113 Tahun Meninggalnya Tjoet Njak Dhien

Sebelum Dibuang ke Batavia dan Meninggal, Tjoet Njak Dhien Sempat Setahun di Mersah Paloh Celala

Tjoet Njak Dhien mengundurkan diri ke Tanah Gayo untuk menghindari kejaran pasukan kolonialis Belanda yang terus mencarinya.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Inilah bangunan Mersah Paloh, tempat tinggal Tjoet Njak Dhien selama di Celala 

Tjoet Njak Dhien mengundurkan diri ke Tanah Gayo untuk menghindari kejaran pasukan kolonialis Belanda yang terus mencarinya.

Laporan Fikar W Eda | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Selama  tahun 1900 hingga pertengahan tahun 1901 Tjoet Njak Dhien dan pasukannya tinggal di Kampung Celala, Kecamatan Celala, Aceh Tengah

Tjoet Njak Dhien mengundurkan diri ke Tanah Gayo untuk menghindari kejaran pasukan kolonialis Belanda yang terus mencarinya.

Kedatangan Tjoet Njak Dhien disambut hangat oleh raja, Pengulu Rakyat Gayo.

Selama di Celala, Tjoet Njak Dhien, menempati sebuah "mersah" bangunan terbuat dari kayu.

Masyarakat menyebut tempat itu "Mersah Paloh" terletak dekat Umah Paloh, milik Raja Cik dari belah Melala Bebesen di Celala.

Mersah dalam bahasa Gayo adalah masjid kecil atau meunasah di Aceh pesisir.

Baca juga: Rumah Tjoet Njak Dhien Tetap Jadi Tempat Ngaji Anak-anak, Senjata Rencong Dirawat Keraton Sumedang

Sedangkan "Paloh" artinya bawah. Disebut Mersah Paloh, artinya mersah bawah karena letaknya di dataran lebih rendah.

Kisah tinggalnya Tjoet Njak Dhien dan pasukannya di Mersah Paoh Celala diceritakan dalam buku "Perang Gayo Alas Melawan Kolonialis Belanda" yang ditulis oleh MH Gayo dan diterbitkan PN Balai Pustaka 1982.

Selama di Celala, tulis MH Gayo, juga mendapat pengawalan kuat dari pejuang-pejuang Gayo.

Tjoet Njak Dhien dan pasukannya meninggalkan Celala pada pertengahan tahun 1901 menuju Beutong.

Keberangkatan Tjoet Njak Dhien diantar dan dikawal pejuang-pejuang Gayo.

Baca juga: Nasir Djamil Ajak Milenial Tonton Film Cut Nyak Dhien, Forbes Sedia Tiket Gratis untuk Pemuda Aceh

Pada 4 November 1905 Tjoet Njak Dhien ditangkap Belanda atas "bocoran" dari  Pang Laot, seorang panglima pasukan Tjoet Njak Dhien.

Pang Laot merasa kasihan karena alasan kesehatan Tjoet Njak Dhien yang makin memburuk.

Seperti tertera dalam catatan sejarah, Belanda kemudian membuang Tjoet Njak Dhien ke Batavia pada 1906 dan kemudian ditempatkan di Sumedang, Jawa Barat, hingga ia meninggal dunia pada 6 November 1908.

Lantas bagaimana keadaan Mersah Paloh tempat tinggal Tjoet Njak Dhien itu sekarang ini? 

"Masih ada  dan sampai sekarang tetap berfungsi sebagai mersah," kata Yasir Arafat, S.IP, Reje Kampung Kuyun, Kecamatan Celala.

Letak kampung Kuyun dengan Mersah Paloh sekitar 5 menit perjalanan.

Yasir Arafat menyampaikan, masyarakat Celala juga mengetahui bahwa di tempat itu pernah tinggal Tjoet Njak Dhien, salah seorang Pahlawan Nasional yang sangat dihormati di Sumedang, Jawa Barat. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved