Berita Aceh Barat Daya
Bupati Abdya Ajak Petani Sawit Bayar Zakat: Agar Kita Tidak Termasuk Orang-orang Mendustai Agama
“Maka dari itu, ayo kita bersedekah dan bayar zakat, agar kita semua tidak termasuk orang-orang yang mendustai agama,” pintanya.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Nur Nihayati
“Maka dari itu, ayo kita bersedekah dan bayar zakat, agar kita semua tidak termasuk orang-orang yang mendustai agama,” pintanya.
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim mengajak petani sawit untuk membayar zakat kepada fakir miskin dari penghasilan produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.
“Dengan harga TBS yang sangat tinggi, maka saya berharap para pemilik kebun sawit, agar tidak lupa mengeluarkan zakat, bersedekah dan santuni anak yatim dari hasil sawit itu,” ujar Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH, Kamis (21/10/2021).
Karena, sebut Akmal, dalam surat AL-Quran sangat jelas mengatakan, celaka bagi orang kaya dan orang yang mampu, tidak memperdulikan anak yatim dan fakir miskin.
“Maka dari itu, ayo kita bersedekah dan bayar zakat, agar kita semua tidak termasuk orang-orang yang mendustai agama,” pintanya.
Akmal mengaku, bahwa dengan harga TBS mencapai 2.400 per kilo, sudah selayaknya masyarakat, khususnya petani sawit untuk bersyukur atas limpahan riski yang diberikan Alllah SWT.
Baca juga: Karyawan XL Axiata Bakti Sosial, Bedah Rumah hingga Bangun Jembatan dan Fasilitas Air Bersih
Baca juga: KEJUTAN! Shohibul Fikri/Bagas Maulana Tumbangkan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di Denmark Open 2021
Baca juga: Mediasi Soal Pengelolaan Migas di Aceh Deadlock, Kementerian ESDM Minta Asrizal Cabut Gugatan
“Jika seorang petani itu mendapatkan hasil sawit per bulan Rp 10 juta, maka zakat yang dikeluarkan 2,5 persen hanya Rp 250.000, dan saya rasa itu tidak berat,” katanya.
Menurut Akmal, selama hidupnya, harga TBS mencapai Rp 2.400 per kilo, merupakan harga tertinggi sepanjang sejarah dirasakan oleh masyarakat Abdya.
“Maka, kita petani sawit ini, harus bersyukur dengan harga yang sangat luar biasa tinggi ini, dan tidak lupa membayar zakat dari penghasilan kebun,” katanya.
Dia tambahkan, rakyat Abdya memiliki kebun sawit luasnya mencapai 20 ribu hektar terbentang luas dari perbatasan Babahrot - Nagan Raya hingga Lama Muda, Kuala Batee dengan produksi TBS rata-rata 1.500 ton per hari.
“Jadi, perputaran uang dari sawit ini per hari mencapai Rp 3 miliar lebih, atau Rp 90 miliar lebih per bulan,” ungkapnya.
Jika 50 persen petani sawit mau membayar zakat, sebut Akmal, maka setiap bulannya akan ada uang sebesar Rp 1 miliar yang bisa dibagikan kepada fakir miskin dan anak yatim.
“Jika ini mau kita lakukan, insya Allah, tak ada lagi kita temukan saudara dan tetangga kita, yang tak makan,” cetusnya.
Dalam ilmu fiqih, katanya, kelapa sawit memang tidak dikenakan zakat, karena dikiaskan komoditi dan bukan termasuk makanan pokok. Namun, zakat penghasilan tetap wajib dikeluarkan dari TBS kelapa sawit yang dijual.