Internasional
Bom Bunuh Diri Hantam Rumah Sakit Kabul, Seorang Komandan Senior Taliban Tewas
Kelompok ISIS-K kembali melakukan serangan bom bunuh di sebuah rumah sakitt di Kabul, Afghanistan. Seorang komandan militer Taliban tewas di tempat
Sebagai tanggapan, penguasa baru Kabul mengerahkan pasukan khusus ke atap gedung dengan helikopter yang direbut dari pemerintah Afghanistan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di saluran Telegramnya, ISIS-K mengatakan lima pejuang kelompoknya melakukan serangan terkoordinasi secara simultan.
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengecilkan jumlah korban tewas.
Dia mengatakan serangan itu dihentikan hanya dalam waktu 15 menit berkat intervensi cepat.
Meskipun ISIS dan Taliban, sama-sama militan Islam Sunni garis keras, mereka berbeda dalam strategi.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Taliban Tampil di Kandahar, Kemunculan Pertama Usai Kuasai Afghanistan
ISIS-K telah mengklaim empat serangan sejak pengambilalihan Taliban pada 15 Agustus 2021.
Seperti ledakan bom bunuh diri yang menargetkan masjid Muslim Syiah.
Kelompok ini menganggap Muslim Syiah sebagai bidat.
Rumah sakit, yang merawat tentara yang terluka dari Taliban dan mantan pasukan keamanan Afghanistan, diserang pada tahun 2017.
Saat itu, sejumlah pria bersenjata yang menyamar sebagai personel medis.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 30 orang dalam pengepungan selama berjam-jam.
Serangan 2017 juga diklaim oleh kelompok ISIS-K dan Taliban membantah bertanggung jawab.
Saksi mata pada Selasa (2/11/2021) menggambarkan adegan teror, ketika pasien dan dokter mencoba mengunci diri di lantai atas saat tembakan meletus.
Seorang wanita yang terperangkap di rumah sakit ketika serangan dimulai.
Dia menggambarkan bagaimana dia dan temannya seperti akan mati, dan hidup akan berakhir.
Baca juga: Dua Ledakan Disertai Tembakan Guncang Afghanistan, 19 Warga Tewas dan Puluhan Luka-luka
“Ada ledakan di pintu,” kata Rowana Dawari, seorang penyair dan dosen.
“ISIS-K datang dan mulai menembak dan kami terjebak," ujarnya.
"Kami mendengar tembakan, kaca pecah dan kami mengunci diri di kamar mandi,” ujranya.
“Kemudian, Taliban datang dan kami melihat mereka bersama dokter, jadi kami tahu itu baik-baik saja," ungkapnya.(*)