Sumpah Pemuda
Refleksi Sumpah Pemuda, M Husin: Dibutuhkan Revitalisasi Nilai-nilai Kepemudaan
Menurut M Husin, revitalisasi nilai-nilai kepemudaan adalah suatu proses perbuatan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kepemudaan yang sebelumnya b
Penulis: Zubir | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Zubir I Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Baik buruknya suatu bangsa tidak terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi yang kini turut memberi dampak negatif dan dekadensi moral.
"Dengan demikian perlu dilakukan revitalisasi nilai-nilai kepemudaan sebagimana semangat pemuda zaman perjuangan," ujar Plt Kepala Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota Langsa, M Husin S Sos MM, Selasa (26/10/2021).
Menurut M Husin, revitalisasi nilai-nilai kepemudaan adalah suatu proses perbuatan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kepemudaan yang sebelumnya berdaya mulia, baik, benar, dan bermakna luhur.
Ini yang perlu diaktualisasikan agar tidak terpengaruh dengan akulturasi.
Baca juga: Mertua Natta Reza Meninggal Dunia di Meulaboh, Sang Istri Wardah Maulina Tak Bisa Pulang ke Aceh
Hal ini penting dan diperlukan untuk dipahami dan dihayati dalam kehidupan bermasyarakat untuk menangkal ancaman kebangsaan seperti narkoba, informasi hoaks saling menfitnah di media sosial.
Melalui Peringatan Sumpah Pemuda yang ke-93 tahun 2021, ia berharap generasi bangsa lebih selektif terhadap Informasi dan inovasi.
Karena pemuda adalah kekuatan bangsa, calon-calon pemimpin ke depan, pembawa tongkat estapet pembangunan yang harus menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Baca juga: LSM Serambi Edukasi Salurkan Bantuan Sembako untuk Masyarakat Pulau Aceh
Sebagaimana generasi muda yang telah berjasa untuk bangsa ini melalui Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 silam.
Secara historis, tambah M Husin yang juga dosen luar biasa di UNSAM dan IAIN Langsa, lagu kebangsaan Indonesia Raya pertama kali dikumandangkan pada saat Sumpah Pemuda.
Baca juga: SKB CPNS Akan dimulai Pertengahan November 2021, Ini Materi, Bobot Nilai, dan Ketentuan Ujiannya
Karena pengawasan sangat ketat dari Kepolisian Kerajaan Belanda dan menghindari pembubaran serta penangkapan maka lirik “ Merdeka- Merdeka” pada Lagu Kebangsaan diganti menjadi “Mulia-Mulia”.
"Ucapan adalah doa, kita berharap pemuda pemuda sekarang berhati mulia yaitu terhormat, terpuji, dan menggagumkan, jauh dari narkoba, kriminalitas dan mengedepankan moralitas dalam berperilaku katanya," paparnya.(*)