Kajian Islam
Jumat di Masjid HKL: Cinta Rasul ke Umat Melebihi Cintanya Orang Tua pada Anaknya
Rasulullah SAW memang sangat mencintai umatnya sampai sebelum beliau wafat, dengan lembut ia mengucapkan “umatku, umatku, umatku.”
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM – Rasulullah SAW memang sangat mencintai umatnya sampai sebelum beliau wafat, dengan lembut ia mengucapkan “umatku, umatku, umatku.”
Banyak bukti kecintaan Rasulullah SAW kepada umat beliau, bahkan kecintaan kepada umat tersebut bukan hanya sebatas di dunia, di akhirat pun kecintaan Rasulullah kepada umatnya tidak luntur, karena Rasulullah bisa memberikan syafaat kepada siapapun yang beliau kehendaki.
Pembahasan mengenai kecintaan Rasulullah kepada umatnya diulas oleh khatib khutbah Jumat di Masjid Haji Keuchik Leumiek (HKL) Banda Aceh.
Khatib khutbah Jumat (29/10/2021) di Masjid HKL adalah Tengku Asnawi (Ulee Titi) dengan Imam Tgk H Munawir Darwis, Lc, MA.
Dari atas mimbar, khatib menjelaskan bahwa kecintaan Rasulullah kepada umatnya melebihi kecintaan seorang ibu terhadap anaknya.
Perasaan cinta adalah bentuk dari Rahmah yang diciptakan Allah SWT dan tersematkan dalam hati setiap makhluk hidup. Sehingga, dengan adanya kasih sayang tersebut, menjadikan manusia memiliki rasa saling menyayangi dan rasa saling peduli.
Seperti seorang ibu menyayangi anaknya, ayah menyayangi istri dan anaknya. Juga seperti seekor hewan menyayangi anaknya.
Perasaan cinta atau kepedulian ini telah ada di dalam perasaan makhluk hidup, sehingga siapapun bisa merasakannya.
“Cinta atau Rahmah adalah sifat yang diciptakan Allah SWT. Dengan sikap kasih sayang tersebut, muncul rasa kasih sayang kepada sesama makhluk hidup,” ucap khatib.
“Orang tua mencintai anaknya, namun cinta manusia akan sirna, pada akhirnya nanti semua manusia akan nafsi-nafsi di akhirat kelak,” tambah khatib menjelaskan.
Khatib menceritakan, bahwa ada kisah seorang anak kekurangan satu pahala untuk masuk surga, kemudian ia diperintahkan untuk mencari pahala pada siapapun agar bisa masuk dalam surga.
Ia teringat pada ibunya dan menjumpai ibu meminta pahala, namun ketika bertemu dan meminta satu pahala pada ibu, orang tua yang selama di dunia mengorbankan apapun untuk anaknya, berubah menjadi hanya memperdulikan dirinya sendiri.
Teringat pula pada ayah, pergi menjumpai ayah, namun hasilnya juga tetap masih sama, pergi menjumpai anggota kelurga lainnya dan jawabannya juga tetap sama, semua sudah nafsi-nafsi dan mementingkan keselamatan diri sendiri.
Hanya Rasulullah SAW yang memperdulikan, hanya Rasulullah bisa memberikan syafaat kepada hambanya. Kepedulian demikian adalah bentuk kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya.
“Diakhirat kelak, semua akan berubah menjadi nafsi-nafsi, termasuk orang tua kepada anaknya, anak kepada orang tuanya, hanya syafaat Rasulullah SAW yang bisa membantu seorang manusia,” ucap khatib.
Khatib menceritakan mengenai syafaat ini, bahwa sebelumnya Rasulullah diberikan hak untuk memberikan syafaat kepada hambanya, namun syafaat tersebut tidak untuk seluruh umat Nabi Muhammad SAW, melainkan sebagiannya saja.
Beberapa kali Rasulullah memohon, sehingga Allah SWT memberikan hak sepenuhnya kepada Rasulullah SAW untuk memberikan syafaat kepada umatnya, selama umat tersebut tidak menyekutukan Allah.
Apa yang harus dilakukan untuk membuktikan kita mencintai Rasulullah ?
Khatib menerangkan ada beberapa yang bisa dilakukan untuk membuktikan, seorang hamba mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Setidaknya ada tiga cara yang bisa dilakukan, yakni :
Mengingat setiap hari lahir Rasulullah
Mengingat kebahagian terbesar semesta yakni saat kelahiran Rasulullah SAW adalah salah satu cara membuktikan umat mencintai Nabinya. Memperingati kelahiran Rasulullah SAW sama halnya dengan menyambut dengan suka cita kehadiran Rasul.
Mengingat kelahiran Rasul dengan mengadakan ceramah agama dan aktivitas keagamaan lainnya juga sebagai aktivitas membuktikan kecintaan kepada Rasul bukan hanya melalui ungkapan semata.
Bershalawat
Bershalawat adalah bukti mencintai Rasul juga, bershalawat, mengingat Rasul dan mengagungkan nama Nabi Muhammad SAW adalah tindakan seorang Muslim yang mencintai Nabi.
Mustahil seseorang bisa mengingat Rasul sampai bershalawat apabila di dalam hatinya tidak ada kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Dengan bershalawat, seorang Muslim sudah barang tentu mengingat Nabi Muhammad SAW dan tindakannya bernilai pahala.
Menjalankan Sunnah Rasul
Hal lainnya yang bisa dilakukan untuk menunjukkan kecintaan kepada Rasul adalah dengan menjalankan Sunnah yang ditinggalkan.
Sunnah sebagaimana diketahui adalah segala ucapan maupun aktivitas Rasul saat beliau bersama para sahabat, segala tindakan dan aktivitas Rasul adalah ajaran dan bisa dianut oleh umat beliau.
Sebab, apapun yang dilakukan Rasulullah SAW, mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH Grup Zikir Penjara Lhokseumawe, Sandiaga ke Banda Aceh & Seuneut di Pidie
Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH Bungong Jeumpa di PON Papua, Medali Emas dan UAS Menyelam di Pulau Banyak
Baca juga: VIDEO Populer Bahasa Aceh Ibu Antar Anak Ujian CPNS, Nelayan Abdya Mengamuk dan Jenazah di Malaysia