Fakta Polisi Diserang Puluhan Orang, 2 Kali Letusan Senjata, Aipda Eko Bersimbah Darah Dibacok
Selain membacok Aipda Eko Sugiawan, puluhan orang ini juga menghancurkan rumah serta mobil milik abangnya, bernama Edi Susanto.
3. Didatangi Anggota Ormas
Hari berikutnya datanglah anggota ormas ke kantornya dan memaki-maki Edi. Tak lama DK pun datang untuk menyelesaikan permasalahan penyewa mobil.
Kemudian, terjadi perdebatan hingga akhirnya DK menyarankan agar uang sewa dikembalikan oleh Edi. Ternyata pengembalian uang sewa memicu selisih.
"Selisih berapa lagi, kan sudah sepakat, si DK juga yang bilang sepakat. Jadi saya pun pulang," katanya.
Namun, saat itu ia diikuti oleh anggota ormas ini sampai rumah. Di rumah, mereka terlibat cekcok. Tak lama, dua orang karyawan Edi datang dan terjadilah perkelahian dengan anggota ormas itu.
Karena terjadi keributan, ia pun mencoba melerai keributan dan mengusir anggota ormas itu.
"Cabutlah orang itu. Saya berpikir pasti buat laporan polisi mereka. Jadi saya hubungi adik saya yang polisi. Konsultasi saya sama dia," katanya. Edi kemudian menemui aadiknya yang bertugas di Polsek Medan Timur, dan menceritakan persoalannya.
Baca juga: Sewa Truk Berujung Penyerangan Polisi di Medan, Aipda Eko Dibacok, Mobil dan Rumahnya Dihancurkan
Baca juga: Anggota Polsek Medan Timur Dibacok, Berawal Dari Rental Truk, Puluhan Orang Serang Rumah Korban
4. Diserang Puluhan Orang
Saat sedang berbincang dengan Aipda Eko, tiba-tiba istri Edi yang berdinas di Kantor Samsat Putri Hijau memberi kabar bahwa rumahnya diserang oleh puluhan orang.
"Pukul 21.56 WIB masuk telepon dari istri saya, kasih tahu bahwa di rumah sudah ramai didatangi orang dan diserang," sebutnya.
Setelah mendapatkan informasi itu, Edy bersama adiknya langsung menuju ke rumahnya. "Begitu mau masuk ke komplek, sudah ramai kali komplek sudah padat, jadi saya menepi di depan komplek," ujarnya.
"Terakhir keluar mobil Taft, karena tanda dengan mobil saya, ditunjuk-tunjuklah sama mereka, lalu berhentilah mereka," lanjutnya.
5. Terdengar Letusan Senjata
Saat menunggu di depan komplek, Edi mengaku saat itu terdengar dua kali letusan senjata dari dalam komplek.
"Jadi mereka sudah siap merusak rumah, saya buka kaca mobil saya dengar dua kali letusan senjata api. Jadi saya tunggulah keluar mereka," ungkapnya.