Jurnalisme Warga

Bunda Hetti, Konselor Ternama di Pidie

Sabtu sore lalu saya dipertemukan dengan seorang ibu rumah tangga. Hetti Zuliani namanya, tapi lebih akrab disapa Bunda Hetti

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Bunda Hetti, Konselor Ternama di Pidie
FOR SERAMBINEWS.COM
IDA FITRI HANDAYANI, Guru Agama SMA 4 Banda Aceh dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Pidie, melaporkan dari Sigli

OLEH IDA FITRI HANDAYANI, Guru Agama SMA 4 Banda Aceh dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Pidie, melaporkan dari Sigli

Sabtu sore lalu saya dipertemukan dengan seorang ibu rumah tangga. Hetti Zuliani namanya, tapi lebih akrab disapa Bunda Hetti. Sosoknya yang sangat hangat membuat suasana cepat mencair. Ia beprofesi sebagai konselor di Pidie. Bunda Hetti memang menamatkan pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling di FKIP Universitas Syiah Kuala (USK).

Ketekunannya menuntut ilmu jangan ditanya. Sekarang pun ia sedang menyelesaikan strata tiga (S-3) Bimbingan dan Konseling di Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia.

Perempuan kelahiran Matang Kumbang, Baktiya, Aceh Utara, ini menjabat Direktur Eksekutif Atjeh Diamond Institute (ADI). Yayasan itu berdiri sejak tahun 2013 dan kini berganti nama menjadi Yayasan Permata Aceh Mulia. Lokasinya tepat di depan Terminal Terpadu Kota Sigli.

Yayasan ini memiliki bangunan yang tak begitu luas dan umumnya difungsikan sebagai ruang belajar. Namun, ada yang unik, selain kelas untuk belajar, juga ada ruangan khusus untuk konsultasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).

Awal berdirinya yayasan ini, karena keinginan Bunda Hetti mengisi waktu kosongnya untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Beranjak dari situ lahirlah yayasan ini, hasil kolaborasi yang sangat luar biasa bersama suaminya.

Program Yayasan Permata Aceh Mulia terdiri atas kelompok bermain, taman kanak-kanak (TK), dan sekolah terapi untuk anak umum, serta untuk anak berkebutuhan khusus.

Di luar itu, ada banyak program pengabdian yang Bunda Hetti lakukan melalui yayasannya, seperti ‘sawue sikula’ yang dilakukan setiap Senin pagi di Kabupaten Pidie.

Ada lagi program konseling trauma bagi anak-anak korban pelecehan seksual dan lainnya. Kehadiran program konseling seperti ini sangat relevan dan tepat momen, mengingat belakangan ini di Kabupaten Pidie banyak sekali terjadi kasus yang melibatkan anak sebagai korban, maupun pelaku. Misalnya, dalam kasus pelecehan seksual, berbuat mesum, maupun kasus pemerkosaan.

Hal itu sangat kita sayangkan sekaligus menyayat hati ketika dibaca. Namun, tugas kita adalah tetap berusaha mencegah agar kasus serupa tidak terulang, sekaligus berupaya membantu menyembuhkan saat sesuatu hal yang tidak kita inginkan terjadi, misalnya trauma psikis. Itulah salah satu yang menjadi fokus perhatian Bunda Hetti melalui program konselingnya. Dia memang konselor ternama di Pidie.

Bunda Hetti juga menggerakkan program ‘parenting’ dan ‘sawue anak-anak yang berkebutuhan khusus’ ke gampong-gampong di kabupaten penghasil melinjo ini.

Kegiatan ‘sawue sikula’ mulai dilakukan sebelum Lebaran tahun 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi sekaligus berbagi tips kepada guru-guru bagaimana cara menghadapi siswa. Semenjak kegiatan ini dilakukan, lebih kurang delapan sekolah yang ada di Pidie sudah didatangi Bunda Hetti dan tim Yayasan Permata Aceh Mulia.

Kasus bimbingan yang baru-baru ini ditangani Bunda Hetti adalah apa yang dialami oleh seorang murid SD di sebuah kampung di Pidie. Siswi tersebut korban perkosaan. Karena khawatir mengganggu psikis korban dan keluarganya, Bunda Hetti merasa terpanggil untuk membantu masa pemulihan traumatik pada korban dan keluarga anak tersebut.

Dengan tulus Bunda Hetti dan tim Yayasan Permata Aceh Mulia mendatangi rumah korban untuk membantu semampunya. Ia membimbing hal yang perlu dijaga oleh keluarga baik dari pola sikap, maupun perilaku terhadap si korban. Sekaligus meyakinkan bahwa mereka akan baik-baik saja.

Sebelum kasus itu, Yayasan Permata Aceh Mulia juga sudah pernah mengunjungi Dayah Rauhul Mudi Al Aziziyah, Jeunieb, Bireuen, di bawah pimpinan Tgk Muhammad Yusuf  Nasir atau Abiya Jeunieb. Bunda Hetti kagum dan termotivasi dengan langkah-langkah yang diambil Abiya Jeunieb dalam mendidik generasi Aceh, terutama anak-anak telantar dan yatim piatu.

Di dayah itu Bunda Hetti membantu untuk menyembuhkan trauma psikis yang dialami oleh beberapa santri. Ia dengan sangat terbuka memberikan bahunya untuk bersandar saat mereka berbagi cerita, sehingga mudah baginya untuk memberikan saran agar trauma mereka bisa terobati.

Pada 16 Oktober 2021 mereka kembali ke Dayah Abiya untuk berbagi ilmu dalam pembentukan dan pengembangan diri serta keterampilan belajar bersama dewan guru.

Emak zaman now

Bunda Hetti merupakan istri dari Pak Mahfuddin Ismail SPdI, MAP yang saat ini menjabat Ketua DPRK Pidie. Sehari-hari, selain mengurus keluarga yang menjadi tugas wajibnya, jebolan S-2 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini juga aktif sebagai dosen tetap pada Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP USK Banda Aceh.

Sejuta kesibukan tidak menghambat keinginannya untuk membantu orang lain. Dedikasinya untuk membantu masyarakat sangat luar biasa. Melalui Yayasan Permata Aceh Mulia yang biasa disingkat YPAM Sigli, pihaknya menyelenggarakan sebuah program terapi gratis bagi anak berkebutuhan khusus untuk masyarakat Pidie. Program ini bisa didapatkan tanpa syarat apa pun.

Program terapi gratis ini bisa diperoleh hanya dengan datang langsung ke yayasan atau menghubungi pihak yayasan meminta Bunda Hetti dan timnya untuk datang. Kedua cara ini sama saja.

Mantan aktivis perempuan dan tipikal “emak zaman now” ini juga kerap diminta untuk mengisi pelatihan-pelatihan dan training di Aceh. Beberapa pengalaman trainingnya, seperti pelatihan terapi untuk penanganan ABK untuk guru SLB se-Aceh, pelatihan pemantapan guru BK se-Aceh, pelatihan keorangtuaan/parenting skill, pelatihan peningkatan kompetensi guru, pelatihan hipnoterapi, dan workshop teknik konseling.

Harapannnya

Semua yang dilakukan Bu Hetti tidak terlepas dari keinginannya untuk memajukan sektor pendidikan di Aceh, khususnya di Pidie. Satu cita-cita yang sangat ingin ia wujudkan adalah mendirikan sebuah sekolah terpadu yang dalam satu kompleks terdiri atas kelompok bermain (play group), taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) hingga jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Selain itu, anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dibina keterampilan dan pengetahuannya, sehingga mereka tumbuh bersama dengan anak-anak yang lain di kompleks sekolah tersebut.

Kompleks pendidikan yang diobsesikan Bu Hetti ini adalah semacam semipesantren yang penyelenggaraannya berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadis.

Selain itu, Bunda Hetti juga berharap pemerintah mendukung penuh dengan melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap anak dan program pengembangan diri kepada orang tua agar dapat memberikan pengasuhan yang baik untuk anak-anaknya.

Bagi Bu Hetti, anak merupakan generasi muda, penerus masa depan. Generasi muda tersebut haruslah menjadi manusia berkualitas, karena di tangan merekalah dunia akan mampu diwujudkan menjadi lebih baik. Dan, kunci keberhasilan pendidikan anak ada pada keluarga, sekolah, dan lingkungan. Jika semua pihak bersinergi membentuk kepribadian dan mendidik si anak, tentulah tingkat keberhasilannya akan sangat baik. Itulah cita-cita mulia Bu Hetti, perempuan hebat dari Matang Kumbang, Aceh Utara, yang kini berkiprah di Pidie. Semoga terwujud. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved