Internasional
Mantan Pejabat Intelijen Arab Saudi Ungkapkan Putra Mahkota Merencanakan Membunuhnya
Seorang mantan pejabat tinggi Badan Intelijen Arab Saudi, Saad Aljabri mengaku dirinya telah menjadi target pembunuhan.
SERAMBINEWS.COM, TORONTO - Seorang mantan pejabat tinggi Badan Intelijen Arab Saudi, Saad Aljabri mengaku dirinya telah menjadi target pembunuhan.
Dia mengatakan penguasa kerajaan, Mohammed bin Salman berencana membunuhnya dan menyandera anak-anaknya.
Aljabri membuat tuduhan tentang putra mahkota dalam wawancara pertamanya.
Wawancara, dilakukan oleh Scott Pelley, akan disiarkan di 60 Minutes pada Minggu (24/10/2021) pukul 19:30 ET dan 19:00 PT di CBS.
Aljabri melarikan diri dari Arab Saudi pada 2017 dan saat ini tinggal di Kanada.
Dia mengatakan putra mahkota mengirim regu pembunuh ke Kanada.
Baca juga: Turki Berusaha Perbaiki Hubungan dengan Arab Saudi, Hormati Keputusan Pengadilan Tentang Khashoggi
Hanya beberapa hari setelah kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018.
Komunitas intelijen AS mengatakan Mohammed bin Salman menyetujui operasi terhadap Khashoggi.
Dua anak Aljabri, Sarah dan Omar, telah dicegah meninggalkan Arab Saudi sejak hari Pangeran Mohammed menjadi putra mahkota pada 2017.
Mereka sekarang berada di penjara Saudi, seperti juga menantu Aljabri.
Semuanya dituduh melakukan kejahatan keuangan.
Aljabri mengajukan gugatan terhadap putra mahkota Saudi di Amerika Serikat.
Baca juga: Arab Saudi Desak Masyarakat Internasional Tingkatkan Bantuan Bencana Alam
Sebuah perusahaan Saudi balik menggugat Aljabri di Kanada.
Perusahaan itu mengklaim dia dan mantan bosnya, Pangeran Mohammed bin Nayef, mencuri miliaran dari perusahaan Saudi.
Bin Nayef digulingkan sebagai putra mahkota pada 2017 dan sepupunya, Mohammed bin Salman menggantikannya.