya.(*)

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Naik, Cek Rincian Lengkap Harga Emas Per Gram, Senin (18/10/2021)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved