Kisah Kejujuran Mualaf Penemu Uang Rp 26 Juta di Masjid Oman
MEDIA sosial baru-baru ini dihebohkan dengan ketulusan hati seorang pria mualaf yang mengembalikan uang jamaah senilai Rp 26 juta
Heboh di Media Sosial
Nama aslinya Fredy Silitonga, berasal dari Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara. Fredy masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Insyafuddin. Merantau ke Aceh dengan niat mencari pekerjaan. Hidupnya memprihatinkan. Tidurnya tak menentu, makan berharap bantuan. Di tengah himpitan hidup yang sulit itu, Insyafuddin menemukan uang Rp 26 juta.
MEDIA sosial baru-baru ini dihebohkan dengan ketulusan hati seorang pria mualaf yang mengembalikan uang jamaah senilai Rp 26 juta. Ia menemukan uang tersebut di teras belakang Masjid Oman Al-Makmur, Lampriet, Kota Banda Aceh.
Kejujuran pria bernama Insyafuddin ini patut diacungi jempol. Pasalnya, ia merupakan seorang mualaf yang tidak memiliki tempat tinggal dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Bahkan untuk tidur saja pun, dia memanfaatkan teras masjid Oman Al-Makmur.
Berkat kejujurannya itulah, pria asal Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara ini mendapat bantuan berupa tempat tinggal. Bantuan tersebut diserahkan langsung kepada Insyafuddin oleh pengurus Masjid Oman Al-Makmur, Lampriek, Banda Aceh.
Hal tersebut disampaikan Insyafuddin yang juga pemilik nama asli Fredy Silitonga ini saat diwawancara Serambi, Sabtu (30/10/2021) di Masjid Oman Al-Makmur, Banda Aceh.
Dia menceritakan, uang itu ditemukannya sekitar lima hari lalu. Sore itu seperti biasa, Insyafuddin sedang membaca buku di teras masjid. Tidak jauh dari lokasinya, dia melihat tas pinggang terletak di lantai tanpa ada seorang pun yang datang untuk mengambilnya.
Menurut dia, uang itu tergeletak di lantai masjid sejak usai shalat Ashar. Karena sudah mulai masuk waktu shalat Magrib, Insyafuddin kemudian memberanikan diri mengambil tas dan membuka untuk melihat isinya.
“Setelah saya buka, saya terkejut, di dalamnya ada sejumlah uang dan satu charger hape. Saya ambil (tas itu), saya pegang, kemudian saya ambil wudhu untuk melaksanakan shalat Magrib,” tuturnya.
Seusai shalat, Insyafuddin kemudian bercerita kepada seorang jamaah di sampingnya bahwa dia menemukan tas berisi uang dan ingin mengembalikannya. Insyafuddin kemudian disarankan menyerahkan tas itu kepada pengurus masjid, agar nanti bisa diumumkan. “Jadi saya serahkan tas itu ke pengurus masjid,” imbuhnya lagi.
Malamnya, setelah shalat Isya, seorang warga yang datang ke Masjid Oman, seperti sedang mencari-cari sesuatu. Ketika ditanya seorang jamaah di masjid, warga tersebut mengaku kehilangan tas.
“Kebetulan jamaah itu mendengar kalau saya menemukan tas, sehingga diminta menjumpai saya. Saya sampaikan, tas itu sudah saya serahkan ke pengurus masjid,” tutur Insyafuddin.
Karena saat itu pengurus masjid sudah pulang, sehingga tas berisi uang tak bisa langsung diambil. Warga yang belakangan diketahui tinggal di Gampong Rukoh itu baru bisa mengambil kembali tasnya seusai shalat Subuh.
“Dia sangat senang sekali. Itu uang katanya bukan uang dia. Itu uang untuk disetor besok pagi. Saya nggak tahu apa profesi orang itu. Dia tidak menyangka bisa menemukan uang itu lagi, karena rentang waktu yang lama,” kata Insyafuddin.
Setelah kejadian tersebut, Insyafuddin lantas dipanggil ke kantor Masjid Oman Al-Makmur untuk menemui pengurus masjid. Mereka ingin mengetahui siapa orang yang telah menemukan tas berisi uang tersebut. Terkesan dengan kejujuran dan ketulusan hati Insyafuddin, pengurus masjid yang mengetahui kondisi Insyafuddin kemudian menawarkan tempat tinggal sekaligus pekerjaan.
"Mereka (pengurus masjid) bermurah hati kepada saya. Setelah kejadian itu mereka bilang ‘bapak nggak usah tidur di teras itu lagi, nanti kami akan carikan bapak kamar untuk tidur’. Kalau ada kerja kesana-kemari nggak usah lagi, di sini aja (Masjid Oman). Kerja apa yang bisa dikerjakan’. Itulah bentuk perhatian dari masjid Oman kepada saya," imbuhnya lagi.
Berkat bantuan tersebut, mualaf yang merupakan anak ke-6 dari 9 bersaudara ini merasa sangat bersyukur. Ia pun mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pihak Pengurus Masjid Oman Al-Makmur, Lampriek, Banda Aceh.
"Saya berterima kasih, karena selama ini terus terang tidur nggak tentu di mana, sekalian saya dapat kerjaan di sini, jadi saya berterima kasih, bersyukur pada Allah, mungkin inilah kebaikan buat saya," pungkasnya.
Dilansir laman Masjid Oman Al-Makmur, Insyafuddin adalah seorang mualaf yang berasal dari Sumatera Utara. Ia dulunya merantau ke Aceh untuk bekerja. Namun, saat ini ia sudah tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Sehari-hari ia tinggal di Masjid Oman Al-Makmur.
Untuk makan pagi, dia shalat di Masjid RSUZA karena tersedia sarapan pagi bagi jamaah yang tidak mampu. Kemudian pada siang harinya, ia rela berjalan jauh dari Lampriek ke Masjid Taqwa Muhammadiyyah Merduati untuk mendapatkan nasi bungkus gratis.
Menurut jamaah Masjid Oman, Insyafuddin merupakan sosok yang selalu menjaga shalat lima waktu dan panjang dalam berdoa. Ia sering membaca buku yang tersedia di Masjid Oman. Sehari-hari ia sering duduk-duduk di pos keamanan Masjid Oman, bercengkrama dengan jamaah masjid lainnya.
Atas kejujurannya itu, pengurus Masjid Oman Al-Makmur memberikan ruangan khusus untuk dirinya tinggal di masjid tersebut. Ia juga diberikan pekerjaan sebagai petugas kebersihan masjid, agar memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhannya.(syamsul azman/firdha ustin)