BSI Salurkan Dana KUR Rp 1,2 T
Hingga 30 September 2021, penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2021 yang dilakukan Bank Syariah Indonesia (BSI)
BANDA ACEH - Hingga 30 September 2021, penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2021 yang dilakukan Bank Syariah Indonesia (BSI) sudah mencapai Rp 1,2 triliun dari pagu Rp 1,4 triliun. Demikian disampaikan Retail Pinancing Business Deputy BSI, Saiful Mahdir, kepada Serambi, Senin (1/11/2021).
Dikatakan, jika pagu dana KUR yang diberikan tahun ini bisa habis disalurkan bulan ini, pemerintah pusat akan menambah lagi Rp 500 miliar. Sehingga total pagu dana KUR Aceh tahun 2021 nanti jumlah bisa mencapai Rp 1,9 triliun.
“Sektor usaha penyerap dana KUR diantaranya perdagangan, perikanan, perhotelan, restoran, transportasi, telekomunikasi, listrik, air, perumahan dan lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Achris Sarwani, mengapresiasi BSI Aceh, selaku bank penyalur dana KUR karena sudah bekerja baik dan maksimal membantu masyarakat Aceh yang membutuhkan tambahan modal usahanya di tahun kedua masa pandemi Covid-19 melalui dana KUR.
Dikatakan, menurut data outstanding KUR Aceh 2021 di BI, jumlah dana KUR yang telah tersalur dan masih dimanfaatkan serta belum dikembalikan masyarakat Aceh sampai saat ini, nilainya cukup besar sudah mencapai Rp 2,6 triliun.
Achris menyatakan, masyarakat masih membutuhkan dana KUR itu, sampai tahun kedua masa pandemi covid 19 ini, sehingga mereka tidak cepat-cepat mengembalikan dana KUR tersebut. Dana KUR yang disalurkan BSI Aceh senilai Rp 1,2 triliun itu, merupakan dana KUR yang baru, yang disalurkan tahun 2021. Sedangkan dana KUR secara menyeluruh, dari beberapa tahun sebelumnya, yang telah tersalur dan masih dimanfaatkan masyarakat (outstanding), nilainya sampai posisi September 2021 sudah mencapai Rp 2,6 trilliun.
Dari 15 belas sektor usaha yang menyerap dana KUR, sebut Achris, sektor usaha yang paling besar menyerapnya adalah usaha perdagangan besar dan eceran mencapai Rp 1,2 triliun.
Selanjutnya sektor pertanian menyerap senilai Rp 732,274 miliar. Kemudian sektor industri pengolahan menyerap senilai Rp 202,787 miliar.
Selain tiga sektor usaha tersebut di atas, lanjut Achris Sarwani, masih ada beberapa sektor usaha lainnya yang serapan dana KUR nya sedikit besar yaitu, sektor usaha penyediaan akomodasi dan penyediaan makan - minum, diantaranya sektor usaha resturan, café, parawisata da perhotelan menyerap senilai Rp 116,612 miliar.
Kemudian, sektor usaha jasa kemasyarakatan menyerap Rp 219,653 miliar, sektor usaha perikanan menyerap senilai Rp 61,677 miliar. Sektor transportasi, gudang dan komunikasi menyerap seniali Rp 47,837 miliar.
Sektor usaha perumahan, usaha sewa dan jasa perusahaan menyerap Rp 34,864 miliar. Sektor usaha jasa kesehatan dan sosial menyerap senilai Rp 27,038 miliar.
Kepala Dinas Perdagangan Aceh, Mohd Tanwir mengatakan, meningkatnya daya serap dana KUR di sektor perdagangan karena membaiknya volume usaha. Karena volume usaha meningkat, katanya, dibutuhkan tambahan modal usaha. Salah satu sumber pembiayaannya dari dana KUR.
Dikatakan, sektor usaha perdagangan di Aceh kembali bangkit setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19. Meski tahun ini masih pandemi Covid-19, namun sejumlah pedagang besar, ritail, dan UMKM mulai menggeliat kembali.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Cut Huzaimah. Dikatakan, naiknya penyerapan dana KUR di sektor petanian pada tahun ini sebesar 454 persen, menjadi Rp 732,274 miliar karena banyak kelompok tani yang mulai memperluas jenis komoditi yang ditanam, atau dari tanaman padi ke bawang merah, cabai merah, tomat, nilam, serai wangi, jagung, dana beberapa komoditi perkebunan, seperti kelapa sawit, pinang, coklat dan lainnya.
Dikatakan, kelompok tani tidak ingin terus larut dalam suasana pandemi Covid-19. Mereka kini sudah bangkit kembali, membuka lahan usaha pertanian dan perkebunannya, untuk berproduksi.(her)