Internasional

Rusia Hentikan Jaringan Distribusi Gas ke Eropa, Pasukan Dikerahkan ke Perbatasan Ukraina

Rusia secara dramatis menghentikan pasokan gas melalui jalur pipa ke Eropa. Rusia langsung mengumpulkan pasukan di perbatasan baratnya, yang memicu t

Editor: M Nur Pakar
AFP
Citra satelit yang diambil pada 1 November 2021 menunjukkan peralatan militer Rusia dekat kota Yelnya, Rusia barat. 

SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Rusia secara dramatis menghentikan pasokan gas melalui jalur pipa ke Eropa.

Rusia langsung mengumpulkan pasukan di perbatasan baratnya, yang memicu tanggapan militer dari AS.

Gazprom yang dikendalikan negara telah mengurangi separuh pasokan ke Ukraina sejak Senin (1/11/2021).

Kemudian, Rusia memotong gas sepenuhn ke jaringan pipa melalui Polandia.

Langkah tersebut telah dilihat sebagai upaya terbaru Kremlin meningkatkan tekanan pada Jerman untuk menyetujui pipa Nord Stream 2 baru yang langsung menuju Jerman.

Seorang jenderal tinggi AS mengatakan Amerika Serikat sedang memantau pergerakan militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina.

Baca juga: Rusia Kembali Laporkan Kasus Harian Covid-19 Tertinggi, Pekerja Diminta Tetap di Rumah

Hal itu menyusul laporan tentang pembangunan militer di barat Rusia, seperti dilansir AP, Kamis (4/11/2021).

Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS mengatakan Washington tidak segera tahu apa yang harus dilakukan.

“Kami telah melihat ini sebelumnya… " ujarnya.

"Apa artinya ini? tanyanya.

"Kami belum tahu, terlalu dini untuk mengatakannya,” ujar Milley.

Dia mengatakan, bagaimanapun, AS tidak melihat sesuatu yang terang-terangan secara agresif.

Media AS selama akhir pekan merilis gambar satelit yang menunjukkan pembangunan militer di dekat kota Yelnya, barat daya Rusia, dekat Belarus.

Para petinggi Ukraina telah menepis laporan tentang meningkatnya ancaman Rusia.

Dikatakan, mereka belum mengamati adanya peningkatan persenjataan atau pasukan Rusia di perbatasan,.

Kementerian Pertahanan Ukrainia mengatakan Rusia masih memiliki sekitar 90.000 tentara di wilayah baratdaya dekat Ukraina.

Seorang juru bicara Kremlin menegaskan kembali sikap Moskow, Rusia bebas mempertahankan kehadiran militer di wilayahnya sendiri di manapun.

Baca juga: Kapal Perang Rusia Usir Kapal Perusak Amerika Serikat, Kemenhan Panggil Atase Militer

Laporan tentang manuver militer Rusia telah membawa kembali ingatan tentang penumpukan 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina musim semi ini.

Sehingga, membuat Ukraina dan Barat gelisah selama berminggu-minggu.

Kemudian, Moskow menyebutnya sebagai latihan rutin dan memerintahkan pasukan kembali ke pangkalan.

Konflik tujuh tahun Rusia dengan Kyiv, yang menewaskan lebih dari 13.000 orang di Ukraina timur mendapat dimensi baru.

AS telah menarik keberatannya terhadap Nord Stream 2.

Kyiv menggambarkan Nord Stream 2 sebagai alat paksaan Kremlin yang bertujuan untuk menghukum Ukraina.

Vladimir Putin telah mengisyaratkan Rusia siap mengirim lebih banyak gas ke Eropa, yang menghadapi krisis energi.

Tetapi, jjika Jerman mempercepat persetujuannya untuk pipa tersebut.

Keputusan Gazprom minggu ini memangkas pasokan melalui Ukraina diyakini bertujuan memaksa Jerman menyetujui Nord Stream 2.

Baca juga: Rusia Menjadi Tuan Tumah Pembicaraan Taliban, Serukan Pemerintahan Inklusif

Pendekatan keras Rusia muncul di tengah negosiasi koalisi untuk membentuk pemerintahan baru di Jerman.

Sosial Demokrat, yang bersikeras persetujuan untuk pipa adalah masalah teknis.

Regulator Jerman akan memberikan keputusannya pada akhir Januari 2021, tetapi pipa bisa ditunda lebih lanjut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved