Kesehatan
Tips Atasi Gejala Sesak Napas dan Sulit Tidur Akibat Asam Lambung Naik, Perhatikan Posisi Tidur
Ahli Gastroenterologi dari Clinic Cleveland, Scott Gabbard, MD menyebutkan, gangguan ini bisa terjadi karena pengaruh posisi tubuh serta gaya gravitas
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Mursal Ismail
Perlu diketahui, sesak napas adalah salah satu gejala penyakit asam lambung kronis atau disebut gastroesophageal reflux disease (GERD).
SERAMBINEWS.COM - Berikut adalah beberapa tips sederhana untuk mengatasi gejala sesak napas akibat naiknya cairan asam lambung.
Sesak napas biasanya sering dikaitkan dengan penyakit jantung atau paru-paru.
Akan tetapi, sesak napas juga bisa diakibatkan oleh gangguan pencernaan.
Perlu diketahui, sesak napas adalah salah satu gejala penyakit asam lambung kronis atau disebut gastroesophageal reflux disease (GERD).
Oleh sebab itu, tak heran jika ada sebagian penderita asam lambung yang mengalami sesak napas ketika gejala kondisi ini sedang kambuh.
Cara atasi sesak napas karena asam lambung naik
Jika mengalami sesak napas yang berhubungan dengan naiknya asam lambung, ada beberapa tindakan kecil yang bisa dilakukan.
Baca juga: Tips Atasi Asam Lambung, Mudah dengan Membuat Obat Alami, Ikut Langkahnya!
Baca juga: Cara Mengatasi Gangguan Tidur di Malam Hari Karena Asam Lambung Sedang Naik
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan jika mengalami sesak napas karena cairan asam lambung naik seperti dilansir dari laman Medical News Today.
1. Tinggikan sedikit sandaran kepala saat tidur. Cara ini dapat membantu mencegah cairan asam lambung naik ke kerongkongan saat tidur.
2. Tidur dalam posisi nyaman yang membuat tubuh tetap sejajar.
3. Hindari menggunakan pakaian ketat, ikat pinggang atau aksesoris lain yang bisa menekan perut.
4. Tidak berbaring atau tidur dalam waktu kurang dari 3 jam setelah makan.
5. Identifikasi pemicu gejala GERD dan hindari. Misalnya, jika makanan asam seperti jeruk atau saus bisa memicu GERD, maka hindari makanan tersebut.
6. Hindari makan dalam porsi besar. Cobalah makan dengan porsi kecil, tapi sering.
7. Hindari makan menjelang waktu tidur.
8. Berhenti merokok dan kurangi atau hilangkan asupan alkohol.
9. Kelola stress.
10. Minum obat yang dapat membantu menekan refluks asam dan mencegah komplikasi dari GERD, di antaranya antasida, proton pump inhibitor (PPI) atau H2 receptor blocker.
Baca juga: 3 Cara Menetralkan Asam Lambung, Bisa Minum Air Putih, Begini Caranya
Kenapa saat asam lambung naik bisa bikin sesak?
Melansir Healthline, ada beberapa penyebab asam lambung bisa bikin sesak napas.
Cairan asam lambung dari perut yang naik ke kerongkongan tanpa disengaja masuk ke paru-paru.
Ini biasanya terjadi saat tidur. Akibatnya, saluran udara di paru-paru mengalami pembengkakan dan memicu asma atau pneumonia aspirasi.
Kondisi inilah yang membuat penderita GERD mengalami sesak, batuk, dan mengi.
Cairan asam lambung yang naik dari perut menuju kerongkongan bisa juga memicu refleks saraf.
Hal ini membuat saluran udara menyempit untuk mencegah cairan asam keluar, sehingga membuat penderitanya sesak napas.
Di samping itu, penyebab asam lambung naik membuat sesak napas juga diyakini karena aliran dari cairan asam ini menyebabkan cedera pada lapisan tenggorokan, saluran udara dan paru-paru.
Bagi orang yang memiliki asma sebelumnya, kondisi ini bisa memicu serangan.
Mengingat ada beberapa alasan kenapa asam lambung naik bisa bikin sesak, maka penting bagi setiap penderita untuk mengelola penyakitnya.
Baca juga: Ternyata, Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Asam Lambung, Yogurt hingga Jahe, Ini Alasannya
Asam lambung naik juga bikin penderita sulit tidur
Selain sesak napas, naiknya cairan asam ini juga mempengaruhi kualitas tidur penderita.
Melansir Healthline, menurut National Sleep Foundation (NSF), refluks asam menjadi salah satu penyebab utama gangguan tidur di antara orang dewasa berusia antara 45 dan 64 tahun.
NSF juga menemukan, bahwa orang dewasa di Amerika Serikat yang mengalami refluks asam pada malam hari juga cenderung melaporkan gejala terkait tidur seperti:
- insomnia
- kantuk di siang hari
- sindrom kaki gelisah
- sleep apnea
Ada beberapa alasan mengapa refluks asam bisa membuat penderitanya jadi sulit untuk tidur, terutama jika penyakit ini kambuh pada malam hari.
Ahli Gastroenterologi dari Clinic Cleveland, Scott Gabbard, MD menyebutkan, gangguan ini bisa terjadi karena pengaruh posisi tubuh serta gaya gravitasi.
Saat berdiri tegak atau duduk, gravitasi dapat mengurangi dampak refluks makanan dari perut menuju kerongkongan.
Namun, dalam posisi berbaring atau tidur, gravitasi tidak lagi membantu mendorong asam lambung turun, sehingga lebih mudah terjadi refluks.
Baca juga: Simak, Daftar Makanan dan Minuman yang Efektif Mencegah Naiknya Asam Lambung, Apa Saja?
Melansir sleepfoundation.org, dalam jurnal yang diterbitkan oleh National Center for Biotechnology Information (NCBI), disebutkan juga bahwa penurunan menelan saat tidur juga berpengaruh.
Saat tidur orang tidak menelan sesuatu, sehingga kekuatan penting yang mendorong asam lambung ke bawah pun berkurang.
Begitu juga dengan produksi air liur yang berkurang ketika tidur.
Padahal air liur juga dapat membantu menetralkan asam lambung.
Kombinasi dari ketiga hal itu dapat memfasilitasi kebocoran asam lambung ke kerongkongan.
Jika kondisi ini terjadi dalam durasi yang cukup lama, berpotensi menyebabkan gejala GERD yang lebih parah, termasuk yang dapat mengganggu tidur.
Cara atasi sulit tidur karena GERD
Menurut Sleep Fondation, tidak ada solusi tunggal yang bisa bekerja untuk mengatasi gangguan tidur bagi penderita GERD.
Akan tetapi, perubahan pola hidup dapat mengurangi potensi pemicu GERD, sehingga bisa meningkatkan kualitas tidur.
Jika asam lambung naik pada malam hari dan menimbulkan gejala ganguan sulit tidur, beberapa tips yang bisa dilakukan yaitu:
1. Tidur di sisi kiri
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa tidur di sisi kiri adalah posisi tidur terbaik untuk penderita GERD.
Tidur dengan sisi kiri ke bawah dapat mengurangi refluks asam ke kerongkongan.
Sementara tidur dalam posisi lain, termasuk telentang, dapat membuat refluks lebih mungkin terjadi.
2. Tinggikan kepala tempat tidur
Meninggikan bagian kepala tempat tidur juga bisa mengurangi refluks asam lambung naik kembali ke kerongkongan saat tidur.
Bukan hanya menggunakan bantal di bawah kepala.
Clinic Cleveland bahkan merekomendasikan untuk menggunakan penambah tempat tidur.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa posisi kepala lebih tinggi dari kaki.
Menaikkan kepala tempat tidur setinggi 6 inci seringkali dapat memberikan hasil yang bermanfaat.
3. Jangan berbaring setelah makan
Menyelesaikan makan setidaknya tiga jam sebelum berbaring dapat memberi waktu bagi perut untuk mencerna.
Sehingga dapat mengurangi kemungkinan refluks.
Hindari merebahkan tubuh setidaknya tiga sampai empat jam setelah makan.
Selain tips itu, ada beberapa langkah lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala GERD pada malam hari.
Langkah-langkah ini direkomendasikan oleh Dr Gabbard seperti dilansir dari web Clinic Cleveland, yaitu:
- Menurunkan berat badan.
- Berhenti merokok.
- Perhatikan sensitivitas makanan. Hindari makanan yang dapat memicu masalah pencernaan seperti tomat, lemon atau produk susu .
- Hindari makan dalam porsi besar. Cobalah makan dengan porsi kecil tapi sering. Upayakan mengonsumsi makanan kurang lemak. Untuk seseorang dengan sakit maag kronis, makan kurang dari 500 kalori dan 20 gram lemak sangat ideal.
- Hindari makan menjelang waktu tidur.
- Minum obat yang dapat membantu menurunkan asam lambung.
International Foundation for Gastrointestinal Disorders (IFFGD) juga menyarankan beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur bagi penderita GERD.
Tindakan yang disarankan meliputi:
- tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari
- tidur di lingkungan yang sunyi, gelap, dan bebas dari perangkat elektronik
- menghindari kafein 8 jam sebelum tidur, karena mungkin perlu waktu lama agar efeknya hilang. (Serambinews.com/Yeni Hardika)